Kematian Panembahan Senopati Picu Perang Saudara Pecah Mataram Islam

Senin, 24 Juni 2024 - 05:59 WIB
Kondisi Kerajaan Mataram goyah pasca wafatnya Panembahan Senopati. Foto/SINDOnews
Kondisi Kerajaan Mataram goyah pasca wafatnya Panembahan Senopati. Kematian pendiri kerajaan ini menyisakan kisah kelam setelahnya. Penyebabnya karena perebutan kekuasaan dan ketidakpuasan atas pengangkatan Pangeran Hanyakrawati.

Hanyakrawati dilantik sebagai Raja Mataram Islam pasca kematian Senopati. Ketidakpuasan bermunculan, salah satunya dari Pangeran Puger. Saat itu, Pangeran Puger menganggap penunjukkan Hanyakrawati kurang tepat karena umurnya lebih muda dibandingkan dirinya.

Kecemburuan inilah yang membuatnya Pangeran Puger mulai menyimpan dendam ke Hanyakrawati. Konon dikutip dari “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” tulisan Peri Mardiyono.



Puger merasa dirinya lebih layak mewarisi tahta Mataram daripada adiknya. Tetapi takdir memang tak berpihak ke Pangeran Puger, ia akhirnya tak bisa menduduki posisi raja.



Sadar akan kekecewaan kakak tirinya itu, membuat Hanyakrawati mencoba melakukan pendekatan kepada kakak tirinya itu. Mengetahui hal itu, Hanyakrawati memberikan jabatan kakaknya menjadi Adipati Demak.

Puger pun menerima posisi itu, tetapi ia masih tidak puas. Ia memutuskan untuk melakukan pemberontakan suatu ketika.Bahkan ia berkeinginan agar wilayah Demak melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.



Alhasil pada 1602 Masehi terjadilah perang saudara, antara Demak melawan Mataram. Perang saudara antara Mataram melawan Demak ini berlangsung sekitar tiga tahun. Pada perang ini, Pangeran Puger didukung oleh Adipati Gending, serta Adipati Panjer.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More