Inflasi Palembang di April Naik

Selasa, 05 Mei 2015 - 10:29 WIB
Inflasi Palembang di...
Inflasi Palembang di April Naik
A A A
PALEMBANG - BPS Sumsel mencatat bensin, daging ayam ras, bawang merah, tas dan gula pasir menyu mbang inflasi Palembang April 2015 dengan persentase 0,48%, lebih tinggi dari inflasi Maret 2015 sebesar 0,31%.

Inflasi Kota Palembang terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada tujuh kelompok pengeluaran, yakni kelompok sandang sebesar 1,43%, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,75%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,51%, kelompok bahan makanan 0,40%, kelompok kese hatan 0,29%, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,17%, dan kelompok pendi dikan rekreasi dan olahraga 0,09%.

“Laju inflasi kumulatif tahun 2015 sampai dengan April capai 0,85% dan laju inflasi year on year (April 2015 terhadap April 2014) adalah 6,93%. Pemicu inflasi karena dampak ke nai kan bensin yang masih di rasakan masyarakat,” kata Kepala BPS Sumsel Bachdi Ruswana, ke marin. Dia melanjutkan, secara rinci komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Pa lembang antara lain bensin, daging ayam ras, bawang merah, tas dan gula pasir, sedangkan komo ditas yang mengalami penurunan harga dengan an dil deflasi tertinggi antara lain beras, angkutan udara, cumi-cumi, dan tarif listrik.

Dia mengaku, hasil semua itu didasarkan pemantauan terha dap 386 komoditas dengan rin cian 107 komoditas mengalami kenaikan harga dan 35 komoditas mengalami penurunan harga. “Kota Palembang menduduki posisi ke-15 dari 23 kota di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di Lu buklinggau, Sumsel dengan nilai mencapai 0,99%, sedangkan terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,08%,” tutur Bachdi.

Dia memproyeksikan pada Mei nanti Kota Palembang mau pun Sumsel akan mengalami inflasi seiring dengan masih berpengaruhnya dampak dari penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 28 Maret lalu yang berdampak pada kenai kan harga kebutuhan pokok dan lainnya. “Implikasinya memang baru akan terasa pada bulan-bulan berikutnya. Sebagai ilustrasi saja dampak penaikan BBM Februari lalu baru terasa pada Maret dan terbukti kalau bensin me mberikan andil cukup besar bagi pergerakan inflasi.

Bahkan, dampaknya akan terasa dua bulan ke depan,” jelasnya. Sementara itu, ekonom Sum sel Yan Sulistyo menam bah kan, pihaknya tidak menampik kalau kom ponen dari ba han bakar minyak menjadi pe micu terjadinya inflasiKotaPa lembang. Belum lagi jika penaikan har ga BBM diikuti oleh kenai kan harga barang material, transportasi, makanan dan lain nya, justru akan semakin mem berikan andil besar terha dappergerakaninflasi.

“Dari awal kami prediksikan ka lau April ini angka inflasi akan lebih besar dibanding Maret lalu. Terbukti agregat inflasi April lebih tinggi dari Maret lalu. Memang dampak penaikan harga BBM tentu akan diiku ti kenaikan komponen lain seperti tarif angkutan, kebutuhan pokok dan lainnya,” jelasnya.

Darfian jaya suprana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2874 seconds (0.1#10.140)