Ratusan Pemakai Narkoba Terjaring dalam Semalam

Senin, 04 Mei 2015 - 12:47 WIB
Ratusan Pemakai Narkoba...
Ratusan Pemakai Narkoba Terjaring dalam Semalam
A A A
PALEMBANG - Pernyataan Presiden Jokowi bahwa Indonesia (termasuk Palembang) darurat narkoba tidak berlebihan. Dalam semalam, BBN Sumsel dengan mudah “mendapatkan” ratusan pemakai narkoba dari satu tempat yang dirazia.

Razia rutin Sabtu malam Minggu kemarin di Diskotik RD diJalan Kol H Barlian Km 9, BNN Sumsel berhasil mengamankan 100 orang pengunjung yang positif mengonsumsi narkoba setelah di tes urine. Razia dini hari kemarin ini adalah yang ketiga baru–baru ini.

Sebelumnya di salah satu tempat hiburan malam di kawasan jalan arah PTC Palembang, didapatkan belasan pemakai narkoba, kemudian minggu lalu meningkat puluhan orang positif mengonsumsi narkoba di diskotik di Jalan Kol H Barlian. Ratusan pengunjung diskotik yang terjaring kemarin terdiri dari 83 pria dan 17 wanita.

“Kalau untuk mereka yang terjaring malam ini (kemarin), yang positif urinenya memakai narkoba, akan kita periksa lebih lanjut oleh tim khusus asosmen dari BNN Sumsel,” ujar Kepala BNN Sumsel Brigjen Pol Iswandi Hari, kemarin. Berdasarkan pantauan KO RAN SINDO PALEMBANG, razia dini hari kemarin digelar saat hujan deras. Petugas pun menerobos banjir untuk mencapai diskotik tersebut.

Razia yang dipimpin langsung oleh Kepala BNN Sumsel, membuat beberapa orang pengunjung yang tengah berada di bagian depan diskotik mencoba untuk kabur. Namun, berkat ke sigapan petugas tak ada pengunjung lepas. Terlihat juga satu mobil pelat merah terpakir dihalaman depan diskotik. Ratusan pengunjung yang juga banyak remaja (ABG) panik melihat kedatangan petugas.

Petugas langsung melakukan tes urine pada setiap pengunjung dengan menggunakan dua toilet untuk pria dan wanita. Karena banyaknya pengunjung hingga ratusan orang, suasana di depan toilet terlihat layaknya antrean karcis. Dari tes tersebut diketahui ratusan orang positif menggunakan barang haram. Mereka dibawa ke BNN dengan dua bus dan satu mobil minibus untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Brigjen Pol Iswandi Hari menyatakan, razia rutin dilakukan untuk memberantas narkoba di tempat-tempat hiburan malam. Menurutnya, BNN akan terus melakuka razia rutin, sebagai upaya pemberantasan narkoba. Dalam kurun waktu tiga minggu terakhir, pihaknya telah menjaring 148 orang pemakai narkoba di tempat hiburan malam. “Mereka ini diproses sesuai undang–undang.

Karenanya, bagi pe makai atau pecandu lain yang tidak terjaring sebaiknya melapor untuk dapat direhabilitasi. Kita laksanakan razia ini, dan sejauh ini dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu, kita juga akan kejar target menuju Indonesia bersih narkoba,” katanya. Kepala BBN juga mengharapkan kerja sama pimpinan instansi pemerinta swasta untuk melakukan tes urine bagi seluruh pegawainya.

“Sejauh ini sudah ada instansi yang telah mengajukan untuk melakukan tes urine. Namun, saat ini kita juga mengharapkan kerja samanya pada instansi lain dalam menuju Indonesia bersih narkoba,” sebutnya. Sementara itu, Kriminolog dari Universitas Muhammadiyah Palembang Sri Sulastri mengatakan, BNN memang harus terus menggelar razia untuk memberi kan efek jera dan mempersempit ruang gerak pengedar narkoba.

Namun, bagi mereka yang positif menggunakan narkoba harus ditindaklanjut dengan proses hukum. “Jadi, tugas BNN lebih prefentif dalam menindak pemakai narkoba, sedangkan pihak kepolisian lebih kepada penindakannya. Oleh karna itu, kegiatan sosialisasi harus dapat lebih dioptimalkan oleh pihak BNN,” katanya menanggapi.

Ditanya banyaknya pemakai yang terjaring razia membuktikan narkoba beredar luas di Palembang, Sri menyatakan, tindakan tegas dari aparat kepolisian dibutuhkan. Hanya saja, sambung Sri, harus diakui juga tidak mudah bagi polisi untuk menangkap bandar, karena juga harus ditemukan barang bukti. Menurut dia, mencari bandar gampang-gampang susah. “Tidak mungkin polisi tidak mengetahui bandar, tapi persoalannya adalah pembuktian.

Bandar ataupun pemakai selalu melakukan Gerakan Tutup Mulut (GPM) ketika ditangkap dan diinterogasi,” ujarnya. Dijelaskannya, GMP dikarenakan pemakai atau bandar yang tertangkap diintimidasi dari orang lain yang juga terlibat da lam peredaran narkoba. “Apalagi pemakai ataupun bandarnya terkadang ABG ataupun pelajar. Jadi, mereka tidak mau buka mulut karena ada ancaman,” katanya.

Bubun kurniadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2761 seconds (0.1#10.140)