Status Gunung Marapi Turun Level Waspada, Badan Geologi: Awas Banjir Lahar!
Selasa, 02 Juli 2024 - 08:09 WIB
TANAH DATAR - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Marapi dari level III (siaga) menjadi level II (waspada), hal itu disampaikan dalam laporan 1 Juli 2024.
“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka terhitung dari tanggal 1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB tingkat aktivitas GunungMarapi diturunkan dari Level III (siaga) menjadi Level II (waspada),” tulisKepala Badan Geologi PVMBG, Hendra Gunawan.
Dengan penurunan level ini, PVMBG memberikan rekomendasi masyarakat di sekitar GunungMarapi dan pendaki agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 kilomererdari pusat aktivitas (kawahverbeek).
Usai erupsi 3 Desember 2023 sampai saat1 Juli 2024, secara umum tinggi kolom abu erupsi memperlihatkan penurunan secara fluktuatif, demikian juga dengan tinggi asap hembusan. Baik tinggi kolom abu erupsi maupun hembusan asap kurang dari 500 meter di atas puncak.
Lontaran material erupsi jatuh di dalam wilayah radius kurang dari 3 km dari pusat erupsi dan dominan jatuh di sekitar puncakGunung Marapi.
“Saat ini gemparrupsi berfluktuasi, menunjukkan penurunan, dan secara harian mulai jarang terjadi. Untuk gempahembusan, jumlah harian tertinggi terjadi di bulan Maret 2024, setelahnya gempahembusan berangsur menurun secara fluktuatif,” ujarnya.
Dalam kurun waktu dua minggu terakhir aktivitas kedua gempa permukaan ini tergolong rendah. Gempa-gempa yang berkaitan dengan pasokan dan migrasi magma dari kedalaman gempalowfrequency,vulkanikdangkal, danvulkanikterlihat menurun setelah Maret 2024.
“Meskipun pernah terjadi kenaikan tiba-tiba gempavulkanikdalam 25 kali sehari pada 29 April 2024, namun kemudian gempa ini turun drastis di hari-hari berikutnya.setidaknya dalam satu bulan terakhir ketiga gempa tersebut terekam dengan jumlah harian yang rendah,” ujarnya.
Berdasarkan evaluasi data-data di atas secara umum aktivitas GunungMarapi cenderung menurun dan relatif stabil terutama dalam dua minggu terakhir.“Potensi terjadinya erupsi masih tetap ada yang merupakan pelepasan dari sisa energi menuju kondisi keseimbangan,” ucapnya.
Potensi banjir lahar masih bisa terjadi disertai potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2 dan H2S yang ada di area kawah. Untuk itu, masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai mewaspadai ancaman banjir lahar saat musim hujan.
“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka terhitung dari tanggal 1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB tingkat aktivitas GunungMarapi diturunkan dari Level III (siaga) menjadi Level II (waspada),” tulisKepala Badan Geologi PVMBG, Hendra Gunawan.
Dengan penurunan level ini, PVMBG memberikan rekomendasi masyarakat di sekitar GunungMarapi dan pendaki agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 kilomererdari pusat aktivitas (kawahverbeek).
Baca Juga
Usai erupsi 3 Desember 2023 sampai saat1 Juli 2024, secara umum tinggi kolom abu erupsi memperlihatkan penurunan secara fluktuatif, demikian juga dengan tinggi asap hembusan. Baik tinggi kolom abu erupsi maupun hembusan asap kurang dari 500 meter di atas puncak.
Lontaran material erupsi jatuh di dalam wilayah radius kurang dari 3 km dari pusat erupsi dan dominan jatuh di sekitar puncakGunung Marapi.
“Saat ini gemparrupsi berfluktuasi, menunjukkan penurunan, dan secara harian mulai jarang terjadi. Untuk gempahembusan, jumlah harian tertinggi terjadi di bulan Maret 2024, setelahnya gempahembusan berangsur menurun secara fluktuatif,” ujarnya.
Dalam kurun waktu dua minggu terakhir aktivitas kedua gempa permukaan ini tergolong rendah. Gempa-gempa yang berkaitan dengan pasokan dan migrasi magma dari kedalaman gempalowfrequency,vulkanikdangkal, danvulkanikterlihat menurun setelah Maret 2024.
“Meskipun pernah terjadi kenaikan tiba-tiba gempavulkanikdalam 25 kali sehari pada 29 April 2024, namun kemudian gempa ini turun drastis di hari-hari berikutnya.setidaknya dalam satu bulan terakhir ketiga gempa tersebut terekam dengan jumlah harian yang rendah,” ujarnya.
Berdasarkan evaluasi data-data di atas secara umum aktivitas GunungMarapi cenderung menurun dan relatif stabil terutama dalam dua minggu terakhir.“Potensi terjadinya erupsi masih tetap ada yang merupakan pelepasan dari sisa energi menuju kondisi keseimbangan,” ucapnya.
Potensi banjir lahar masih bisa terjadi disertai potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2 dan H2S yang ada di area kawah. Untuk itu, masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai mewaspadai ancaman banjir lahar saat musim hujan.
(ams)
tulis komentar anda