Inovasi Baru, Mahasiswa UMM Olah Limbah Kulit Jeruk di Malang Jadi Briket
Jum'at, 19 Juli 2024 - 11:12 WIB
MALANG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyulap limbah kulit jeruk menjadi briket yang bernilai. Inovasi ini didasari pada banyaknya produksi jeruk di Kabupaten Malang, tapi kulitnya hanya menjadi sampah yang dibuang begitu saja.
Mahasiswa UMM mengolah limbah kulit jerukmenjadi briket yang bernilai. Foto/Avirista Midaada
Mereka melakukan inovasi pengolahan limbah kulit jeruk menjadi briket melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ketua tim PKM-PM limbah jeruk Berlinda Amalia Diami menuturkan, ia menemukan limbah kulit jeruk bisa diolah menjadi barang yang lebih berharga, salah satunya briket. Diketahui briket merupakan bahan bakar untuk menyalakan sumber api untuk kompor.
"Kebanyakan masyarakat di sana berprofesi sebagai petani jeruk. Mereka kebanyakan hanya mengandalkan penghasilan dari perkebunan yang dimilikinya, dan tidak mendapatkan pendapatan yang pasti. Maka, kami bekerjasama dengan karang taruna setempat dan beberapa petani jeruk berupaya untuk mengumpulkan limbah kulit jeruk yang kemudian diolah menjadi briket,” ujar Berlinda Amalia Diami, Jumat (19/7/2024).
Pengelolaan limbah kulit jeruk ini disebut Berlinda, membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Setelah mengumpulkan limbah kulit jeruk bersama karang taruna setempat, kulit jeruk tersebut dimasukkan ke dalam tong untuk proses pembakaran limbah.
Mahasiswa UMM mengolah limbah kulit jerukmenjadi briket yang bernilai. Foto/Avirista Midaada
Mereka melakukan inovasi pengolahan limbah kulit jeruk menjadi briket melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ketua tim PKM-PM limbah jeruk Berlinda Amalia Diami menuturkan, ia menemukan limbah kulit jeruk bisa diolah menjadi barang yang lebih berharga, salah satunya briket. Diketahui briket merupakan bahan bakar untuk menyalakan sumber api untuk kompor.
"Kebanyakan masyarakat di sana berprofesi sebagai petani jeruk. Mereka kebanyakan hanya mengandalkan penghasilan dari perkebunan yang dimilikinya, dan tidak mendapatkan pendapatan yang pasti. Maka, kami bekerjasama dengan karang taruna setempat dan beberapa petani jeruk berupaya untuk mengumpulkan limbah kulit jeruk yang kemudian diolah menjadi briket,” ujar Berlinda Amalia Diami, Jumat (19/7/2024).
Pengelolaan limbah kulit jeruk ini disebut Berlinda, membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Setelah mengumpulkan limbah kulit jeruk bersama karang taruna setempat, kulit jeruk tersebut dimasukkan ke dalam tong untuk proses pembakaran limbah.
tulis komentar anda