Kemenag di Perbatasan Berperan Strategis Sebarkan Konten Positif Keagamaan
Kamis, 15 Agustus 2024 - 13:36 WIB
BINTAN - Para pegawai humas Kementerian Agama (Kemenag) di daerah kepulauan dan perbatasan terluar memiliki posisi dan peran sangat strategis dalam menginformasikan keberhasilan layanan keagamaan secara lebih luas.
Dengan berbagai keterbatasan fasilitas dan cakupan wilayah kerja yang sangat luas, humas bisa memanfaatkan situasi tersebut menjadi nilai lebih. Termasuk dalam publikasi isu keagamaan, publik akan sangat tertarik karena kontennya cenderung berbeda dengan umumnya wilayah lain.
"Tugas humas di wilayah perbatasan seperti Kepulauan Riau (Kepri) ini pasti tak ringan. Tapi tak perlu berkecil hati, justru konten di perbatasan itu selalu memiliki nilai berita sangat tinggi (news value). Di sinilah peran humas menjadi sangat vital bagaimana mengemas pemberitaan yang menarik sekaligus dilirik oleh khalayak," ujar Redaktur Senior Sindonews.com Abdul Hakim dalam Workshop Kehumasan yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kepulauan Riau di Bintan, Rabu (14/8/2024).
Menurut Hakim, banyak isu keagamaan yang bisa diangkat publikasinya hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Seperti keberhasilan program Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA), transformasi layanan digital atau praktik moderasi beragama, menurutnya, menjadi isu seksi yang sangat diminati oleh kalangan media massa.
Demikian pula, humas di madrasah juga bisa membuat konten tentang prestasi anak didiknya, guru maupun tenaga pendidikan yang harus berjuang keras untuk mencapai keberhasilan. Untuk menggaungkan informasi lebih masif, tentu dibutuhkan pola pemberitaan yang lebih komprehensif.
"Jelas dibutuhkan pranata humas Kemenag yang multitasking, artinya bisa menulis, membuat video untuk kebutuhan share di media sosial dan bekerja taktis. Potensi itu sangat terbuka untuk dimaksimalkan karena kini hampir semua pekerjaan itu bisa dilakukan lewat smartphone dan layanan internet sudah tidak jadi masalah di daerah perbatasan seperti Natuna, Lingga dan Anambas," tandas Hakim.
Dengan berbagai keterbatasan fasilitas dan cakupan wilayah kerja yang sangat luas, humas bisa memanfaatkan situasi tersebut menjadi nilai lebih. Termasuk dalam publikasi isu keagamaan, publik akan sangat tertarik karena kontennya cenderung berbeda dengan umumnya wilayah lain.
"Tugas humas di wilayah perbatasan seperti Kepulauan Riau (Kepri) ini pasti tak ringan. Tapi tak perlu berkecil hati, justru konten di perbatasan itu selalu memiliki nilai berita sangat tinggi (news value). Di sinilah peran humas menjadi sangat vital bagaimana mengemas pemberitaan yang menarik sekaligus dilirik oleh khalayak," ujar Redaktur Senior Sindonews.com Abdul Hakim dalam Workshop Kehumasan yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kepulauan Riau di Bintan, Rabu (14/8/2024).
Menurut Hakim, banyak isu keagamaan yang bisa diangkat publikasinya hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Seperti keberhasilan program Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA), transformasi layanan digital atau praktik moderasi beragama, menurutnya, menjadi isu seksi yang sangat diminati oleh kalangan media massa.
Demikian pula, humas di madrasah juga bisa membuat konten tentang prestasi anak didiknya, guru maupun tenaga pendidikan yang harus berjuang keras untuk mencapai keberhasilan. Untuk menggaungkan informasi lebih masif, tentu dibutuhkan pola pemberitaan yang lebih komprehensif.
"Jelas dibutuhkan pranata humas Kemenag yang multitasking, artinya bisa menulis, membuat video untuk kebutuhan share di media sosial dan bekerja taktis. Potensi itu sangat terbuka untuk dimaksimalkan karena kini hampir semua pekerjaan itu bisa dilakukan lewat smartphone dan layanan internet sudah tidak jadi masalah di daerah perbatasan seperti Natuna, Lingga dan Anambas," tandas Hakim.
tulis komentar anda