Bangun Jembatan Gantung, TNI Buka Isolasi 2 Kabupaten di NTT

Rabu, 15 Juli 2020 - 06:29 WIB
Jembatan gantung penghubung antar desa di TTU dan TTS yang dibangun TNI, menjadi pembuka isolasi ekonomi warga. Foto/iNews TV/Sefnat Besie
KEFAMENANU - Ketiadaan jembatan penghubung antara Desa Noepesu, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dengan Desa Bonle'u, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, membuat 4.500 kepala Keluarga (KK) yang menghuni dua desa itu kesulitan memasarkan hasil bumi mereka ke pasar terdekat.

(Baca juga: Tiba di Jayapura, Pasukan Kostrad Langsung Disterilisasi )

Kondisi itu diperparah lagi bila arus banjir di sungai Noepesu meluap, mereka terpaksa harus menunggu berjam-jam agar banjir surut baru bisa melintas. tak hanya itu, sebagian warga yang nekat menerobos harus kehilangan nyawa karena terbawa arus banjir yang deras.

Sejak 10 tahun terakhir, usulan dari masyarakat dua desa kepada Pemprov NTT, dan pemerintah pusat untuk mengalokasikan anggaran pembangunan jembatan penghubung pun tak kunjung direstui, wargapun akhirnya pasrah karena pemerintah saat ini sedang fokus mengalihkan dana miliaran rupiah demi penanganan wabah COVID-19.

"Kalau banjir penuh kami setengah mati, tidak bisa melintas. Biasanya untuk bawa hasil bumi ke Pasar Eban kami harus melintasi sungai ini," ujar Yonadab Liem, warga Desa Bonleu, Kecamatan Tobu.



(Baca juga: Tangis Haru Warga Papua Lepas Kepulangan Prajurit Kostrad )

Melihat kondisi tersebut, prajurit Yonif 132 Bima Sakti, yang bertugas di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, berinisiatif membangun sebuah jembatan gantung sepanjang 80 meter dengan nama Jembatan Bima Sakti.

Jembatan gantung tersebut menghubungkan dua desa. Para prajurit TNI ingin membuka keterisolasian 4.500 warga, dan tidak ada korban jiwa lagi akibat terbawa arus banjir saat warga menerobos banjir hanya untuk memasarkan hasil bumi mereka.

"Ini merupakan santi aji TNI, salah satunya adalah mengatasi kesulitan warga di sekeliling, dalam hal ini masyarakat Desa Noepsu dan Bonleu yang mengalami kesulitan untuk menyeberang sungai. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk masyrakat. Kami bantu satu jembatan gantung dan akan dimanfaatkan oleh 4.500 kepala keluarga," ujar Komandan Satgas Pamtas Indonesia-Timor Leste Yonif 132 Bima Sakti, Letkol Inf. Wisyudha Utama.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More