Usai UN, Waspada Penipuan Modus Beasiswa
A
A
A
SAGULUNG - Aksi pelaku penipuan dengan sasaran siswa yang baru Ujian Nasional (UN) mulai marak. Modus yang digunakan adalah beasiswa Rp2,7 juta. Hati-hati bagi anda yang mendapat tawaran beasiswa, jangan langsung percaya.
Seperti yang terjadi pada siswa SMAN 5 Batam. Para pelaku penipuan yang menghubungi pihak sekolah mengaku dari Dinas Pendidikan Kota Batam. Mereka meminta data para siswa dan mengaku ingin memberikan beasiswa.
Dari data itu, para penipu menghubungi empat siswa. Para siswa diminta untuk menyerahkan nomor rekeningnya untuk ditransfer uang oleh pelaku dengan dalih uang beasiswa. Namun, sebelum uang ditransfer, para siswa diminta sejumlah uang.
Melalui sambungan telepon, para pelaku menuntun siswa ke ATM untuk mengambil uang yang ada direkening mereka. Saat para siswa akan mentransfer, mereka sadar duluan, sehingga batal menuruti apa yang diperintah para pelaku.
Para korban mulai sadar saat pelaku mengatakan di dalam rekening itu minimal Rp1 juta ke atas. Dari situlah, para siswa ini langsung menyadari menjadi korban penipuan.
Salah seorang siswa yang nyaris kena tipu adalah siswa Kelas XII bernama Malik, warga Marina City. Dia mengatakan, pelaku menghubunginya lewat pesan singkat mendapatkan beasiswa.
Pelaku langsung menuntunnya lewat telepon ke ATM untuk melakukan transaksi. Namun, setelah di ATM dia menyadari apa yang disampaikan pelaku adalah penipuan. Menurutnya, kalau mendapatkan beasiswa, tentu pihak sekolah yang menghubungi.
"Awalnya mendapat pesan singkat. Saya mendapat beasiswa. Pelakunya menghubungi saya agar pergi ke ATM untuk mentransfer uang kepadanya," ujar Malik, di Polsek Sagulung, Kamis (30/4/2015).
Dia bersama temannya, Randi, warga Buana Point yang sempat mengikuti perintah pelaku. Randi mengetahui sejauh ini ada empat orang temannya kena iming-iming beasiswa.
Dia menduga, masih banyak korban lainnya, hanya tidak mau mengatakannya. "Empat orang yang saya tahu. Mungkin masih banyak lagi yang kena, karena tak mau ngomong saja," terang Randi.
Dia menuturkan, pelaku sudah mengetahui semua data-datanya. Namun, dia mencurigai saat suara pelaku ditelepon karena beda dengan Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMAN 5 Kota Batam.
Apalagi, suara pelakunya masih terdengar muda. Sedangkan Wakepseknya sudah tua. Dia mendatangi Polsek Sagulung agar pelaku ditangkap supaya tidak ada korban lainnya. Namun, pihak Polsek Sagulung tidak bisa menerima laporannya, karena tak ada korban.
"Data kami dia tahu semuanya. Suaranya beda sama Wakepsek. Kami ingin agar tak ada korban yang kena tipu," pungkasnya.
Seperti yang terjadi pada siswa SMAN 5 Batam. Para pelaku penipuan yang menghubungi pihak sekolah mengaku dari Dinas Pendidikan Kota Batam. Mereka meminta data para siswa dan mengaku ingin memberikan beasiswa.
Dari data itu, para penipu menghubungi empat siswa. Para siswa diminta untuk menyerahkan nomor rekeningnya untuk ditransfer uang oleh pelaku dengan dalih uang beasiswa. Namun, sebelum uang ditransfer, para siswa diminta sejumlah uang.
Melalui sambungan telepon, para pelaku menuntun siswa ke ATM untuk mengambil uang yang ada direkening mereka. Saat para siswa akan mentransfer, mereka sadar duluan, sehingga batal menuruti apa yang diperintah para pelaku.
Para korban mulai sadar saat pelaku mengatakan di dalam rekening itu minimal Rp1 juta ke atas. Dari situlah, para siswa ini langsung menyadari menjadi korban penipuan.
Salah seorang siswa yang nyaris kena tipu adalah siswa Kelas XII bernama Malik, warga Marina City. Dia mengatakan, pelaku menghubunginya lewat pesan singkat mendapatkan beasiswa.
Pelaku langsung menuntunnya lewat telepon ke ATM untuk melakukan transaksi. Namun, setelah di ATM dia menyadari apa yang disampaikan pelaku adalah penipuan. Menurutnya, kalau mendapatkan beasiswa, tentu pihak sekolah yang menghubungi.
"Awalnya mendapat pesan singkat. Saya mendapat beasiswa. Pelakunya menghubungi saya agar pergi ke ATM untuk mentransfer uang kepadanya," ujar Malik, di Polsek Sagulung, Kamis (30/4/2015).
Dia bersama temannya, Randi, warga Buana Point yang sempat mengikuti perintah pelaku. Randi mengetahui sejauh ini ada empat orang temannya kena iming-iming beasiswa.
Dia menduga, masih banyak korban lainnya, hanya tidak mau mengatakannya. "Empat orang yang saya tahu. Mungkin masih banyak lagi yang kena, karena tak mau ngomong saja," terang Randi.
Dia menuturkan, pelaku sudah mengetahui semua data-datanya. Namun, dia mencurigai saat suara pelaku ditelepon karena beda dengan Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMAN 5 Kota Batam.
Apalagi, suara pelakunya masih terdengar muda. Sedangkan Wakepseknya sudah tua. Dia mendatangi Polsek Sagulung agar pelaku ditangkap supaya tidak ada korban lainnya. Namun, pihak Polsek Sagulung tidak bisa menerima laporannya, karena tak ada korban.
"Data kami dia tahu semuanya. Suaranya beda sama Wakepsek. Kami ingin agar tak ada korban yang kena tipu," pungkasnya.
(san)