Gunung Semeru Erupsi 35 Kali dalam Sehari, Masih Berstatus Siaga
Minggu, 03 Maret 2024 - 11:02 WIB
MALANG - Gunung Semeru kembali erupsi sepanjang Minggu dini hari (3/3/2024). Dua kali erupsi tercatat di seismograf pada pukul 00.13 WIB, dan pukul 05.16 WIB, dengan mengeluarkan abu vulkanik.
Tapi tinggi kolom abu vulkanik gunung setinggi 3.676 Mdpl itu tak terlihat Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, karena pemandangan terhalang kabut. Dari catatan petugas Pos PGA Semeru erupsi pada pukul 00.13 WIB, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 156 detik," kata Ghufron Alwi, petugas Pos PGA saat dikonfirmasi pada Minggu (3/3/2024).
Ghufron mencatat, selama pantauan sepanjang hari Minggu pukul 00.00 - 06.00 WIB, gunung di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang itu, terjadi 35 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 69-170 detik.
"Terjadi 2 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 58-67 detik. 7 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 46-58 detik," jelas Ghufron.
Gunung Semeru juga tercatat terjadi 3 kali harmonik dengan amplitudo 7-20 mm, dan lama gempa 82-450 detik. Melihat aktivis vulkanik yang terjadi, Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga.
"Kami mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," papar Ghufron.
Dirinya pun meminta masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Ghufron.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Tapi tinggi kolom abu vulkanik gunung setinggi 3.676 Mdpl itu tak terlihat Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, karena pemandangan terhalang kabut. Dari catatan petugas Pos PGA Semeru erupsi pada pukul 00.13 WIB, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 156 detik," kata Ghufron Alwi, petugas Pos PGA saat dikonfirmasi pada Minggu (3/3/2024).
Ghufron mencatat, selama pantauan sepanjang hari Minggu pukul 00.00 - 06.00 WIB, gunung di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang itu, terjadi 35 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 69-170 detik.
"Terjadi 2 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 58-67 detik. 7 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 46-58 detik," jelas Ghufron.
Gunung Semeru juga tercatat terjadi 3 kali harmonik dengan amplitudo 7-20 mm, dan lama gempa 82-450 detik. Melihat aktivis vulkanik yang terjadi, Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga.
"Kami mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," papar Ghufron.
Dirinya pun meminta masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Ghufron.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
(hri)
tulis komentar anda