Bikin Cepat Akrab dengan Masyarakat
A
A
A
KAJEN - Polisi juga manusia. Di tengah tugasnya sebagai pengayom masyarakat, dua brigadir asal Polres Pekalongan ingin eksis dalam dunia musik.
Karena itulah, di tengah kesibukannya, Brigadir Irianto dan Brigadir Junanto membentuk band dengan nama The Bayoe. Anggota Satlantas dan Satreskrim Polres Pekalongan itu menggandeng dua temannya yang bukan merupakan polisi untuk bergabung. Band tersebut digawangi oleh Aji pada gitar, Jun (drum), Vio (vokal), Jenky (gitar), dan Alan (bass gitar).
“Kami membentuk band sekitar tahun 2009. Saya ajak tiga teman lain yang kebetulan bukan polisi, yakni vokalisnya Vio, gitar Jenky, dan Alan bass gitar,” ujar Brigadir Aji. Menurut Aji, membentuk sebuah grup band merupakan impiannya sejak remaja. Pria kelahiran Pekalongan 1983 itu mengaku sering mengikuti berbagai festival musik di berbagai daerah saat remaja.
Pertemuannya dengan Junanto diawali saat keduanya satu angkatan masuk kepolisian. “Kemudian kami sering pergi bareng. Ternyata Jun juga hobi main musik terutama drum, sedangkan saya suka main gitar. Akhirnya kami sepakat untuk membentuk band itu,” ungkapnya.
Tugas mereka sebagai anggota polisi tak menghalangi kreativitas mereka bermusik. Keduanya tetap bisa membagi waktu antara tugas sebagai anggota kepolisian dan berlatih band. “Sekarang saya anggota Satlantas dan Junanto anggota Satreskrim. Latihan maupun manggung kami sesuaikan dengan tugas kami. Termasuk anggota band kami yang lain juga memiliki kesibukan masing-masing,” ungkap Aji.
Band mereka telah mengeluarkan satu album Menapak Bumi yang diluncurkan 2012 lalu. Album perdananya itu sudah tersebar di seluruh Indonesia. Aji menuturkan aliran bandnya tersebut adalah pop alternatif. “Lagu-lagu yang kami bawakan kebanyakan bertema cinta. Seperti salah satu lagu di album Menapak Bumi yang berjudul Yang Terindah itu kisah perjalanan saya saat SMA,” katanya.
Namun sebagai anggota Polri, dia dan Junanto tentu tidak bisa seenaknya meninggalkan tugas demi konser. “Kami sesuaikan dengan tugas kami. Kalau kami ada jadwal tugas, ya panggilan manggung kami tolak,” ujar dia.
Junanto menambahkan, selain untuk menyalurkan hobi mereka, band tersebut juga sebagai salah satu pendukung mereka dalam bertugas, yakni untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Kisah ini juga dituangkan pada album perdanaMenapak Bumi yang artinya tidak melupakan di mana tempat manusia berpijak. “Lagu dengan tema cinta, merupakan spirit kami untuk bisa berada pada berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya.
Keduanya berharap grup band asal Pekalongan bisa lebih dikenal di belantika musik nasional. “Itu cita-cita kami sejak awal, band-band asal Pekalongan bisa dikenal di seluruh nusantara,” ucap Junanto.
Prahayuda Febrianto
Karena itulah, di tengah kesibukannya, Brigadir Irianto dan Brigadir Junanto membentuk band dengan nama The Bayoe. Anggota Satlantas dan Satreskrim Polres Pekalongan itu menggandeng dua temannya yang bukan merupakan polisi untuk bergabung. Band tersebut digawangi oleh Aji pada gitar, Jun (drum), Vio (vokal), Jenky (gitar), dan Alan (bass gitar).
“Kami membentuk band sekitar tahun 2009. Saya ajak tiga teman lain yang kebetulan bukan polisi, yakni vokalisnya Vio, gitar Jenky, dan Alan bass gitar,” ujar Brigadir Aji. Menurut Aji, membentuk sebuah grup band merupakan impiannya sejak remaja. Pria kelahiran Pekalongan 1983 itu mengaku sering mengikuti berbagai festival musik di berbagai daerah saat remaja.
Pertemuannya dengan Junanto diawali saat keduanya satu angkatan masuk kepolisian. “Kemudian kami sering pergi bareng. Ternyata Jun juga hobi main musik terutama drum, sedangkan saya suka main gitar. Akhirnya kami sepakat untuk membentuk band itu,” ungkapnya.
Tugas mereka sebagai anggota polisi tak menghalangi kreativitas mereka bermusik. Keduanya tetap bisa membagi waktu antara tugas sebagai anggota kepolisian dan berlatih band. “Sekarang saya anggota Satlantas dan Junanto anggota Satreskrim. Latihan maupun manggung kami sesuaikan dengan tugas kami. Termasuk anggota band kami yang lain juga memiliki kesibukan masing-masing,” ungkap Aji.
Band mereka telah mengeluarkan satu album Menapak Bumi yang diluncurkan 2012 lalu. Album perdananya itu sudah tersebar di seluruh Indonesia. Aji menuturkan aliran bandnya tersebut adalah pop alternatif. “Lagu-lagu yang kami bawakan kebanyakan bertema cinta. Seperti salah satu lagu di album Menapak Bumi yang berjudul Yang Terindah itu kisah perjalanan saya saat SMA,” katanya.
Namun sebagai anggota Polri, dia dan Junanto tentu tidak bisa seenaknya meninggalkan tugas demi konser. “Kami sesuaikan dengan tugas kami. Kalau kami ada jadwal tugas, ya panggilan manggung kami tolak,” ujar dia.
Junanto menambahkan, selain untuk menyalurkan hobi mereka, band tersebut juga sebagai salah satu pendukung mereka dalam bertugas, yakni untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Kisah ini juga dituangkan pada album perdanaMenapak Bumi yang artinya tidak melupakan di mana tempat manusia berpijak. “Lagu dengan tema cinta, merupakan spirit kami untuk bisa berada pada berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya.
Keduanya berharap grup band asal Pekalongan bisa lebih dikenal di belantika musik nasional. “Itu cita-cita kami sejak awal, band-band asal Pekalongan bisa dikenal di seluruh nusantara,” ucap Junanto.
Prahayuda Febrianto
(ftr)