Melalui Program NCP, Puluhan Mahasiswa Australia Pelajari Industri Hijau di Tanah Air
Sabtu, 11 Februari 2023 - 07:41 WIB
BEKASI - Sebanyak 40 mahasiswa dari University of Queensland dan 4 perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan kegiatan Factory Visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2/2003).
Kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Australia, melalui program New Colombo Plan (NCP) ini adalah untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.
“Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya terkait dengan tranformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program New Colombo Plan," terang Dr. Bambang Heru Susanto, ST., MT Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mendampingi para mahasiswa tersebut.
"Program dari pemerintah Australia yang mengirimkan mahasiwa-mahasiwa dari Universitas di Australia, ke Indonesia salah satunya. Dan kebetulan Universitas Indonesia (UI) memiliki kerjasama Dual Degree dengan University of Queensland sejak tahun 2002. Ini merupakan wujud dari penguatan sisi kerjasama dibidang akademik atau research," tambahnya.
PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Oleh karena itu, diharapkan dengan kunjungan ini para mahasiswa dari University of Queensland dan mahasiswa dari UI bisa mendapat pengetahuan tentang proses apa saja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari sehingga mereka mendapat pelajaran langsung apa yang bisa dilakukan industri baja untuk mengurangi emisi karbonnya.
“Harapannya mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis sebetulnya yang bisa juga mereka pelajari dan mereka jadikan sebuah tempat yang nantinya misalkan ingin magang atau internship, karena Indonesia terbuka untuk magang Internship dari mahasiswa asing yang ada MoU nya dengan kita,” ujar Bambang.
Di kesempatan yang sama, Dr. Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland menambahkan, bahwa pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiwanya berada di Indonesia.
“Mereka (PT Tata Metal Lestari) telah menyambut dan menjelaskan kepada kami dan para mahasiwa tentang bagaimana industri baja lapis ini bergerak. Dan saya rasa semua mahasiwa dapat belajar banyak dari pengalaman ini," sebut Adrian.
Kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Australia, melalui program New Colombo Plan (NCP) ini adalah untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.
“Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya terkait dengan tranformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program New Colombo Plan," terang Dr. Bambang Heru Susanto, ST., MT Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang mendampingi para mahasiswa tersebut.
"Program dari pemerintah Australia yang mengirimkan mahasiwa-mahasiwa dari Universitas di Australia, ke Indonesia salah satunya. Dan kebetulan Universitas Indonesia (UI) memiliki kerjasama Dual Degree dengan University of Queensland sejak tahun 2002. Ini merupakan wujud dari penguatan sisi kerjasama dibidang akademik atau research," tambahnya.
PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Oleh karena itu, diharapkan dengan kunjungan ini para mahasiswa dari University of Queensland dan mahasiswa dari UI bisa mendapat pengetahuan tentang proses apa saja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari sehingga mereka mendapat pelajaran langsung apa yang bisa dilakukan industri baja untuk mengurangi emisi karbonnya.
“Harapannya mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis sebetulnya yang bisa juga mereka pelajari dan mereka jadikan sebuah tempat yang nantinya misalkan ingin magang atau internship, karena Indonesia terbuka untuk magang Internship dari mahasiswa asing yang ada MoU nya dengan kita,” ujar Bambang.
Di kesempatan yang sama, Dr. Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland menambahkan, bahwa pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiwanya berada di Indonesia.
“Mereka (PT Tata Metal Lestari) telah menyambut dan menjelaskan kepada kami dan para mahasiwa tentang bagaimana industri baja lapis ini bergerak. Dan saya rasa semua mahasiwa dapat belajar banyak dari pengalaman ini," sebut Adrian.
tulis komentar anda