Gubernur Keukeuh Cilamaya Harus Jadi Pelabuhan
A
A
A
SUBANG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta pelabuhan internasional tetap dibangun di Cilamaya Kabupaten Karawang.
“Kami cenderung Cilamaya tetap dipertahankan jadi lokasi pe labuhan,” ujar Heryawan, kepada KORAN SINDO, di sela pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tingkat Pro vinsi Jawa Barat, yang digelar di Alun-alun Kecamatan Pagaden, Ka bupaten Subang, kemarin. Saat ini, Cilamaya sebagai calon lokasi pelabuhan sudah dibatalkan pemerintah pusat, karena adanya keberatan dari se jumlah pihak.
Di antaranya di kawasan tersebut terdapat jaring an pipa distribusi minyak dan gas PT Per tamina. Sehingga, ke beradaan pelabuhan dianggap bisa meng ganggu suplai minyak se bagai dampak dari lalu lintas ang kutan kapal laut. Meski sudah dibatalkan, dia keukeuh jika pelabuhan tetap harus dibangun di Cilamaya. Gubernur berdalih, studi kelayakan Cilamaya sebagai calon lo kasi pelabuhan, sudah selesai jauh sebelumnya. Sehingga, jika lokasinya tetap dipindahkan, tentu memerlukan waktu lagi dan kajian ulang, yang pro sesnya bisa berlangsung lama.
“Cilamaya itu kan kajiannya sudah lama, dari sejak dulu. Bahkan studi kelayakannya sudah selesai. Kalau sekarang dige ser (lokasinya), perlu waktu la ma lagi, perlu kajian lagi. Dan itu prosesnya bisa lama. Karena itu, kami cenderung agar Cilamaya tetap di pertahan kan,”papar nya.
Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mende sak pemerintah pusat memberi kepastian ihwal lokasi pela buhan pengganti Cilamaya. “Jabar ini sangat butuh pelabuhan besar. Soal nanti dimana loka sinya, kami nggak masalah. Kami hanya inginkan kepastian mengenai lokasinya saja,”timpal Ineu.
Secara impilisit, Ineu tampak nya sepakat dengan pandang an gubernur, jika lokasi pela buhan tidak perlu di pin dahkan. Sebab, selain memerlukan pro ses lama lagi, pemindahan lo kasi juga menimbulkan konsek wensi merubah rencana tata ruang wilayah (RTRW). “Ya, kalau dipindahkan harus ada uji kelayakan kembali. Ini prosesnya bakal lama lagi, minimal dua tahunan. Se mentara Jabar sangat butuh pelabuh an segera,”ucapnya.
Terkait kelayakan Desa Patim ban Kecamatan Pusakanagara, Subang, sebagai lokasi pem bangunan pelabuhan, Ineu mengaku kurang mengetahui persis. “Nggak tahu pasti ya, soalnya saya belum lihat ke sana,”pungkas politisi wanita dari PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, pantauan, pen canangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Ge rak (HKG) PKK Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang digelar di Alun-alun Kecamatan Pagaden, Subang, kemarin, berlangsung semarak. Selain dihadiri Gubernur dan Ketua DPRD Jabar, Bupati dan Wakil Bupati Subang, serta unsur Muspida Subang, ke giatan ini juga diikuti beberapa kabu paten lain di Jabar, di an taranya Sukabumi.
Dalam kesempatan tersebut, usai meninjau stan atau pameran produk dari beberapa kabu paten/kota di Jabar, Gubernur Heryawan didampingi Bupati Ojang Sohandi dan Wakil Bupati Imas Aryumningsih, bergotong royong membersihkan solokan Cigadung bersama warga setempat.
Usep husaeni
“Kami cenderung Cilamaya tetap dipertahankan jadi lokasi pe labuhan,” ujar Heryawan, kepada KORAN SINDO, di sela pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tingkat Pro vinsi Jawa Barat, yang digelar di Alun-alun Kecamatan Pagaden, Ka bupaten Subang, kemarin. Saat ini, Cilamaya sebagai calon lokasi pelabuhan sudah dibatalkan pemerintah pusat, karena adanya keberatan dari se jumlah pihak.
Di antaranya di kawasan tersebut terdapat jaring an pipa distribusi minyak dan gas PT Per tamina. Sehingga, ke beradaan pelabuhan dianggap bisa meng ganggu suplai minyak se bagai dampak dari lalu lintas ang kutan kapal laut. Meski sudah dibatalkan, dia keukeuh jika pelabuhan tetap harus dibangun di Cilamaya. Gubernur berdalih, studi kelayakan Cilamaya sebagai calon lo kasi pelabuhan, sudah selesai jauh sebelumnya. Sehingga, jika lokasinya tetap dipindahkan, tentu memerlukan waktu lagi dan kajian ulang, yang pro sesnya bisa berlangsung lama.
“Cilamaya itu kan kajiannya sudah lama, dari sejak dulu. Bahkan studi kelayakannya sudah selesai. Kalau sekarang dige ser (lokasinya), perlu waktu la ma lagi, perlu kajian lagi. Dan itu prosesnya bisa lama. Karena itu, kami cenderung agar Cilamaya tetap di pertahan kan,”papar nya.
Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mende sak pemerintah pusat memberi kepastian ihwal lokasi pela buhan pengganti Cilamaya. “Jabar ini sangat butuh pelabuhan besar. Soal nanti dimana loka sinya, kami nggak masalah. Kami hanya inginkan kepastian mengenai lokasinya saja,”timpal Ineu.
Secara impilisit, Ineu tampak nya sepakat dengan pandang an gubernur, jika lokasi pela buhan tidak perlu di pin dahkan. Sebab, selain memerlukan pro ses lama lagi, pemindahan lo kasi juga menimbulkan konsek wensi merubah rencana tata ruang wilayah (RTRW). “Ya, kalau dipindahkan harus ada uji kelayakan kembali. Ini prosesnya bakal lama lagi, minimal dua tahunan. Se mentara Jabar sangat butuh pelabuh an segera,”ucapnya.
Terkait kelayakan Desa Patim ban Kecamatan Pusakanagara, Subang, sebagai lokasi pem bangunan pelabuhan, Ineu mengaku kurang mengetahui persis. “Nggak tahu pasti ya, soalnya saya belum lihat ke sana,”pungkas politisi wanita dari PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, pantauan, pen canangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Ge rak (HKG) PKK Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang digelar di Alun-alun Kecamatan Pagaden, Subang, kemarin, berlangsung semarak. Selain dihadiri Gubernur dan Ketua DPRD Jabar, Bupati dan Wakil Bupati Subang, serta unsur Muspida Subang, ke giatan ini juga diikuti beberapa kabu paten lain di Jabar, di an taranya Sukabumi.
Dalam kesempatan tersebut, usai meninjau stan atau pameran produk dari beberapa kabu paten/kota di Jabar, Gubernur Heryawan didampingi Bupati Ojang Sohandi dan Wakil Bupati Imas Aryumningsih, bergotong royong membersihkan solokan Cigadung bersama warga setempat.
Usep husaeni
(ftr)