Viral Pusaran Api di Gunung Bromo, BMKG: Bukan Tornado Tapi Dust Devil
Senin, 11 September 2023 - 15:56 WIB
MALANG - Beredar video yang memperlihatkan pusaran api yang muncul di lokasi kebakaran savana Gunung Bromo, Jawa Timur. Video viral yang diunggah oleh akun media sosial @jalankebromo itu pun mendapatkan respons beragam dari masyarakat. Ada yang menyebut pusaran api itu sebagai tornado api.
Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan bahwa pusaran api itu bukan puting beliung ataupun tornado api, namun merupakan dust devil.
“Dust devil merupakan pusaran udara kecil namun kuat yang terjadi saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya, membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya,” jelas BMKG Juanda lewat akun media sosialnya, Senin (11/9/2023).
BMKG pun menjelaskan proses terjadinya dust devil yakni akibat adanya matahari yang memanaskan permukaan tanah, kemudian udara panas naik dan membentuk tekanan rendah.
Selanjutnya, udara lebih dingin di sekitarnya masuk alam tekanan rendah dan membentuk pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya.
“Kemudian, pusaran angin ini semakin kokoh dan menyedot pasir dan debu di sekitarnya dan menjadi dust devil. Dust devil berangsur hilang karena bertemu udara yang lebih dingin,” ungkap BMKG.
Lebih lanjut, BMKG mengungkapkan ada lima faktor penyebab terjadinya dust devil. Pertama pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif.
Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan bahwa pusaran api itu bukan puting beliung ataupun tornado api, namun merupakan dust devil.
“Dust devil merupakan pusaran udara kecil namun kuat yang terjadi saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya, membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya,” jelas BMKG Juanda lewat akun media sosialnya, Senin (11/9/2023).
BMKG pun menjelaskan proses terjadinya dust devil yakni akibat adanya matahari yang memanaskan permukaan tanah, kemudian udara panas naik dan membentuk tekanan rendah.
Selanjutnya, udara lebih dingin di sekitarnya masuk alam tekanan rendah dan membentuk pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya.
“Kemudian, pusaran angin ini semakin kokoh dan menyedot pasir dan debu di sekitarnya dan menjadi dust devil. Dust devil berangsur hilang karena bertemu udara yang lebih dingin,” ungkap BMKG.
Lebih lanjut, BMKG mengungkapkan ada lima faktor penyebab terjadinya dust devil. Pertama pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif.
tulis komentar anda