Banjir Luwu Utara Mulai Surut, BNPB: 70 Warga Sempat Mengungsi
Senin, 01 April 2024 - 11:49 WIB
JAKARTA - Banjir yang terjadi pada dua desa di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, berangsur surut pada Minggu (31/3/2024). Peristiwa ini berlangsung setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu sehari sebelumnya, Sabtu (30/3/2024) pukul 14.30 Wita.
Dua desa terdampak bencana ini berada di Desa Lembang-lembang dan Lawewe, Kecamatan Baebunta Selatan. BNPB melaporkan sebanyak 205 KK yang tinggal di dua desa terdampak banjir.
“Sekitar 21 KK atau 70 warganya sempat melakukan pengungsian ketika banjir terjadi dengan ketinggian 30 – 60 cm,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).
Selain berdampak pada warga, banjir menggenangi fasilitas kesehatan 1 unit, ibadah 2, kantor desa 1. Di sisi lain, infrastruktur publik yang rusak antara lain jembatan 3 unit dan tanggul rusak berat 1.
Tingginya debit air hujan dan kuatnya arus menyebabkan tanggul di wilayah itu jebol. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara telah mengerahkan alat berat untuk melakukan perbaikan darurat.
Sementara itu, banjir juga mengakibatkan 500 hektar lahan perkebunan terendam. Meskipun banjir berangsur surut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga.
Berdasarkan perkiraan cuaca dua hari ke depan, wilayah Luwu Utara masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir. BPBD setempat dapat melakukan imbauan kepada warganya untuk mengaktifkan rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti evakuasi mandiri atau penyiapan tas siaga bencana.
BNPB mencatat dua kejadian banjir di Kabupaten Luwu Utara, sejak awal tahun hingga pertengahan Maret 2024. Banjir sebelumnya terjadi pada awal Maret 2024 yang menerjang dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sabbang dan Malangke.
Dua desa terdampak bencana ini berada di Desa Lembang-lembang dan Lawewe, Kecamatan Baebunta Selatan. BNPB melaporkan sebanyak 205 KK yang tinggal di dua desa terdampak banjir.
“Sekitar 21 KK atau 70 warganya sempat melakukan pengungsian ketika banjir terjadi dengan ketinggian 30 – 60 cm,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).
Selain berdampak pada warga, banjir menggenangi fasilitas kesehatan 1 unit, ibadah 2, kantor desa 1. Di sisi lain, infrastruktur publik yang rusak antara lain jembatan 3 unit dan tanggul rusak berat 1.
Tingginya debit air hujan dan kuatnya arus menyebabkan tanggul di wilayah itu jebol. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara telah mengerahkan alat berat untuk melakukan perbaikan darurat.
Sementara itu, banjir juga mengakibatkan 500 hektar lahan perkebunan terendam. Meskipun banjir berangsur surut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga.
Berdasarkan perkiraan cuaca dua hari ke depan, wilayah Luwu Utara masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir. BPBD setempat dapat melakukan imbauan kepada warganya untuk mengaktifkan rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti evakuasi mandiri atau penyiapan tas siaga bencana.
BNPB mencatat dua kejadian banjir di Kabupaten Luwu Utara, sejak awal tahun hingga pertengahan Maret 2024. Banjir sebelumnya terjadi pada awal Maret 2024 yang menerjang dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sabbang dan Malangke.
(wib)
tulis komentar anda