Pasar Tumenggungan Kebumen Kian Memprihatinkan, Travelator Tak Berfungsi Sejak Dibangun

Rabu, 31 Juli 2024 - 07:53 WIB
Kondisi Pasar Tumenggungan Kebumen semakin memprihatinkan. Selain mengalami penurunan jumlah pengunjung, beberapa fasilitas pasar juga rusak. Foto/Ist
KEBUMEN - Kondisi Pasar Tumenggungan, Kebumen semakin memprihatinkan. Selain mengalami penurunan jumlah pengunjung, beberapa fasilitas pasar juga rusak dan tidak berfungsi, termasuk empat travelator yang seharusnya mendukung aksesibilitas di pasar tersebut. Padahal, anggaran pembangunan pasar ini mencapai Rp50 miliar.

Para pedagang mengeluhkan rusaknya travelator yang telah terjadi sejak awal pembangunannya pada 2012. Mereka menyayangkan kondisi ini karena travelator tak pernah berfungsi dengan baik dan kini semakin parah dengan kaca yang pecah.

"Travelator sudah tidak berfungsi lebih dari 10 tahun. Katanya biaya listriknya mahal, tapi kalau sudah lama nggak berfungsi bisa jadi rusak karena nggak terawat," ujar Mukharir, seorang pedagang lampu hias yang menempati lantai dua pasar, Selasa (30/7/2024).



Mukharir mengingat bahwa setelah peresmian, travelator sempat berfungsi namun kemudian mati dan tidak pernah diperbaiki lagi. Ia berharap travelator bisa dioperasikan kembali agar pasar terlihat modern dan dapat menarik lebih banyak pengunjung.



"Dulu, travelator dipasang supaya pasar lebih ramai dan modern, tapi sekarang malah tidak berfungsi karena alasan biaya listrik yang mahal. Kalau sudah tahu mahal kenapa dipasang dari awal? Sekarang malah rusak dan tidak terawat," keluhnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Kebumen, Haryono Wahyudi, mengakui bahwa travelator di Pasar Tumenggungan sudah rusak sejak lama dan biaya perbaikannya sangat mahal.

"Sempat dilakukan perbaikan, tapi rusak lagi karena biayanya mahal. Sekali perbaikan bisa mencapai Rp50 juta. Kami tidak memiliki anggaran lagi untuk perbaikan. Bahkan, biaya listrik per bulan bisa mencapai Rp20 juta," jelas Haryono.

Haryono menjelaskan bahwa proyek pembangunan travelator ini merupakan bagian dari pembangunan pasar oleh PT Relis Sapindo Utama dengan total anggaran mencapai Rp50 miliar, dan khusus untuk travelator sekitar Rp4 miliar. Ia menyayangkan travelator yang rusak parah dan membutuhkan anggaran besar untuk perbaikan.

"Travelator sebenarnya untuk memudahkan pengunjung naik ke lantai atas tanpa merasa capek. Namun, karena tidak berfungsi, banyak pengunjung enggan naik ke lantai dua, mengakibatkan penurunan jumlah pembeli dan beberapa kios tutup," tambahnya.

Beberapa pedagang mengaku telah mengadu ke Disperindag KUKM akibat sepinya pembeli, terutama di lantai dua. Mereka menyebut bahwa minat masyarakat untuk datang ke pasar khususnya ke lantai dua menurun drastis karena tidak berfungsinya travelator.

"Sepinya pengunjung di lantai dua salah satunya disebabkan oleh travelator yang tidak berfungsi. Banyak toko baju di lantai atas yang terpengaruh karena sepinya penjualan," ujarnya.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content