6 Juta UMKM di Jabar Didorong Miliki Hak Paten Produk
Sabtu, 05 Agustus 2023 - 21:04 WIB
Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Atalia Kamil meninjau booth UMKM pameran MIC di Ciwalk, Bandung, Jabar. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
BANDUNG - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Barat didorong memiliki hak paten atas produk atau brand dagangnya. Dari sekitar 6 juta UMKM di Jabar, baru sekitar 36.600 pelaku usaha yang mengajukan permohonan paten atau merek.
"Di Jabar ada 6 juta UMKM. Tapi dari jumlah itu, baru berapa yang sudah memiliki hak paten. Kami terus dorong pelaku UMKM, agar potensi market dari e-crafnya yang cukup tinggi bisa dimanfaatkan," kata Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Kementerian Hukum dan HAM Min Usihen di Ciwalk, Bandung, dikutip Sabtu (5/8/2923).
Dia mengungkapkan, Jawa Barat termasuk provinsi yang pengajuan hak kekayaan intelektualnya cukup besar dibandingkan daerah lainnya.
Pada tahun 2022, terdapat 36.600 permohonan hak cipta atau merek. Dia berharap tahun 2023 bisa terus meningkat lagi.
"Tidak hanya perlindungan patennya saja, tetapi dibantu komersialisasinya juga. Sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya. Karena, perlindungan kekayaan intelektual ini bisa mendorong bergeraknya banyak sektor ekonomi seperti pariwisata," kata Min Usihen.
Dia berharap peningkatan itu terus terjadi agar ekosistem kekayaan intelektual mulai dari menciptakan kemudian melindungi sampai dengan memasarkan atau pemanfaatannya itu bisa terus dilakukan.
Hal tersebut untuk meningkatkan perekonomian di daerah, maupun untuk peningkatan pendapatan dari para UMKM atau pelaku ekonomi kreatif.
"Di Jabar ada 6 juta UMKM. Tapi dari jumlah itu, baru berapa yang sudah memiliki hak paten. Kami terus dorong pelaku UMKM, agar potensi market dari e-crafnya yang cukup tinggi bisa dimanfaatkan," kata Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Kementerian Hukum dan HAM Min Usihen di Ciwalk, Bandung, dikutip Sabtu (5/8/2923).
Dia mengungkapkan, Jawa Barat termasuk provinsi yang pengajuan hak kekayaan intelektualnya cukup besar dibandingkan daerah lainnya.
Pada tahun 2022, terdapat 36.600 permohonan hak cipta atau merek. Dia berharap tahun 2023 bisa terus meningkat lagi.
"Tidak hanya perlindungan patennya saja, tetapi dibantu komersialisasinya juga. Sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya. Karena, perlindungan kekayaan intelektual ini bisa mendorong bergeraknya banyak sektor ekonomi seperti pariwisata," kata Min Usihen.
Dia berharap peningkatan itu terus terjadi agar ekosistem kekayaan intelektual mulai dari menciptakan kemudian melindungi sampai dengan memasarkan atau pemanfaatannya itu bisa terus dilakukan.
Hal tersebut untuk meningkatkan perekonomian di daerah, maupun untuk peningkatan pendapatan dari para UMKM atau pelaku ekonomi kreatif.
tulis komentar anda