Produksi Sarung Tenun Tegal Anjlok

Sabtu, 02 Mei 2015 - 10:29 WIB
Produksi Sarung Tenun Tegal Anjlok
Produksi Sarung Tenun Tegal Anjlok
A A A
TEGAL - Perang yang berkobar di Yaman turut berdampak bagi pengusaha sarung tenun di Kota Tegal. Jumlah sarung tenun yang diproduksi mengalami penurunan hingga 90% menyusul merosotnya permintaan dari Timur Tengah.

Salah satu produsen sarung yang memangkas produksi, yakni PT Amar Jaya Textil (Amjatex), Kauman, Kecamatan Tegal Barat. “Produksinya turun drastis karena perang Yaman. Sejak terjadi perang, penurunan sampai 90% karena minimnya permintaan,” kata Manager PT Amjatex Okky Sidki kemarin. Penurunan produksi tersebut terjadi lantaran tidak bisa lagi mengirim sarung tenun ke Yaman.

Hingga saat ini ekspor tidak kunjung dilakukan karena negara di Timur Tengah tersebut masih dilanda perang. “Sudah empat bulan produksi dan pengiriman ke sejumlah negara Timur Tengah menurun. Puncaknya setelah terjadi perang Yaman,” ungkapnya. Sebelum terjadi perang, sarung tenun yang dikirim ke Yaman mencapai 40 kodi per pekan. Namun setelah terjadi perang, jumlahnya menurun hingga 25 kodi per pekan.

“Ekspor terakhir ke Yaman itu sekitar dua bulan lalu. Sekarang sama sekali tidak bisa masuk ke sana,” ujar Okky. Perusahaan Okky biasanya mengirimkan sarung tenun produksinya ke Yaman melalui penyalur di Jakarta. Jenis sarung tenun yang biasanya dikirim bermotif Balian dan Botolan. “Motif Balian dan Botolan paling banyak dikirim karena motif dan kualitasnya paling bagus,” paparnya. Banyak orang di negara Timur Tengah dan Afrika yang menggemari sarung tenun asal Indonesia karena kain yang digunakan merupakan kain rayon super dipadukan dengan benang unggulan.

“Saat digunakan pada cuaca panas maupun dingin tetap nyaman,” ucap Okky. Pengusaha tidak bisa mengandalkan pasar dalam negeri untuk menyerap hasil produksi. Dia mengaku pangsa pasar sarung tenun asal Tegal di dalam negeri justru lesu karena kurang diminati konsumen lokal. “Karena itu, sekarang kami coba bertahan semaksimal mungkin dengan mengandalkan pasar lokal setelah ekspor ke Yaman turun. Beberapa pengusaha malah sudah ada yang bangkrut karena tidak bisa mengirim lagi,” kata dia.

Sebelumnya produksi sarung tenun juga pernah terkena dampak gejolak yang terjadi di Mesir.

Farid firdaus
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4241 seconds (0.1#10.140)