Dihantam Ombak, Kapal Nelayan Demak Terbalik
A
A
A
KENDAL - Sebuah kapal nelayan asal Demak terbalik setelah dihantam ombak besar sekitar 3,5 mil dari Pelabuhan Kendal. Sebanyak 16 anak buah kapal terjun ke laut untuk menyelamatkan diri, satu diantaranya hingga kini belum ditemukan.
Kapal Nelayan Sinar Mulia ini terbalik Minggu (26/4/2015) dan 15 anak buah kapal berhasil diselamatkan dan langsung dibawa pulang oleh Pemerintah Kabupaten Kendal.
Tim SAR Bahurekso Kendal hingga Selasa (28/4/2015) masih melakukan penyisiran untuk mencari satu korban yang hilang.
Sementara evakuasi bangkai kapal yang terbalik dilakukan dengan menarik ke Pelabuhan Kendal menggunakan kapal lain.
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kendal Slamet mengatakan, kapal terbalik setelah dihantam ombak.
“Ada 16 ABK yang ikut dalam kapal tersebut, 15 diantaranya berhasil diselamatkan nelayan lain dan kini sudah dikembalikan ke rumahnya di Demak. Sedangkan satu ABK yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian tim SAR,” katanya.
Sebanyak 15 ABK kapal selamat, namun perahu mereka karam dan hilang entah kemana. Sedangkan, korban hilang adalah, Hari Purnomo (42) warga RT 7 RW 1 Desa Purworejo Kecamatan Borong, Kabupaten Demak, belum ditemukan.
Sementara Nahkoda kapal yang selamat, Yaenudi (45) warga RT 1 RW 2 Desa Karangsono, Kecamatan Borong, Demak mengatakan peristiwa nahas ini bermula saat kapal yang ditumpanginya sedang mencari ikan di Perairan Pantai Bandengan, Kendal.
Saat menebar jaring, pada pukul 19.30 WIB belum sampai jaring ditarik kembali, kapal miring dan akhirnya terbalik.
“Jaring sudah ditabur, tiba-tiba kapal terbalik. Dikarenakan cuaca saat itu mendung dan gerimis, disertai adanya gelombang air laut yang pasang,” timpalnya.
Hempasan ombak setinggi 3 meter tiba-tiba, sambung dia, seluruh ABK seketika terjatuh ke laut.
Mereka (ABK) sempat terapung selama satu jam sebelum akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. Sebanyak 15 orang ABK bertahan dengan memanjat lambung kapal yang terbalik.
Kapolres Kendal AKBP Widi Atmoko mengatakan, sebanyak 15 ABK selamat telah dipulangkan ke tempat asal dengan difasilitasi pihak Dinsos setempat.
Kemudian, terkait ABK yang belum ditemukan, Widi Atmoko menyatakan, akan terus berupaya melakukan pencarian. Pihaknya bersama tim SAR Provinsi, BPBD Kendal dan Satpolair Kendal terus berkoordinasi.
“Kami melakukan penyisiran di lokasi kejadian untuk mencari satu nelayan yang belum
ditemukan," tandasnya.
Sementara akibat cuaca tak menentu, ratusan nelayan di Kendal enggan pergi melaut. Pasalnya, selain sulit mendapatkan ikan, para nelayan juga khawatir akan kondisi ombak yang terkadang tidak bersahabat, sehingga bisa mengancam keselamatan para nelayan setempat.
Kustono (65) salah seorang nelayan Kp Bandengan Kecamatan Kendal Kota mengaku memilih tidak melaut dan menggunakan waktunya untuk memperbaiki jaring serta perahunya yang bocor.
“Sudah hampir lima hari ini saya dan teman-teman yang lain tidak pergi melaut, sebab cuaca dan ombak sedang tidak bersahabat,” katanya saat ditemui di galangan kapal sekitar Perairan Bandengan.
Dia mengatakan, selain kondisi cuaca yang tidak menentu, dirinya masih khawatir akan kejadian sebuah kapal motor nelayan asal Demak yang karam beberapa hari lalu akibat dihantam ombak besar.
“Musuh kami tidak hanya cuaca yang terkadang ekstrem, tapi tat kala ombak besar menerjang, jiwa dan keselamatan kami menjadi taruhannya,” ungkapnya.
Menurutnya, hampir seminggu tidak melaut dan tidak mencari ikan, pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya menjadi berkurang.
Diakuinya, jika setiap pulang dari melaut dan mencari ikan, setidaknya hasil pendapatnnya bisa digunakan untuk biaya hidup.
“Kebutuhan kami sangat banyak, tidak hanya memenuhi kebutuhan biaya hidup untuk makan saja. Tapi kebutuhan yang lain seperti mencukupi kebutuhan sekolah anak kami, juga termasuk kewajiban kami selaku kepala rumah tangga,” timpal Kustono dengan nada sedih.
Kapal Nelayan Sinar Mulia ini terbalik Minggu (26/4/2015) dan 15 anak buah kapal berhasil diselamatkan dan langsung dibawa pulang oleh Pemerintah Kabupaten Kendal.
Tim SAR Bahurekso Kendal hingga Selasa (28/4/2015) masih melakukan penyisiran untuk mencari satu korban yang hilang.
Sementara evakuasi bangkai kapal yang terbalik dilakukan dengan menarik ke Pelabuhan Kendal menggunakan kapal lain.
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kendal Slamet mengatakan, kapal terbalik setelah dihantam ombak.
“Ada 16 ABK yang ikut dalam kapal tersebut, 15 diantaranya berhasil diselamatkan nelayan lain dan kini sudah dikembalikan ke rumahnya di Demak. Sedangkan satu ABK yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian tim SAR,” katanya.
Sebanyak 15 ABK kapal selamat, namun perahu mereka karam dan hilang entah kemana. Sedangkan, korban hilang adalah, Hari Purnomo (42) warga RT 7 RW 1 Desa Purworejo Kecamatan Borong, Kabupaten Demak, belum ditemukan.
Sementara Nahkoda kapal yang selamat, Yaenudi (45) warga RT 1 RW 2 Desa Karangsono, Kecamatan Borong, Demak mengatakan peristiwa nahas ini bermula saat kapal yang ditumpanginya sedang mencari ikan di Perairan Pantai Bandengan, Kendal.
Saat menebar jaring, pada pukul 19.30 WIB belum sampai jaring ditarik kembali, kapal miring dan akhirnya terbalik.
“Jaring sudah ditabur, tiba-tiba kapal terbalik. Dikarenakan cuaca saat itu mendung dan gerimis, disertai adanya gelombang air laut yang pasang,” timpalnya.
Hempasan ombak setinggi 3 meter tiba-tiba, sambung dia, seluruh ABK seketika terjatuh ke laut.
Mereka (ABK) sempat terapung selama satu jam sebelum akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. Sebanyak 15 orang ABK bertahan dengan memanjat lambung kapal yang terbalik.
Kapolres Kendal AKBP Widi Atmoko mengatakan, sebanyak 15 ABK selamat telah dipulangkan ke tempat asal dengan difasilitasi pihak Dinsos setempat.
Kemudian, terkait ABK yang belum ditemukan, Widi Atmoko menyatakan, akan terus berupaya melakukan pencarian. Pihaknya bersama tim SAR Provinsi, BPBD Kendal dan Satpolair Kendal terus berkoordinasi.
“Kami melakukan penyisiran di lokasi kejadian untuk mencari satu nelayan yang belum
ditemukan," tandasnya.
Sementara akibat cuaca tak menentu, ratusan nelayan di Kendal enggan pergi melaut. Pasalnya, selain sulit mendapatkan ikan, para nelayan juga khawatir akan kondisi ombak yang terkadang tidak bersahabat, sehingga bisa mengancam keselamatan para nelayan setempat.
Kustono (65) salah seorang nelayan Kp Bandengan Kecamatan Kendal Kota mengaku memilih tidak melaut dan menggunakan waktunya untuk memperbaiki jaring serta perahunya yang bocor.
“Sudah hampir lima hari ini saya dan teman-teman yang lain tidak pergi melaut, sebab cuaca dan ombak sedang tidak bersahabat,” katanya saat ditemui di galangan kapal sekitar Perairan Bandengan.
Dia mengatakan, selain kondisi cuaca yang tidak menentu, dirinya masih khawatir akan kejadian sebuah kapal motor nelayan asal Demak yang karam beberapa hari lalu akibat dihantam ombak besar.
“Musuh kami tidak hanya cuaca yang terkadang ekstrem, tapi tat kala ombak besar menerjang, jiwa dan keselamatan kami menjadi taruhannya,” ungkapnya.
Menurutnya, hampir seminggu tidak melaut dan tidak mencari ikan, pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya menjadi berkurang.
Diakuinya, jika setiap pulang dari melaut dan mencari ikan, setidaknya hasil pendapatnnya bisa digunakan untuk biaya hidup.
“Kebutuhan kami sangat banyak, tidak hanya memenuhi kebutuhan biaya hidup untuk makan saja. Tapi kebutuhan yang lain seperti mencukupi kebutuhan sekolah anak kami, juga termasuk kewajiban kami selaku kepala rumah tangga,” timpal Kustono dengan nada sedih.
(sms)