Semula Takut, Kini Cas - Cis - Cus di Telepon

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:39 WIB
Semula Takut, Kini Cas...
Semula Takut, Kini Cas - Cis - Cus di Telepon
A A A
Mereka para pejabat yang mengikuti kelas bahasa Inggris mengaku beruntung dan senang masih berkesempatan mempelajari bahasa intenasional itu, meskipun awalnya mengaku sulit dan menyesal tak tekun di saat muda.

Menurut mereka, dengan masih adanya kesempatan, harus dimanfaatkan. Karenanya mereka para pejabat di Pemprov Sumsel berjanji akan sungguh-sungguh belajar hingga mahir. Seperti yang diutarakan Amsin, Kepala Biro Otda dan Mukhlis, Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Sumsel. Di usinya yang sudah setengah abad, mereka tetap berniat ingin belajar hingga kelas bahasa Inggris tersebut berakhir.

Hingga saat ini, mereka telah mengikuti beberapa kali kelas yang digelar di ruang-ruang rapat di kantor gubernur. Mukhlis menceritakan, awalnya ketika mendengar info bakal diadakan latihan bahasa Inggris untuk para pejabat dirinya sempat kaget dan tidak akan terbayangkan, karena dirinya sangat tidak mahir.

Namun, dari rasa ketakutannya tersebut, Mukhlis malah termotivasi, jika orang lain bisa kenapa saya tidak bisa. “Niat baik bapak gubernur ini harus kita dukung bersama, karena kalau kita paham bahasa Inggris maka manfaat-nya bagi kita sendiri. Oleh karena itu, saya yang tidak bisa apa-apa menggunakan bahasa ini akan berniat serius dan tekun belajar hingga bisa meskipun sedikit-sedikit,” kata Mukhlis.

Mukhlis melanjutkan, bakal ada 30 pertemuan yang digelar tiap hari Selasa dan Jumat. Mereka para pejabat dibagi dalam tiga kelas berbeda, dan dilatih lembaga kursus bahasa asing di Palembang yang sudah bekerjasama. “Kelasnya dibagi, waktunya dibuat agar tidak mengganggu jadwal dinas yang padat. Semoga rencana ini berhasil, membiasakan, dan melatih pejabat berbahasa Inggris,” katanya.

Selain kesulitan dari pejabat yang berlatih bahasa Inggris, ternyata faktor keahlian dari sang pelatih juga dibutuhkan agar menimbulkan chemistryantara audiens dan pelatih. Di sini, Qurniawansyah salah satu pelatih yang melatih kelas B menceritakan pengalaman berkesannya dalam pertemuan keenam tersebut.

Ia mengungkapkan, betapa tidak terbayangnya dirinya harus melatih orang-orang yang sudah cukup berumur dan memiliki jabatan tinggi. Namun setelah dijalani, tidak sesulit yang dia bayangkan. Menurut dia, bagi mereka yang telah berumur, gampang-gampang susah belajar bahasa Inggris. “Sejak awal saya melatih di sini, saya merasakan semuanya adalah orang tua saya semua.

Karena dengan menanamkan rasa itu saya yakin akan muncul kedekatan emosional selama melatih. Dan ternyata terbukti, dari 20 orang yang ada di kelas ini, rata-rata mereka masih kaku mengucapkan kalimatnya, namun dengan pengalaman yang kita miliki secara bertahap ada perkembangan dari bapak dan ibu yang belajar,” kata Qurniawan.

Qurniawan yang merupakan tenaga senior di Global English School ini sudah berpengalaman menghadapi orang-orang yang sangat buta bahasa Inggris lalu kemudian menjadi mahir setelah berlatih. Dirinya meyakini, dengan adanya 24 pertemuan ke depannya, para pejabat di sini sudah mulai menunjukkan per - kembangannya menggunakan bahasa Inggris.

Dia juga selalu memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi muridnya (pejabat) yang ditugaskan membuat cerita dengan menggunakan bahasa Inggris lalu dibacakan di saat berjumpa dalam pertemuan selanjutnya. “Biar ilmunya tidak hilang begitu keluar dari kelas ini, kita memberikan mereka PR agar selalu mengingat tiap yang sudah dipelajari. Dengan metode ini, mereka pasti juga akan selalu menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya.

Saya yakin, dengan niat baik gubernur untuk menjadikan pegawainya bisa berbahasa Inggris terwujud. Sebab, kami selaku yang dipercayakan tidak akan mengecewakan dan akan melatih dengan sepenuh jiwa,” imbuhnya. Saat ini, ia dan rekan-rekan pelatih lainnya sudah menyiapkan berbagai konsep untuk dijadikan bahan ajar bagi para PNS yang berlatih bahasa Inggris.

Konsep yang dipakai diyakini sebagai senjata ampuh untuk mempercepat setiap orang paham berbahasa Inggris. Qurniawan yang sudah akrab dengan anak kelasnya melanjutkan, ia kerap kali ditelpon saat malam hari oleh pejabat yang dilatihnya untuk menanyakan sepatah dua patah kata saja terhadapnya. Iapun dengan senang hati melayani permintaan siswanya.

“Suka ditelpon oleh bapak dan ibu yang saya latih, mereka dengan percaya diri mengobrol bahasa Inggris saat pertama menelepon. Saya pun meladeninya, dan akhirnya mereka sendiri yang menyerah minta berhenti karena malu. Saya merasa mempunyai pengalaman yang tidak akan terlupakan selama melatih PNS ini. Sebab yang saya ajarkan adalah ilmu yang akan menjadi manfaat bagi orang banyak,” tukasnya.

CR-1
Palembang
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7907 seconds (0.1#10.140)