Di Tengah Pandemi Corona, Manusia Karung Bermunculan di Palembang

Jum'at, 01 Mei 2020 - 11:10 WIB
Manusia karung bermunculan di Palembang saat pandemi Corona melanda.Foto/SINDO MEDIA/Beli Zulkanedi
PALEMBANG - Di saat pandemi virus Corona, suasana berbeda terjadi di Kota Palembang. Jalan raya atau lalu lintas sepi, tidak banyak kendaraan roda dua atau roda empat memenuhi jalanan. Namun, di trotoar jalan bermunculan manusia karung. Mereka adalah wanita atau pria dan anak-anak yang memikul karung.

Entah apa isi karung itu. Ada yang berukuran sangat besar, namun terlihat sangat ringan karena dapat dipikul seorang wanita sambil menggendong anak kecil. Atau dipanggul anak kecil dan tidak sedikit juga dipikul wanita dengan usia lanjut.

Mereka ada yang berjalan, ada yang duduk dan bahkan ada yang berbaring. Mereka tidak mengangkat tangan untuk meminta dan tidak juga memungut atau mencari plastik di tumpukan sampah. Mereka hanya duduk terkadang membelakangi jalan. Mereka menanti ada pembagian bantuan yang biasa di pinggir – pinggir jalan. Di tengah wabah Corona, memang sering pembagian bantuan di jalan baik dari pemerintah, organisasi, komunitas hingga individu–individu yang dermawan.



Bantuan yang datang biasanya paket sembako, terkadang masker dan hand sanitizer serta nasi kotak atau bungkus. Jika sedang beruntung bisa keduanya, paket sembako beserta uang dalam amplop.

“Tidak ada yang mau seperti ini nak, tapi kami mau makan apa? Kami juga tidak minta, kalau orang kasih yang kami terima,” ujar seorang wanita yang diperkirakan berusia di atas 50 tahun di temui di Trotoar Jalan Kol H Barlian depan Taman Wisata Punti Kayu mengaku bernama Rosma.

Entah nama asli atau bukan, namun terlihat sedikit malu dan tidak nyaman untuk diajak berbicara dengan terus mengalihkan pembicaraan dengan merapikan karung dan memanggil seorang anak yang diakui sebagai cucunya yang yatim.

Menurut penuturan Ros, biasanya berdagang gorengan keliling dan membersihkan halaman warga. Setelah Corona datang dan katanya Palembang menjadi sepi, tidak ada yang mau membelikan sarapan darinya. Warga Jalan Sukarela yang tidak jauh dari Kantor Dinas Kebersihan Kota Palembang ini merasa sudah pasra. Awalnya ia telah berusaha berdiam di rumah dan menunggu bantuan datang. Namun dirinya tetap harus ke trotoar dengan membawa karung mengharapkan iba para pengendara yang melintas.

Pun tidak berbeda dengan Eli, manusia karung lainnya. Ibu muda dengan menggendong anak ini mengaku suaminya hanya buruh bangunan yang biasa menjadi kernet (pembantu) tukang bangunan. Biasanya pendapatan mereka lumayan perhari suaminya dibayar Rp90.000.

Namun dengan corona, tidak ada pekerjaan yang bisa dibantu oleh suaminya. “Jadi tukang cuci juga orang takut om, takut corona. Laki la sebulan setengah dak begawe,” tutur ibu dua anak ini dengan sebagian berbahasa Palembang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content