Siswa SMP An Nizam Sumbangkan Seragam
A
A
A
MEDAN - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMP sederajat pada hari terakhir kemarin berjalan lancar.
Seusai ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), para siswa di Kota Medan meluapkan kegembiraan dengan beragam cara. Di SMP An Nizam, Jalan Perjuangan/Tuba2Medan, para siswa kelas IX mengumpulkan seragamnya untuk disumbangkan kepada pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Wakil Kepala SMP An Nizam Medan, Syafril Aritonang mengungkapkan, kegiatan ini sudah tahun kedua mereka laksanakan.
Menurut dia, dengan kegiatan seperti itu selain menghindari siswa dari berbagai aktivitas negatif seusai UN, juga bernilai ibadah. “Selama ini kan anak-anak euforianya banyak salah arah. Ada yang berkonvoi, coret-coret seragam sekolah, dan lainnya. Justru di sekolah ini kami melarang mereka berbuat seperti itu. Kalau seperti ini jadi lebih bermanfaat dan mengandung nilai ibadah,” katanya, kemarin.
Selain pakaian, para pelajar juga menyumbangkan celana dan jilbab yang dikumpulkan dalam satu goni. Setelah itu, pakaian- pakaian tersebut terlebih dulu akan dicuci dan disetrika sebelum disumbangkan kepada yang membutuhkan.
“Sebanyak 126 siswa turut menyumbangkan pakaian dan seragam sekolah mereka. Nanti pada tanggal 30 ini kami syukuran di sekolah, selepas itu besoknya akan segera diantarkan ke Sinabung,” ujar Aritonang seraya menyebut pihaknya juga akan menggalang bantuan lain seperti uang dan makanan kepada para pengungsi erupsi Gunung Sin Sementara di beberapa SMP negeri, para siswa terlihat merayakan dengan santai di lingkungan sekolah. Seperti di SMPN 7, Jalan Adam Malik Medan, para siswa berkelompok saling bercengkerama.
Tidak ada yang terlihat mencoret-coret seragam. Seragam putih-biru dan batik-biru ciri khas siswa sekolah itu masih bersih dari coretan. “Enggak mau ikut-ikutan (corat-coret), itu sudah kuno,” kata Desi, salah seorang siswa SMPN 7. Di SMPN 14, Jalan Pandan Medan, kerumunan siswa terlihat lebih sepi. Sebagian siswa sudah meninggalkan sekolah dan sebagian lagi masih duduk santai di kantin sekolah. Siswa di sekolah ini juga tidak terlihat mencoret-coret seragam.
“Kami nggak coret-coretan kok, dilarang oleh wali kelas,” ucap salah seorang siswi. Di sisi lain, sejumlah pelajar ada yang konvoi dengan mengendarai mobil dan sepeda motor di jalan raya. Seperti terlihat di Jalan Jenderal Sudirman, sejumlah siswa pawai sembari melakukan aksi coretcoret seragam. Setidaknya ada lima mobil berbagai tipe yang ikut pawai plus dua siswa SMP berboncengan menggunakan sepeda motor jenis trail dengan kecepatan tinggi. Namun, tidak diketahui pasti sekolah asal para siswa tersebut.
Kuat dugaan siswa itu berasal dari sekolah swasta. Di Lapangan Merdeka, belasan siswa juga terlihat mencoret- coret seragam. Begitu juga di seputaran Jalan Gadjah Mada. Di pinggir jalan beberapa siswa terlihat berjalan dengan seragam sekolah yang sudah tercoret- coret. “Ini (coret-coret) cuma untuk meluapkan kegembiraan saja kok,” ujar seorang siswa yang menolak menyebutkan nama dan asal sekolahnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Ramlan Tarigan mengatakan, Disdik sudah melayangkan surat edaran kepada sekolah-sekolah agar melarang anak didiknya mencoret- coret seragam seusai UN. Pihak sekolah disarankan melakukan kegiatan positif, seperti hiburan dan penanaman pohon. “Bagi anak didiknya yang masih melakukan aksi coretcoret akan kami tegur nanti, karena sudah mengindahkan surat dari kami,” ujarnya.
Syukri amal/ irwan siregar
Seusai ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), para siswa di Kota Medan meluapkan kegembiraan dengan beragam cara. Di SMP An Nizam, Jalan Perjuangan/Tuba2Medan, para siswa kelas IX mengumpulkan seragamnya untuk disumbangkan kepada pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Wakil Kepala SMP An Nizam Medan, Syafril Aritonang mengungkapkan, kegiatan ini sudah tahun kedua mereka laksanakan.
Menurut dia, dengan kegiatan seperti itu selain menghindari siswa dari berbagai aktivitas negatif seusai UN, juga bernilai ibadah. “Selama ini kan anak-anak euforianya banyak salah arah. Ada yang berkonvoi, coret-coret seragam sekolah, dan lainnya. Justru di sekolah ini kami melarang mereka berbuat seperti itu. Kalau seperti ini jadi lebih bermanfaat dan mengandung nilai ibadah,” katanya, kemarin.
Selain pakaian, para pelajar juga menyumbangkan celana dan jilbab yang dikumpulkan dalam satu goni. Setelah itu, pakaian- pakaian tersebut terlebih dulu akan dicuci dan disetrika sebelum disumbangkan kepada yang membutuhkan.
“Sebanyak 126 siswa turut menyumbangkan pakaian dan seragam sekolah mereka. Nanti pada tanggal 30 ini kami syukuran di sekolah, selepas itu besoknya akan segera diantarkan ke Sinabung,” ujar Aritonang seraya menyebut pihaknya juga akan menggalang bantuan lain seperti uang dan makanan kepada para pengungsi erupsi Gunung Sin Sementara di beberapa SMP negeri, para siswa terlihat merayakan dengan santai di lingkungan sekolah. Seperti di SMPN 7, Jalan Adam Malik Medan, para siswa berkelompok saling bercengkerama.
Tidak ada yang terlihat mencoret-coret seragam. Seragam putih-biru dan batik-biru ciri khas siswa sekolah itu masih bersih dari coretan. “Enggak mau ikut-ikutan (corat-coret), itu sudah kuno,” kata Desi, salah seorang siswa SMPN 7. Di SMPN 14, Jalan Pandan Medan, kerumunan siswa terlihat lebih sepi. Sebagian siswa sudah meninggalkan sekolah dan sebagian lagi masih duduk santai di kantin sekolah. Siswa di sekolah ini juga tidak terlihat mencoret-coret seragam.
“Kami nggak coret-coretan kok, dilarang oleh wali kelas,” ucap salah seorang siswi. Di sisi lain, sejumlah pelajar ada yang konvoi dengan mengendarai mobil dan sepeda motor di jalan raya. Seperti terlihat di Jalan Jenderal Sudirman, sejumlah siswa pawai sembari melakukan aksi coretcoret seragam. Setidaknya ada lima mobil berbagai tipe yang ikut pawai plus dua siswa SMP berboncengan menggunakan sepeda motor jenis trail dengan kecepatan tinggi. Namun, tidak diketahui pasti sekolah asal para siswa tersebut.
Kuat dugaan siswa itu berasal dari sekolah swasta. Di Lapangan Merdeka, belasan siswa juga terlihat mencoret- coret seragam. Begitu juga di seputaran Jalan Gadjah Mada. Di pinggir jalan beberapa siswa terlihat berjalan dengan seragam sekolah yang sudah tercoret- coret. “Ini (coret-coret) cuma untuk meluapkan kegembiraan saja kok,” ujar seorang siswa yang menolak menyebutkan nama dan asal sekolahnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Ramlan Tarigan mengatakan, Disdik sudah melayangkan surat edaran kepada sekolah-sekolah agar melarang anak didiknya mencoret- coret seragam seusai UN. Pihak sekolah disarankan melakukan kegiatan positif, seperti hiburan dan penanaman pohon. “Bagi anak didiknya yang masih melakukan aksi coretcoret akan kami tegur nanti, karena sudah mengindahkan surat dari kami,” ujarnya.
Syukri amal/ irwan siregar
(ars)