Ridwan Kamil Geram KAA Disebut Panggung Pencitraan Dirinya
A
A
A
BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK), mengaku dengan tudingan sejumlah pihak yang menyebutnya melakukan pencitraan saat mempersiapkan Kota Bandung sebagai tuan rumah peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60.
"Tidak benar KAA itu forum pencitraan. Itu saya rada kesal (disebut pencitraan)," kata RK di Bandung, Sabtu (9/5/2015).
Menurutnya, proses persiapan Kota Bandung dilakukan dengan serius. Ia ingin peringatan KAA berjalan sukses. Tapi ujungnya, sejumlah pihak melakukan pencitraan.
"Saya sudah capek siang-malam, 60 hari ngebelain harga diri saya untuk dikorbankan. Jadi jaminan kontraktor, tugas (dari) Presiden saya kerjakan. Eh disebut panggung pencitraan," sebutnya dengan nada heran.
Ia pun meminta agar sebutan pencitraan tidak dialamatkan padanya dengan sembarangan. "Menurut saya, hati-hati dengan kata pencitraan," tegasnya.
Secara pribadi, ia mengaku senang dikritik. Baginya, kritik justru bisa memacu diri agar jauh lebih baik lagi dalam melakukan berbagai hal untuk Kota Bandung."Tapi kalau kritik itu mohon berbasis fakta," ucap RK.
Salah satu contohnya adalah kritik yang menyebut dirinya hanya membangun pusat kota, sedangkan daerah lainnya dibiarkan. Hal itu menurutnya tidak benar.
"Bulan depan Alun-alun Ujungberung saya resmikan, kilometer 149 (akses masuk Stadion GBLA) baru beres lelang kontraktor, technopolis sudah dilaunching, bundaran Cibiru mau dibikin DED. Jadi enggak betul hanya membangun pusat kota," pungkasnya.
Ia pun mempersilahkan siapa saja untuk memberikan kritik. Sebab sebagai pejabat publik, kinerjanya pasti disorot banyak orang.
"Kalau kritikannya berbasis fakta, silahkan. Namanya juga saya mengelola urusan publik, jadi masukan itu penting," pungkasnya.
"Tidak benar KAA itu forum pencitraan. Itu saya rada kesal (disebut pencitraan)," kata RK di Bandung, Sabtu (9/5/2015).
Menurutnya, proses persiapan Kota Bandung dilakukan dengan serius. Ia ingin peringatan KAA berjalan sukses. Tapi ujungnya, sejumlah pihak melakukan pencitraan.
"Saya sudah capek siang-malam, 60 hari ngebelain harga diri saya untuk dikorbankan. Jadi jaminan kontraktor, tugas (dari) Presiden saya kerjakan. Eh disebut panggung pencitraan," sebutnya dengan nada heran.
Ia pun meminta agar sebutan pencitraan tidak dialamatkan padanya dengan sembarangan. "Menurut saya, hati-hati dengan kata pencitraan," tegasnya.
Secara pribadi, ia mengaku senang dikritik. Baginya, kritik justru bisa memacu diri agar jauh lebih baik lagi dalam melakukan berbagai hal untuk Kota Bandung."Tapi kalau kritik itu mohon berbasis fakta," ucap RK.
Salah satu contohnya adalah kritik yang menyebut dirinya hanya membangun pusat kota, sedangkan daerah lainnya dibiarkan. Hal itu menurutnya tidak benar.
"Bulan depan Alun-alun Ujungberung saya resmikan, kilometer 149 (akses masuk Stadion GBLA) baru beres lelang kontraktor, technopolis sudah dilaunching, bundaran Cibiru mau dibikin DED. Jadi enggak betul hanya membangun pusat kota," pungkasnya.
Ia pun mempersilahkan siapa saja untuk memberikan kritik. Sebab sebagai pejabat publik, kinerjanya pasti disorot banyak orang.
"Kalau kritikannya berbasis fakta, silahkan. Namanya juga saya mengelola urusan publik, jadi masukan itu penting," pungkasnya.
(nag)