BMKG Catat 150 Kali Gempa Susulan di Laut Flores Sejak Kemarin
Jum'at, 26 Januari 2024 - 07:49 WIB
FLORES - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 150 kali gempa susulan pascagempa utama dengan kekuatan M5,6 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis 25 Januari 2024, pukul 19.24 WIB.
“Per tanggal 26 Januari 2024 06:00 WIB, gempabumi utama 25 Januari 2024 19:24:14 WIB M5.6 – NTT, jumlah gempabumi susulan 150,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Jumat (26/1/2024).
Sebelumnya, Daryono mengungkapkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
Daryono mengatakan gempa ini berada di kedalaman 10 kilometer. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.
Tercatat gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Ruteng, Waingapu, Bajawa, Ende, Maumere, Labuan Bajo dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Kupang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Daryono.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbaunya.
“Per tanggal 26 Januari 2024 06:00 WIB, gempabumi utama 25 Januari 2024 19:24:14 WIB M5.6 – NTT, jumlah gempabumi susulan 150,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Jumat (26/1/2024).
Sebelumnya, Daryono mengungkapkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
Daryono mengatakan gempa ini berada di kedalaman 10 kilometer. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.
Tercatat gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Ruteng, Waingapu, Bajawa, Ende, Maumere, Labuan Bajo dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Kupang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Daryono.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbaunya.
(hri)
tulis komentar anda