42 Balita di Malaka NTT Menderita Gizi Buruk
A
A
A
BETUN - Sebanyak 42 anak balita di Malaka, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menderita gizi buruk. Kondisi mereka saat ini sangat memprihatinkan dan terbaring di Panti Rawat Gizi Betun, Kecamatan Malaka.
Jumlah balita yang dirawat itu dengan usia rata-rata nol bulan hingga lima tahun. Sementara, jenis penyakit yang diderita pasien balita ini bervariasi, antara lain gizi buruk, gizi kurang, hingga yang terparah adalah marasmus sebanyak empat balita.
Kepala Panti Rawat Gizi Therapeutic Feeding Center Betun Ima menyebutkan, 42 balita itu tercatat masuk panti sejak Januari-April 2015. Berat badan mereka tidak normal yakni 5 hingga 7 kilogram. Hal tersebut dipicu kekurangan asupan zat gizi.
"Biasanya balita terserang gizi buruk saat memasuki bulan Januari hingga bulan Juni. Saat masuk panti, kondisi mereka lemah, hingga saat ini sudah 42 balita yang dirawat," kata Ima, Selasa (28/4/2015).
Lanjut Ima, puluhan balita yang menderita gizi buruk ini dirawat secara intensif di panti rawat gizi setempat hingga sebagian sudah membaik dan dipulangkan. Namun, sebagian lagi masih menjalani rehabilitasi menuju kesembuhan.
"Jika sudah sembuh maka mereka bisa pulang seperti balita lainnya," tandas Ima.
Jumlah balita yang dirawat itu dengan usia rata-rata nol bulan hingga lima tahun. Sementara, jenis penyakit yang diderita pasien balita ini bervariasi, antara lain gizi buruk, gizi kurang, hingga yang terparah adalah marasmus sebanyak empat balita.
Kepala Panti Rawat Gizi Therapeutic Feeding Center Betun Ima menyebutkan, 42 balita itu tercatat masuk panti sejak Januari-April 2015. Berat badan mereka tidak normal yakni 5 hingga 7 kilogram. Hal tersebut dipicu kekurangan asupan zat gizi.
"Biasanya balita terserang gizi buruk saat memasuki bulan Januari hingga bulan Juni. Saat masuk panti, kondisi mereka lemah, hingga saat ini sudah 42 balita yang dirawat," kata Ima, Selasa (28/4/2015).
Lanjut Ima, puluhan balita yang menderita gizi buruk ini dirawat secara intensif di panti rawat gizi setempat hingga sebagian sudah membaik dan dipulangkan. Namun, sebagian lagi masih menjalani rehabilitasi menuju kesembuhan.
"Jika sudah sembuh maka mereka bisa pulang seperti balita lainnya," tandas Ima.
(zik)