8 Terpidana Ditembak Serentak Marry JJane Lollos
A
A
A
CILACAP - Berakhir sudah riwayat delapan terpidana mati kasus narkoba. Dini hari tadi regu tembak mengeksekusi mereka di Nusakambangan, Cilacap. Sedangkan Mary Jane secara dramatis ditunda eksekusinya.
Kejaksaan Agung memastikan delapan terpidana narkoba dieksekusi dini hari tadi. Mereka dieksekusi serentak. Masing-masing terpidana dihadapkan pada satu regu tembak yang memakai senapan SS-1. Tiga dari senapan regu tembak berisi peluru tajam, sedangkan sembilan lainnya tak berisi. Delapan terpidana itu yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil),
Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria). Sedangkan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina) eksekusinya dibatalkan oleh Kejaksaan Agung. “Penundaan eksekusi Mary Jane berkaitan dengan permintaan Presidn Filipina yang mengonfirmasi bahwa perekrut Mary Jane menyerahkan diri ke kepolisian,” ujar Jaksa Agung M Prasetyo di Kejagung, Jakarta, dini hari tadi.
Prasetyo menegaskan, eksekusi mati merupakan kewenangan hukum Indonesia. Dia memintasemuapihakuntukmenghormatinya. “Kita bukan melawan mereka (negaranegara yang menentang), tapi melawan kejahatan serius. Jangan mendesak kami untuk menunda dan membatalkan.Karena kalau dibatalkan berarti Indonesia lemah melawan narkoba,” ujarnya.
Delapan terpidana mati kasusnarkobadieksekusimatioleh regu tembak dari Brimob Polda Jawa Tengah. Eksekusi dengan cara ditembak dengan peluru 5,56 mm dengan jarak 5-10 meter. Seusai dinyatakan meninggal oleh tim dokter, jenazah dimandikan dan dimasukkan ke dalam peti jenazah. Selanjutnya, jenazah mereka dibawa dengan ambulans dan diseberangkan menuju Cilacap ke keluarganya masing-masing atau tempat mereka akan dikubur.
Australia Protes
Eksekusi ini kembali memunculkan reaksi keras negara tetangga. Australia mengecam tembak mati itu dan siap menarik duta besarnya dari Jakarta. PemerintahAustraliakembali mengecam eksekusi mati para terpidana kasus narkoba. Australia mempertimbangkan untuk menarik duta besarnya di Jakarta, Paul Grigson, sebagai wujud kemarahan atas kebijakan hukuman mati tersebut.
Ancaman serupa sebelumnya dilayangkan pemerintah Prancis. “Saya pikir ini (eksekusi mati) proses mengerikan. Akan ada konsekuensi (untuk itu),” kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop kemarin. Bishop mengaku kecewa dengan sikap Indonesia yang tak merespons permintaan Australia agar memberikan pengampunan kepada dua terpidana Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Pengamanan Ketat
Sebelumnya proses eksekusi, sekitar pukul 16.00 WIB, personel regu tembak menyeberang ke Pulau Nusakambangan untuk menjalankan tugas. Selain regu tembak, jaksa eksekutor juga sudah menyeberang ke Nusakambangan sejak Senin (27/4) malam sekitar pukul 22.00 WIB melalui Pelabuhan Tanjung Intan. Beberapa jam sebelum eksekusi, pengamanan di dermaga penyeberangan Wijayapura sepanjang pagi hingga tadi malam meningkat.
Sejak pagi, dua anjing pelacak disiagakan menjaga kawasan Dermaga Wijayapura. Sekitar pukul 09.00 WIB, ada 12 mobil ambulans terpantau masuk ke Dermaga Wijayapura dan menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Di bagian atas kiri mobil terpasang kertas bertulis nomor urut tiap ambulans. Mobil-mobil itu datang berurutan meskipun tak sesuai dengan nomor yang terpasang.
Dari luar kaca mobil terlihat ada peti mati yang diangkut di dalam ambulans. Namun, hanya ada sembilan ambulans yang mengangkut peti mati sudah terbungkus kain beludru warna putih. Sementarasisanya terlihat kosong. Kedatangan belasan mobil ambulans itu dikawal ketat aparat kepolisian yang berjaga dengan senjata lengkap.
Dua anjing pelacak dari Unit K-9 Polres Cilacap terlihat berjaga di depan pintu gerbang menuju dermaga penyeberangan. Setiap orang yang hendak masuk ke kompleks dermaga ditanya lebih rinci keperluannya oleh petugas. Selain dua anjing pelacak, sejumlah anggota polisi dan TNI bersenjata lengkap juga turut disiagakan menjaga di halaman kompleks dermaga sejak pagi. Peningkatan penjagaan tersebut semakin tampak selepas pukul 19.00 WIB tadi malam.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, kemarin, juga terlihat mendatangi Dermaga Wijayapura dan menyeberang ke Nusakambangan untuk memastikan kesiapan personel Polri yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan eksekusi. “Saya sebagai Kapolda mengecek keamanan secara menyeluruh dalam pelaksanaan ekusi di wilayah Cilacap.
Yang kedua, saya mengecek kesiapan pasukan kami yang akan melaksanakan tugas negara. Yang ketiga, mengecek sarana dan prasarana pendukung. Secara umum siap,” katanya kemarin. Nur Ali juga mengungkapkan, kesiapan regu tembak yang akan melakukan eksekusi mati terhadap sembilan terpidana. Jumlah personel tim regu tembak yang disiapkan ada 14 personel tiap tim. Tiap satu tim akan mengeksekusi satu terpidana mati.
“Sesuai aturannya (14 personel tiap tim),” katanya. Saat ditanya maksud kedatangan mobil ambulans dan peningkatan pengamanan, Nur Ali memilih tidak menjelaskan. “Silakan tafsirkan sendiri,” katanya. Menurut jenderal bintang dua tersebut, pihak Kejaksaan Agung yang lebih mengetahui waktu pelaksanaan eksekusi. Kepolisian, kata dia, siap melaksanakan kapan pun pelaksanaan eksekusi ditentukan.
“Terkait waktunya kapan, kita Polri siap grak ,” ujarnya. Sementara informasi yang beredar, jenazah para terpidana mati akan langsung dibawa ke sejumlah lokasi untuk disemayam kan dan dimakamkan. Myuran dan Andrew Sukumaran akan dibawa ke Jakarta melalui jalur darat. Kemudian Martin Anderson menurut rencana akan dibawa ke Bekasi Utara untuk disemayamkan,
Sylvester Obiekwe Nwolise disemayamkan di RS PGI Cikini, Jakarta Pusat, dan Rodrigo Gularte disemayamkan di RS St Corolous, Jakarta Pusat. Adapun Raheem Agbaje Salami Codova akan langsung dibawa ke Jawa Timur untuk dimakamkan di TPU Serayu, Madiun. Sementara Zaenal Abidin informasinya akan dimakamkan di Cilacap.
Farid firdaus/ eka setiawan/ hasyim hasyari/ ant
Kejaksaan Agung memastikan delapan terpidana narkoba dieksekusi dini hari tadi. Mereka dieksekusi serentak. Masing-masing terpidana dihadapkan pada satu regu tembak yang memakai senapan SS-1. Tiga dari senapan regu tembak berisi peluru tajam, sedangkan sembilan lainnya tak berisi. Delapan terpidana itu yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil),
Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria). Sedangkan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina) eksekusinya dibatalkan oleh Kejaksaan Agung. “Penundaan eksekusi Mary Jane berkaitan dengan permintaan Presidn Filipina yang mengonfirmasi bahwa perekrut Mary Jane menyerahkan diri ke kepolisian,” ujar Jaksa Agung M Prasetyo di Kejagung, Jakarta, dini hari tadi.
Prasetyo menegaskan, eksekusi mati merupakan kewenangan hukum Indonesia. Dia memintasemuapihakuntukmenghormatinya. “Kita bukan melawan mereka (negaranegara yang menentang), tapi melawan kejahatan serius. Jangan mendesak kami untuk menunda dan membatalkan.Karena kalau dibatalkan berarti Indonesia lemah melawan narkoba,” ujarnya.
Delapan terpidana mati kasusnarkobadieksekusimatioleh regu tembak dari Brimob Polda Jawa Tengah. Eksekusi dengan cara ditembak dengan peluru 5,56 mm dengan jarak 5-10 meter. Seusai dinyatakan meninggal oleh tim dokter, jenazah dimandikan dan dimasukkan ke dalam peti jenazah. Selanjutnya, jenazah mereka dibawa dengan ambulans dan diseberangkan menuju Cilacap ke keluarganya masing-masing atau tempat mereka akan dikubur.
Australia Protes
Eksekusi ini kembali memunculkan reaksi keras negara tetangga. Australia mengecam tembak mati itu dan siap menarik duta besarnya dari Jakarta. PemerintahAustraliakembali mengecam eksekusi mati para terpidana kasus narkoba. Australia mempertimbangkan untuk menarik duta besarnya di Jakarta, Paul Grigson, sebagai wujud kemarahan atas kebijakan hukuman mati tersebut.
Ancaman serupa sebelumnya dilayangkan pemerintah Prancis. “Saya pikir ini (eksekusi mati) proses mengerikan. Akan ada konsekuensi (untuk itu),” kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop kemarin. Bishop mengaku kecewa dengan sikap Indonesia yang tak merespons permintaan Australia agar memberikan pengampunan kepada dua terpidana Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Pengamanan Ketat
Sebelumnya proses eksekusi, sekitar pukul 16.00 WIB, personel regu tembak menyeberang ke Pulau Nusakambangan untuk menjalankan tugas. Selain regu tembak, jaksa eksekutor juga sudah menyeberang ke Nusakambangan sejak Senin (27/4) malam sekitar pukul 22.00 WIB melalui Pelabuhan Tanjung Intan. Beberapa jam sebelum eksekusi, pengamanan di dermaga penyeberangan Wijayapura sepanjang pagi hingga tadi malam meningkat.
Sejak pagi, dua anjing pelacak disiagakan menjaga kawasan Dermaga Wijayapura. Sekitar pukul 09.00 WIB, ada 12 mobil ambulans terpantau masuk ke Dermaga Wijayapura dan menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Di bagian atas kiri mobil terpasang kertas bertulis nomor urut tiap ambulans. Mobil-mobil itu datang berurutan meskipun tak sesuai dengan nomor yang terpasang.
Dari luar kaca mobil terlihat ada peti mati yang diangkut di dalam ambulans. Namun, hanya ada sembilan ambulans yang mengangkut peti mati sudah terbungkus kain beludru warna putih. Sementarasisanya terlihat kosong. Kedatangan belasan mobil ambulans itu dikawal ketat aparat kepolisian yang berjaga dengan senjata lengkap.
Dua anjing pelacak dari Unit K-9 Polres Cilacap terlihat berjaga di depan pintu gerbang menuju dermaga penyeberangan. Setiap orang yang hendak masuk ke kompleks dermaga ditanya lebih rinci keperluannya oleh petugas. Selain dua anjing pelacak, sejumlah anggota polisi dan TNI bersenjata lengkap juga turut disiagakan menjaga di halaman kompleks dermaga sejak pagi. Peningkatan penjagaan tersebut semakin tampak selepas pukul 19.00 WIB tadi malam.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, kemarin, juga terlihat mendatangi Dermaga Wijayapura dan menyeberang ke Nusakambangan untuk memastikan kesiapan personel Polri yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan eksekusi. “Saya sebagai Kapolda mengecek keamanan secara menyeluruh dalam pelaksanaan ekusi di wilayah Cilacap.
Yang kedua, saya mengecek kesiapan pasukan kami yang akan melaksanakan tugas negara. Yang ketiga, mengecek sarana dan prasarana pendukung. Secara umum siap,” katanya kemarin. Nur Ali juga mengungkapkan, kesiapan regu tembak yang akan melakukan eksekusi mati terhadap sembilan terpidana. Jumlah personel tim regu tembak yang disiapkan ada 14 personel tiap tim. Tiap satu tim akan mengeksekusi satu terpidana mati.
“Sesuai aturannya (14 personel tiap tim),” katanya. Saat ditanya maksud kedatangan mobil ambulans dan peningkatan pengamanan, Nur Ali memilih tidak menjelaskan. “Silakan tafsirkan sendiri,” katanya. Menurut jenderal bintang dua tersebut, pihak Kejaksaan Agung yang lebih mengetahui waktu pelaksanaan eksekusi. Kepolisian, kata dia, siap melaksanakan kapan pun pelaksanaan eksekusi ditentukan.
“Terkait waktunya kapan, kita Polri siap grak ,” ujarnya. Sementara informasi yang beredar, jenazah para terpidana mati akan langsung dibawa ke sejumlah lokasi untuk disemayam kan dan dimakamkan. Myuran dan Andrew Sukumaran akan dibawa ke Jakarta melalui jalur darat. Kemudian Martin Anderson menurut rencana akan dibawa ke Bekasi Utara untuk disemayamkan,
Sylvester Obiekwe Nwolise disemayamkan di RS PGI Cikini, Jakarta Pusat, dan Rodrigo Gularte disemayamkan di RS St Corolous, Jakarta Pusat. Adapun Raheem Agbaje Salami Codova akan langsung dibawa ke Jawa Timur untuk dimakamkan di TPU Serayu, Madiun. Sementara Zaenal Abidin informasinya akan dimakamkan di Cilacap.
Farid firdaus/ eka setiawan/ hasyim hasyari/ ant
(bbg)