Sampah Tutupi Keindahan Pantai di Bantul
A
A
A
BANTUL - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul mengaku kewalahan mengatasi permasalahan sampah di pantai yang ditimbulkan akibat banjir akhir pekan lalu.
Minimnya peralatan angkut serta ketergantungannya dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menjadi penyebab Disbudpar keteteran membersihkan sampah tersebut.
Kepala Disbudpar Bantul Bambang Legowo mengakui, jika akibat hujan dan banjir yang melanda Daerah Ibukota Yogyakarta (DIY) pada umumnya, sampah-sampah kiriman memenuhi kawasan pantai.
Hampir sepanjang pantai di Bantul dipenuhi dengan sampah. Sehingga petugas kebersihan yang berjumlah 39 orang dari Disbudpar harus bekerja ekstra keras untuk membersihkannya.
"Setiap musim hujan dan banyak pengunjung, sampah memang menjadi persoalan tersendiri," ujar Bambang, Selasa (28/4/2015).
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya memang sangat bergantung pada DPU Bantul yang bertugas mengangkut sampah-sampah tersebut.
Sehingga untuk segera menghilangkan sampah dari kawasan obyek wisata menuju ke tempat pembuangan akhir pasti menunggu jadwal dari DPU Bantul.
Tak hanya itu, seringkali armada-armada tersebut merasa kesulitan untuk mengakses sampah-sampah tersebut karena kemacetan sering melanda jalan-jalan menuju ke obyek wisata, terutama di kawasan Pantai Parangtritis dan Depok.
Seringkali sampah-sampah tersebut akhirnya menumpuk tinggi di beberapa tempat penampungan sementara di Parangtritis.
"Seringkali truk sampah itu keluar masuknya sangat susah. Jalannya sempit dan kalau pas kunjungan banyak, macetnya tidak kepalang," papar Bambang.
Untuk itu, tahun ini pihaknya berencana akan melakukan pengadaan truk sampah sebanyak satu unit. Dengan adanya truk sampah dari Disbudpar Bantul dapat dengan leluasa mengangkut sampah dari obyek wisata tersebut.
Susanto, salah satu warga Parangtritis mengakui banyak wisatawan yang mengeluhkan sampah menumpuk di penampungan.
Sebagai warga asli Parangtritis, mengaku risih bahkan terkadang heran karena selama ini di kawasan tersebut sudah ada petugas kebersihan yang statusnya sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Itu sudah ada pegawainya kok bisa sampah tidak tertangani," ujar pria yang bekerja di sebuah bank ini.
Minimnya peralatan angkut serta ketergantungannya dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menjadi penyebab Disbudpar keteteran membersihkan sampah tersebut.
Kepala Disbudpar Bantul Bambang Legowo mengakui, jika akibat hujan dan banjir yang melanda Daerah Ibukota Yogyakarta (DIY) pada umumnya, sampah-sampah kiriman memenuhi kawasan pantai.
Hampir sepanjang pantai di Bantul dipenuhi dengan sampah. Sehingga petugas kebersihan yang berjumlah 39 orang dari Disbudpar harus bekerja ekstra keras untuk membersihkannya.
"Setiap musim hujan dan banyak pengunjung, sampah memang menjadi persoalan tersendiri," ujar Bambang, Selasa (28/4/2015).
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya memang sangat bergantung pada DPU Bantul yang bertugas mengangkut sampah-sampah tersebut.
Sehingga untuk segera menghilangkan sampah dari kawasan obyek wisata menuju ke tempat pembuangan akhir pasti menunggu jadwal dari DPU Bantul.
Tak hanya itu, seringkali armada-armada tersebut merasa kesulitan untuk mengakses sampah-sampah tersebut karena kemacetan sering melanda jalan-jalan menuju ke obyek wisata, terutama di kawasan Pantai Parangtritis dan Depok.
Seringkali sampah-sampah tersebut akhirnya menumpuk tinggi di beberapa tempat penampungan sementara di Parangtritis.
"Seringkali truk sampah itu keluar masuknya sangat susah. Jalannya sempit dan kalau pas kunjungan banyak, macetnya tidak kepalang," papar Bambang.
Untuk itu, tahun ini pihaknya berencana akan melakukan pengadaan truk sampah sebanyak satu unit. Dengan adanya truk sampah dari Disbudpar Bantul dapat dengan leluasa mengangkut sampah dari obyek wisata tersebut.
Susanto, salah satu warga Parangtritis mengakui banyak wisatawan yang mengeluhkan sampah menumpuk di penampungan.
Sebagai warga asli Parangtritis, mengaku risih bahkan terkadang heran karena selama ini di kawasan tersebut sudah ada petugas kebersihan yang statusnya sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Itu sudah ada pegawainya kok bisa sampah tidak tertangani," ujar pria yang bekerja di sebuah bank ini.
(nag)