Jalan Rusak, Ratusan Warga Geruduk Kantor Bupati
A
A
A
BATANG - Ratusan warga Desa Depok, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang menggeruduk Kantor Bupati kemarin. Mereka menuntut Bupati Yoyok Riyo Sudibyo memperbaiki jalan di sejumlah wilayah yang rusak parah.
Saat berorasi, mereka menilai Yoyok dan jajarannya pemalas. Padahal kerusakan sejumlah jalan ini sudah terjadi cukup lama, tapi hingga kini belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemkab setempat. “Bupati Yoyok dan pejabatnya pemalas. Mereka tidak pernah turun ke lapangan untuk mengecek kondisi masyarakatnya. Jalan Yos Sudarso (menuju pelabuhan/TPI) dan jalan di Depok sudah rusak parah dan sampai sekarang belum diperbaiki,” kata Nur Abadi, koordinator aksi.
Pihaknya terpaksa menggalang koin dari masyarakat untuk perbaikan jalan tersebut. “Koin hasil penggalangan yang kami lakukan, kami serahkan kepada pemkab agar segera dilakukan perbaikan jalan,” ujarnya. Peserta aksi lainnya, Depi, mengungkapkan sudah banyak korban jiwa akibat jalan rusak tersebut.
Warga yang sakit juga terlambat mendapatkan pertolongan karena terhambat jalan rusak. “Akibat jalan rusak parah, warga yang sakit tidak tertolong karena terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga meninggal,” ucapnya. Ketua DPRD Kabupaten Batang Teguh Raharjo yang menerima demonstran mengatakan akan menindaklanjuti koin itu untuk perbaikan jalan yang digalang warga tersebut.
Hal itu akan dilakukan sesuai aturan hukum yang ada dan skala prioritas karena keterbatasan anggaran. “Tahun ini dilaksanakan perbaikan jalan itu. Kalau tidak dibangun tahun ini, warga boleh demo lagi di Kantor DPRD. Jalan Yos Sudarso dan Depok sudah proses lelang,” tandasnya. Sekda Batang Nashikin mengatakan jalan di Depok dan Jalan Yos Sudarso dalam waktu dekat akan digarap dengan anggaran Rp70 miliar.
“Kita juga dapat bantuan gubernur Rp15 miliar untuk jalan penghubung Desa Gerlang, Kecamatan Bligo ke Desa Batur Banjarnegara,” ungkapnya. Massa kemudian menyerahkan dua tampah koin kepada Teguh Raharjo dan Nashikin.
Aksi tersebut mendapat kawalan ketat petugas kepolisian setempat. Usai mendapat janji dan kepastian perbaikan jalan dari pemkab dan DPRD setempat, massa berangsur pulang membubarkan diri.
Prahayuda febrianto
Saat berorasi, mereka menilai Yoyok dan jajarannya pemalas. Padahal kerusakan sejumlah jalan ini sudah terjadi cukup lama, tapi hingga kini belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemkab setempat. “Bupati Yoyok dan pejabatnya pemalas. Mereka tidak pernah turun ke lapangan untuk mengecek kondisi masyarakatnya. Jalan Yos Sudarso (menuju pelabuhan/TPI) dan jalan di Depok sudah rusak parah dan sampai sekarang belum diperbaiki,” kata Nur Abadi, koordinator aksi.
Pihaknya terpaksa menggalang koin dari masyarakat untuk perbaikan jalan tersebut. “Koin hasil penggalangan yang kami lakukan, kami serahkan kepada pemkab agar segera dilakukan perbaikan jalan,” ujarnya. Peserta aksi lainnya, Depi, mengungkapkan sudah banyak korban jiwa akibat jalan rusak tersebut.
Warga yang sakit juga terlambat mendapatkan pertolongan karena terhambat jalan rusak. “Akibat jalan rusak parah, warga yang sakit tidak tertolong karena terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga meninggal,” ucapnya. Ketua DPRD Kabupaten Batang Teguh Raharjo yang menerima demonstran mengatakan akan menindaklanjuti koin itu untuk perbaikan jalan yang digalang warga tersebut.
Hal itu akan dilakukan sesuai aturan hukum yang ada dan skala prioritas karena keterbatasan anggaran. “Tahun ini dilaksanakan perbaikan jalan itu. Kalau tidak dibangun tahun ini, warga boleh demo lagi di Kantor DPRD. Jalan Yos Sudarso dan Depok sudah proses lelang,” tandasnya. Sekda Batang Nashikin mengatakan jalan di Depok dan Jalan Yos Sudarso dalam waktu dekat akan digarap dengan anggaran Rp70 miliar.
“Kita juga dapat bantuan gubernur Rp15 miliar untuk jalan penghubung Desa Gerlang, Kecamatan Bligo ke Desa Batur Banjarnegara,” ungkapnya. Massa kemudian menyerahkan dua tampah koin kepada Teguh Raharjo dan Nashikin.
Aksi tersebut mendapat kawalan ketat petugas kepolisian setempat. Usai mendapat janji dan kepastian perbaikan jalan dari pemkab dan DPRD setempat, massa berangsur pulang membubarkan diri.
Prahayuda febrianto
(ftr)