Pendidikan di Indonesia Kehilangan Arah

Sabtu, 02 Mei 2015 - 16:42 WIB
Pendidikan di Indonesia...
Pendidikan di Indonesia Kehilangan Arah
A A A
PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyebut, pendidikan di Indonesia masih belum jelas arahnya ke mana. Kritik tersebut disampaikan menyusul adanya pesoalan bongkar muat kurikulum pendidikan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Persoalan yang terjadi ini hanya menyencerminkan pendidikan berbasis pesanan. "Pendidikan itu, bukan untuk di coba-coba," ujar bupati yang akrab dipanggil Kang Dedi ini, Sabtu (2/5/2015).

Menurut Dedi, sejak lama para pendiri bangsa ini memiliki konsep akan manusia Indonesia seutuhnya. Artinya, melalui pendidikan itu harus menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.

"Utuh yang dimaksud, yakni utuh dengan tanahnya, air, udara, dan mataharinya. Itulah pendidikan berkarakter. Karakter ini, maka akan melahirkan watak budaya yang beridentitas, mandiri, dan berdaulat," tutur Kang Dedi.

Jadi, sudah seharusnya ruh pendidikan ini dikembalikan. Jangan sampai, kurikulum pendidikan ini hanya menyoroti soal angka prestasi belaka. Atau berorientasi pada nilai semata.

"Bila pendidikan ukurannya nilai, maka tujuan pendidikan itu tidak akan tercapai. Manusia Indonesia, tidak akan bisa utuh," terangnya.

Karena itu, sudah saatnya pendidikan kembali pada penghayatan, pengalaman, serta pengamalan. Kembalilah pada keutuhaan manusia Indonesia. Seperti, melakukan reformasi di sekolah.

Sekolah tanpa jajan, tanpa kendaraan, tanpa bimbingan belajar, tanpa UN/US. Tetapi, sudah saatnya anak-anak diajarkan mengenai pendidikan nyata. Seperti, memasak, menyulam, merenda, beternak, bertani, sastra, teater, musik, dan olahraga.

"Pendidikan nyata ini merupakan pondasi kreativitas. Kreativitas tersebut akan membentuk budaya dan jati diri bangsa. Jangan pendidikan mengadopsi orang lain. Indonesia, ya harus jadi Indonesia," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5528 seconds (0.1#10.24)