Soal Debat Capres, Ketua PDIP Jambi: Ganjar Dapat Poin 9 dan Cocok Jadi Presiden Ke-8
Senin, 05 Februari 2024 - 07:16 WIB
Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi, Edi Purwanto. Foto/Azhari Sultan Jambi/MPI
JAMBI - Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi, Edi Purwanto menilai Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo lebih unggul dari dua pasangan Capres lainnya, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dalam debat pamungkas yang digelar di Jakarta Convention Center, Minggu (4/2/2024).
"Jadi poinnya untuk Pak Ganjar adalah 9 dari dua pasangan Capres lainnya," tegasnya.
Menurutnya, Ganjar Pranowo dengan pengalamannya sebagai anggota DPRD dan gubernur mampu menjelaskan antara teori dan tugasnya.
"Pak Anies pernah jadi menteri pendidikan dan gubernur. Ini artinya kedua tokoh ini mampu menyelesaikan visi misi dengan hebat, sementara Pak Prabowo lebih banyak mengaminkan gagasan kedua tokoh ini," ungkapnya.
Tetapi dalam eksekusi lapangan, kata Edi, Ganjar mempunyai contoh-contoh konkrit, seperti pendidikan.
Ini menjadi poin yang berbeda, pendidikan harus berbasis lifestyle atau keterampilan hidup. "Karena mohon maaf, pendidikan saat ini tidak didorong dengan lifestyle," ujarnya.
Di bidang kesehatan, contohnya, Ganjar bicara teori manajemen, bagaimana rencananya cukup matang, kerjanya bagus dan terukur serta ada evaluasi.
"Ini bukan persoalan makan saja, persoalan budaya, persoalan karakter, keinginan dan edukasi seluruh ibu-ibu. Jika punya anak, begitu cara memberikan pendidikan kepada anak," imbuhnya.
"Jadi poinnya untuk Pak Ganjar adalah 9 dari dua pasangan Capres lainnya," tegasnya.
Menurutnya, Ganjar Pranowo dengan pengalamannya sebagai anggota DPRD dan gubernur mampu menjelaskan antara teori dan tugasnya.
"Pak Anies pernah jadi menteri pendidikan dan gubernur. Ini artinya kedua tokoh ini mampu menyelesaikan visi misi dengan hebat, sementara Pak Prabowo lebih banyak mengaminkan gagasan kedua tokoh ini," ungkapnya.
Baca Juga
Tetapi dalam eksekusi lapangan, kata Edi, Ganjar mempunyai contoh-contoh konkrit, seperti pendidikan.
Ini menjadi poin yang berbeda, pendidikan harus berbasis lifestyle atau keterampilan hidup. "Karena mohon maaf, pendidikan saat ini tidak didorong dengan lifestyle," ujarnya.
Di bidang kesehatan, contohnya, Ganjar bicara teori manajemen, bagaimana rencananya cukup matang, kerjanya bagus dan terukur serta ada evaluasi.
"Ini bukan persoalan makan saja, persoalan budaya, persoalan karakter, keinginan dan edukasi seluruh ibu-ibu. Jika punya anak, begitu cara memberikan pendidikan kepada anak," imbuhnya.
tulis komentar anda