Gunung Merapi Muntahkan 3 Kali Awan Panas Sejauh 3.000 Meter

Jum'at, 19 Januari 2024 - 07:35 WIB
BPPTKG mencatat terjadi 3 kali awan panas guguran di puncak Gunung Merapi, Jumat (19/1/2024) dini hari. Foto/BPPTKG
YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 3 kali awan panas guguran di puncak Gunung Merapi, Jumat (19/1/2024). Jarak terjauh luncuran guguran awan panas mencapai 3.000 meter.

BPPTKG mencatat terjadi awan panas guguran pada pukul 03:23 WIB, 03:29 WIB dan 04.19 WIB dengan Amplitudo max 37 mm, 35 mm, dan 35 mm. Durasi 312.9 detik, 258 detik, dan 160 detik, jarak luncur maksimal 3.000 meter ke Barat Daya atau ke kali Bebeng.

”Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke tenggara. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” tulis BPPTKG.



Sepanjang Jumat dini hari, Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Magelang, Boyolali, Klaten Jawa Tengah ini sebenarnya Cuaca mendung dan hujan.



Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 18.8 °C, kelembaban udara 74-99 %, dan tekanan udara 871.7-918.5 mmHg. Volume curah hujan 116 mm per hari.

Selain itu juga terjadi 41 kali gempa guguran dengan Amplitudo 3-34 mm durasi 22.6-208.6 detik. Satu kali gempa low Frekuensi dengan Amplitudo 13 mm dengan durasi 20.9 detik, 1 kali gempa hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo 8 mm, S-P : 0.7 detik.

Durasi: 9.3 detik dan 1 kali gempa.Tektonik Jauh dengan Amplitudo 13 mm S-P 46.12 detik berdurasi 102.3 detik. ”Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih Level III atau Siaga,” kata BPPTKG dalam keterangannya.

BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

”Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi,” imbau BPPTKG.
(ams)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content