Masjid Sabilillah Malang, Lokasi Santri Berkumpul Sebelum Pertempuran 10 November 1945
Rabu, 08 November 2023 - 10:31 WIB
MALANG - Malang menjadi sebuah daerah yang turut mengirim pasukan untuk pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Pasukan ini terdiri dari beberapa tokoh agama kiai, santri, hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dari Malang dan sekitarnya.
Menariknya sebelum berangkat ke medan pertempuran di Surabaya, pasukan dari Malang ini berkumpul di sebuah tanah kosong yang sekarang dibangun Masjid Sabilillah di pertigaan antara Jalan Ahmad Yani dan Jalan Borobudur, Blimbing, Kota Malang.
Pemerhati sejarah Malang Agung Buana menyatakan, para tentara terkumpul sebanyak 168 orang dari catatan sejarahnya. Mereka dari jajaran Laskar Hizbullah Malang raya dan sekitarnya, yang berasal dari tokoh ulama kiai dan santri pondok pesantren di Malang dan sekitarnya.
”Mereka berkumpul di lahan kosong yang sekarang jadi Masjid Sabilillah, berada di kawasan pertigaan Jalan Ahmad Yani, Blimbing, Kota Malang,” ucap Agung Buana kepada wartawan, Rabu (8/11/2023).
Menariknya kata pria yang pernah menjadi Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, pasukan ini tidak langsung berangkat mengarah ke Surabaya. Tetapi singgah di beberapa pondok-pondok pesantren, dan memutar.
”Pasukan ini nggak dikumpulkan dulu, terus langsung berangkat tidak, tapi berangkat sambil mengumpulkan pasukan. Jadi 168 pasukan itu tadi berangkat, kemudian ditambahi dari pondok-pondok yang dilewati,” ucap dia.
Selama perjalanan dari Malang hingga menuju perbatasan Surabaya, terdapat tambahan - tambahan personel dari sejumlah pondok pesantren yang dilintasi mulai dari Singosari, Lawang, Pandaan, Pasuruan, hingga tiba di Sidoarjo.
Total dari catatan Agung, ada sekitar 500 - 1.000 tentara gabungan dari kiai, santri, hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Menariknya sebelum berangkat ke medan pertempuran di Surabaya, pasukan dari Malang ini berkumpul di sebuah tanah kosong yang sekarang dibangun Masjid Sabilillah di pertigaan antara Jalan Ahmad Yani dan Jalan Borobudur, Blimbing, Kota Malang.
Pemerhati sejarah Malang Agung Buana menyatakan, para tentara terkumpul sebanyak 168 orang dari catatan sejarahnya. Mereka dari jajaran Laskar Hizbullah Malang raya dan sekitarnya, yang berasal dari tokoh ulama kiai dan santri pondok pesantren di Malang dan sekitarnya.
”Mereka berkumpul di lahan kosong yang sekarang jadi Masjid Sabilillah, berada di kawasan pertigaan Jalan Ahmad Yani, Blimbing, Kota Malang,” ucap Agung Buana kepada wartawan, Rabu (8/11/2023).
Baca Juga
Menariknya kata pria yang pernah menjadi Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, pasukan ini tidak langsung berangkat mengarah ke Surabaya. Tetapi singgah di beberapa pondok-pondok pesantren, dan memutar.
”Pasukan ini nggak dikumpulkan dulu, terus langsung berangkat tidak, tapi berangkat sambil mengumpulkan pasukan. Jadi 168 pasukan itu tadi berangkat, kemudian ditambahi dari pondok-pondok yang dilewati,” ucap dia.
Selama perjalanan dari Malang hingga menuju perbatasan Surabaya, terdapat tambahan - tambahan personel dari sejumlah pondok pesantren yang dilintasi mulai dari Singosari, Lawang, Pandaan, Pasuruan, hingga tiba di Sidoarjo.
Total dari catatan Agung, ada sekitar 500 - 1.000 tentara gabungan dari kiai, santri, hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
tulis komentar anda