Saling Lempar Bayar Makan, Dua Sahabat Berduel hingga Tewas
Selasa, 28 April 2015 - 13:29 WIB
Saling Lempar Bayar Makan, Dua Sahabat Berduel hingga Tewas
A
A
A
YOGYAKARTA - Hanya gara-gara permasalahan membayar makanan, seorang juru parkir (jukir) bernama Krisna (30) dan Pedagang Kaki Lima (PKL), Agus Ponki (33) berduel hingga salah satu dari mereka meregang nyawa.
Duel maut antara dua sahabat itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, di Jalan Perwakilan, Kawasan Malioboro, Yogyakarta atau tepatnya di depan Hotel Ibis.
Krisna yang merupakan warga Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta, tewas dilokasi duel setelah dihantam batu bata dibagian kepala oleh Agus Ponki yang merupakan warga Gentor Lor, Gentong, Ngawi, Jawa Timur.
Dihadapan aparat pria yang biasa berjualan tas di kawasan Malioboro itu mengaku terpaksa berduel dan mengahabisi korban karena tertekan.
"Saya engak mau berkelahi, tapi dia (korban) justru memukul saya duluan," ujar Agus ditengah pemeriksaan intensif Tim Opsnal Buser Polresta Yogyakarta, Selasa (28/4/2015).
Agus mengakui memukul korban sebanyak lima kali dengan menggunakan batu yang diperoleh disekitar lokasi kejadian. Dia mengaku tidak memiliki niat untuk berkelahi, apalagi hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Menurut Agus, sebelum terjadi duel, keduanya sempat makan bersama di warung tak jauh dari lokasi kejadian. Usai makan, keduanya terlibat keributan hingga akhirnya terjadi perkelahian yang menyebabkan salah satu meninggal akibat luka serius di bagian kepala.
"Saya diajak makan di warung, setelah itu disuruh bayar, tapi saya engak bawa duit," ujar pelaku Agus.
Korban, sebut Agus, marah dan mengajak berkelahi. Namun, Agus tidak mau meladeni karena dia sudah berjanji pada orang tuanya di Ngawi, Jawa Timur agar tidak berperkara dengan hukum.
Orang tuanya bakal menyuruhnya pergi dari rumah jika suatu hari dia kembali berurusan dengan polisi.
"Saya sudah dipesan orang tua, supaya tidak berperkara lagi," ujar Agus, yang terlihat meneteskan air mata.
Saat detik-detik sebelum kejadian itu, lanjut dia, korban terlihat marah besar dengan mengeluarkan kata-kata kotor. Tak hanya itu, dia sempat memukul pelaku beberapa kali hingga akhirnya darahnya mendidih diperlakukan tidak manusiawi.
"Saya juga ikut marah diperlakukan seperti itu, ada batu disekitar lokasi kejadian saya ambil untuk memukul di kepala krisna lima kali," ujarnya.
Setelah korban tersungkur bersimbah darah, pelaku berjalan pergi meninggalkan lokasi kejadian. Kedua tangannya masih berlumuran darah saat itu hingga dia pergi menuju Kali Code, tepatnya di bawah Jembatan Kreringan untuk membersihkan badan.
Namun, belum selesai membersihkan darah korban, Tim Opsnal Buser Polresta Yogyakarta mengamankannya. Agus dibawa ke Mapolresta Yogyakarta untuk diperiksa.
Wakapolreta Yogyakarta AKBP Mujiono menyebut masih mendalami kasus duel maut ini. Pihaknya sudah berhasil mengamankan pelaku tak lama berselang setelah kejadian.
Saat ini, pelaku yang bakal dijadikan tersangka atas kasus penganiayaan berat hingga menyebabkan korban meninggal masih dalam pemeriksaan intensif petugas.
"Masih kita periksa pelakunya. Sedangkan korban sudah dibawa ke RSUP Sarjito. Kami juga sudah memberitahukan pihak keluarga korban," ujarnya.
Duel maut antara dua sahabat itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, di Jalan Perwakilan, Kawasan Malioboro, Yogyakarta atau tepatnya di depan Hotel Ibis.
Krisna yang merupakan warga Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta, tewas dilokasi duel setelah dihantam batu bata dibagian kepala oleh Agus Ponki yang merupakan warga Gentor Lor, Gentong, Ngawi, Jawa Timur.
Dihadapan aparat pria yang biasa berjualan tas di kawasan Malioboro itu mengaku terpaksa berduel dan mengahabisi korban karena tertekan.
"Saya engak mau berkelahi, tapi dia (korban) justru memukul saya duluan," ujar Agus ditengah pemeriksaan intensif Tim Opsnal Buser Polresta Yogyakarta, Selasa (28/4/2015).
Agus mengakui memukul korban sebanyak lima kali dengan menggunakan batu yang diperoleh disekitar lokasi kejadian. Dia mengaku tidak memiliki niat untuk berkelahi, apalagi hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Menurut Agus, sebelum terjadi duel, keduanya sempat makan bersama di warung tak jauh dari lokasi kejadian. Usai makan, keduanya terlibat keributan hingga akhirnya terjadi perkelahian yang menyebabkan salah satu meninggal akibat luka serius di bagian kepala.
"Saya diajak makan di warung, setelah itu disuruh bayar, tapi saya engak bawa duit," ujar pelaku Agus.
Korban, sebut Agus, marah dan mengajak berkelahi. Namun, Agus tidak mau meladeni karena dia sudah berjanji pada orang tuanya di Ngawi, Jawa Timur agar tidak berperkara dengan hukum.
Orang tuanya bakal menyuruhnya pergi dari rumah jika suatu hari dia kembali berurusan dengan polisi.
"Saya sudah dipesan orang tua, supaya tidak berperkara lagi," ujar Agus, yang terlihat meneteskan air mata.
Saat detik-detik sebelum kejadian itu, lanjut dia, korban terlihat marah besar dengan mengeluarkan kata-kata kotor. Tak hanya itu, dia sempat memukul pelaku beberapa kali hingga akhirnya darahnya mendidih diperlakukan tidak manusiawi.
"Saya juga ikut marah diperlakukan seperti itu, ada batu disekitar lokasi kejadian saya ambil untuk memukul di kepala krisna lima kali," ujarnya.
Setelah korban tersungkur bersimbah darah, pelaku berjalan pergi meninggalkan lokasi kejadian. Kedua tangannya masih berlumuran darah saat itu hingga dia pergi menuju Kali Code, tepatnya di bawah Jembatan Kreringan untuk membersihkan badan.
Namun, belum selesai membersihkan darah korban, Tim Opsnal Buser Polresta Yogyakarta mengamankannya. Agus dibawa ke Mapolresta Yogyakarta untuk diperiksa.
Wakapolreta Yogyakarta AKBP Mujiono menyebut masih mendalami kasus duel maut ini. Pihaknya sudah berhasil mengamankan pelaku tak lama berselang setelah kejadian.
Saat ini, pelaku yang bakal dijadikan tersangka atas kasus penganiayaan berat hingga menyebabkan korban meninggal masih dalam pemeriksaan intensif petugas.
"Masih kita periksa pelakunya. Sedangkan korban sudah dibawa ke RSUP Sarjito. Kami juga sudah memberitahukan pihak keluarga korban," ujarnya.
(nag)
