Arief Ajak Anak Muda Tangkal Paham Radikal
A
A
A
BANDUNG - Anggota Ko misi I DPR RI dari partai Hanura Arief Su ditomo mengajak anak muda menangkal radikalisme mulai dari diri sendiri. “Dalam menangkal radikalisme, makin kesini makin meng hadapi masalah yang prag matis.
Kecenderungan ma sya ra kat meninggalkan ideologis. Kalau misalkan tidak faham tentang ideologis, Pancasila mesti diimplementasikan,” ung kapnya dalam seminar sehari diGedung Taman Pramuka, Kota Bandung, kemarin. Saat ini, kata dia, bangsa yang miskin secara ekonomi dan spiritual, tidak terdidik, faham radikalisme sangat mudah merasukke dalam jiwa masyarakat.
Dia mengajak melakukan berbagai hal positif sesuai Pancasila, dengan menghormati meng hargai perbedaan. “Hanya karena ada yang ber - beda, jangan sampai ada perlakuan mulai dari mencemooh hingga hal ekstrem. Yang bisa di lakukan anak muda terutama pelajar adalah dengan tidak melakukan korupsi kecil seperti nyontek, nyogok, atau nyari bocoran UN (ujian nasional),” kata nya.
Menurutnya, korupsi me rupakan sebuah bentuk radikalisme. Bagi dia, Indonesia sedang pe rang ekonomi dengan kaum ka pi talis. Tak terkecuali juga perang budaya. Dia mencontohkan, saat makanan tahu tempe meng gunakan mayoritas kedelai impor daripada lokal, lanjut Arief bangsa ini sedang kalah. “Generasi muda ini sedari awal mesti sadar agar tidak terlena dan kalah terus,” ujarnya.
Hadir dalam seminar yang di ikuti oleh ratusan pelajar SMA sederajat ini, Kabag Pam Kodiklat TNI Kol Inf Sthepanus Mahury. Menurut dia, daerah terbelakang yang masih di selimuti kemiskinan dan ketidak adilan jadi basis radikalisme. “Mereka masih sangat mudah terpengaruh, apalagi jika mem bawa simbol agama. Maka generasi muda ini juga harus pandai-pandai memilih dan menangkal doktrinasi yang menjurus radikalisme ini,” ungkapnya.
FauzanTagih Janji
Kecenderungan ma sya ra kat meninggalkan ideologis. Kalau misalkan tidak faham tentang ideologis, Pancasila mesti diimplementasikan,” ung kapnya dalam seminar sehari diGedung Taman Pramuka, Kota Bandung, kemarin. Saat ini, kata dia, bangsa yang miskin secara ekonomi dan spiritual, tidak terdidik, faham radikalisme sangat mudah merasukke dalam jiwa masyarakat.
Dia mengajak melakukan berbagai hal positif sesuai Pancasila, dengan menghormati meng hargai perbedaan. “Hanya karena ada yang ber - beda, jangan sampai ada perlakuan mulai dari mencemooh hingga hal ekstrem. Yang bisa di lakukan anak muda terutama pelajar adalah dengan tidak melakukan korupsi kecil seperti nyontek, nyogok, atau nyari bocoran UN (ujian nasional),” kata nya.
Menurutnya, korupsi me rupakan sebuah bentuk radikalisme. Bagi dia, Indonesia sedang pe rang ekonomi dengan kaum ka pi talis. Tak terkecuali juga perang budaya. Dia mencontohkan, saat makanan tahu tempe meng gunakan mayoritas kedelai impor daripada lokal, lanjut Arief bangsa ini sedang kalah. “Generasi muda ini sedari awal mesti sadar agar tidak terlena dan kalah terus,” ujarnya.
Hadir dalam seminar yang di ikuti oleh ratusan pelajar SMA sederajat ini, Kabag Pam Kodiklat TNI Kol Inf Sthepanus Mahury. Menurut dia, daerah terbelakang yang masih di selimuti kemiskinan dan ketidak adilan jadi basis radikalisme. “Mereka masih sangat mudah terpengaruh, apalagi jika mem bawa simbol agama. Maka generasi muda ini juga harus pandai-pandai memilih dan menangkal doktrinasi yang menjurus radikalisme ini,” ungkapnya.
FauzanTagih Janji
(bbg)