Generasi Muda Harus Aktif Sebarkan Nilai Toleransi dan Persatuan
Sabtu, 17 Juni 2023 - 15:21 WIB
SEMARANG - Generasi muda harus tampil mengkampanyekan perdamaian, toleransi dan p ersatuan bangsa. Apalagi bangsa Indonesia tengah menyambut datangnya tahun politik pada Pemilu 2024.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof Syamsul Ma’arif mengatakan, makin dekatnya tahun politik harus disikapi dengan kewaspadaan dini jika terjadi gesekan horizontal di masyarakat, yang biasanya berawal dari media sosial.
"Oleh karena itu, semua pihak, terutama generasi muda Indonesia yang secara aktif melakukan kontra propaganda melalui berbagai narasi sejuk yang humanis untuk mengimbangi narasi naif dari kaum intoleran dan kelompok radikal yang mempolitisasi agama,” ujar Syamsul Ma’arif, Sabtu (17/6/2023).
Dia menjelaskan bahwa menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun keharmonisan hubungan masyarakat dari berbagai golongan. Oleh karena itu, siapapun harus bisa kita muliakan tanpa membeda-bedakan identitasnya.
Mengutip kitab karya Habib Ali Al Jufri, al insaniyah kobla tadayyun (kemanusiaan sebelum keberagamaan), lanjutnya, maka sudah sepantasnya praktik politik identitas itu dikritisi oleh anak muda. Karena salah satu bahaya yang akan mengancam bangsa secara signifikan ketika politisasi agama sudah mengakar.
“Kita itu seringkali dibenturkan dengan politik identitas. Anak muda harus kritis dan mencoba mendiseminasi nilai-nilai yang baik supaya sesama anak bangsa bisa saling menyadarkan, mawas diri dan melakukan berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Selanjutnya adalah dengan melakukan kontra narasi dan kontra ideologi dengan berbasis keilmuan yang generasi muda miliki,” lanjut Syamsul Ma'arif.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng ini juga menekankan, menjelang tahun politik berbagai macam cara pasti akan digunakan untuk memenangi kontestasi, tak terkecuali politik identitas.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof Syamsul Ma’arif mengatakan, makin dekatnya tahun politik harus disikapi dengan kewaspadaan dini jika terjadi gesekan horizontal di masyarakat, yang biasanya berawal dari media sosial.
"Oleh karena itu, semua pihak, terutama generasi muda Indonesia yang secara aktif melakukan kontra propaganda melalui berbagai narasi sejuk yang humanis untuk mengimbangi narasi naif dari kaum intoleran dan kelompok radikal yang mempolitisasi agama,” ujar Syamsul Ma’arif, Sabtu (17/6/2023).
Dia menjelaskan bahwa menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun keharmonisan hubungan masyarakat dari berbagai golongan. Oleh karena itu, siapapun harus bisa kita muliakan tanpa membeda-bedakan identitasnya.
Mengutip kitab karya Habib Ali Al Jufri, al insaniyah kobla tadayyun (kemanusiaan sebelum keberagamaan), lanjutnya, maka sudah sepantasnya praktik politik identitas itu dikritisi oleh anak muda. Karena salah satu bahaya yang akan mengancam bangsa secara signifikan ketika politisasi agama sudah mengakar.
“Kita itu seringkali dibenturkan dengan politik identitas. Anak muda harus kritis dan mencoba mendiseminasi nilai-nilai yang baik supaya sesama anak bangsa bisa saling menyadarkan, mawas diri dan melakukan berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Selanjutnya adalah dengan melakukan kontra narasi dan kontra ideologi dengan berbasis keilmuan yang generasi muda miliki,” lanjut Syamsul Ma'arif.
Baca Juga
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng ini juga menekankan, menjelang tahun politik berbagai macam cara pasti akan digunakan untuk memenangi kontestasi, tak terkecuali politik identitas.
tulis komentar anda