Petani Bawang Merah Rugi Rp 22,77 Miliar
A
A
A
BANTUL - Sebanyak 65% tanaman bawang di Kabupaten Bantul yang siap panen mengalami puso. Terjangan banjir terjadi akhir pekan lalu mengakibatkan tanaman bawang merah di sentra-sentra tanaman ini mengakibatkan kerusakan parah.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengungkapkan, saat ini ada 324 hektare (ha) lahan pertanian di Kabupaten Bantul yang ditanami bawang merah. Dari 324 hektare tanaman bawang merah tersebut, 254 hadi antaranya dihantam banjir dan tanamannya rusak tak bisa dipanen.
“Kami menghitung kerugiannya ada di kisaran Rp 22,77 miliar,” ungkap Partogi, kemarin. Partogi mengatakan, akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah sentra bawang merah, kondisi tanaman bawang merah tahun ini lebih parah dibanding dengan tahun lalu. Kerusakan paling parah terjadi di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, dan Desa Srigading, Kecamatan Sanden.
Tanaman bawang merah di kedua desa tersebut tak bisa dipanen. Akibat hantaman banjir tersebut, stok bibit bawang merah juga sisa sedikit. Dia menghitung bibit bawang merah kini tinggal 40% atau sekitar 200 ton yang bisa diselamatkan war ga dari banjir akhir pekan lalu. Kendati demikian, ia tetap khawatir pasokan bawang merah dari kabupaten ini akan terancam.
“Ini lebih parah dibanding dengan tahun lalu, sangat ekstrem di luar perkiraan kita. Kalau seperti ini terus nanti Bantul bisa krisis bawang merah,” katanya. Karena itu, dia memprediksi harga bawang merah akan sangat timpang atau jauh berbeda. Untuk bawang merah dengan kualitas bagus alias yang bisa terselamatkan harganya akan melambung di pasaran.
Sementara bawang merah sisa-sisa banjir yang masih bisa dipungut oleh para petani harganya akan anjlok karena kualitasnya buruk. Sementara itu, akibat dari hujan deras yang melanda wilayah Bantul dan sekitarnya, diDesa Timbulharjo, masingma sing di Dusun Miri dan Dusun Sorogenen, puluhan petak kolam ikan dihantam banjir.
Di Dusun Miri, setidaknya 32 kolam berbagai jenis ikan siap panen, jebol dihantam banjir sungai Winongo. Sementara di Dusun Sorogenen, setidaknya ada 11 kolam ikan yang juga mengalami nasib serupa akibat terkena banjir Sungai Code. “Kami rugi ratusan juta rupiah, belum lagi untuk membangun kolamnya. Kami harap ada bantuan dari pemerintah un tuk kami petani ikan,” ujar Tris no Widodo, 62, anggota Ko perasi Mina Mitra Dusun Miri.
Erfanto linangkung
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengungkapkan, saat ini ada 324 hektare (ha) lahan pertanian di Kabupaten Bantul yang ditanami bawang merah. Dari 324 hektare tanaman bawang merah tersebut, 254 hadi antaranya dihantam banjir dan tanamannya rusak tak bisa dipanen.
“Kami menghitung kerugiannya ada di kisaran Rp 22,77 miliar,” ungkap Partogi, kemarin. Partogi mengatakan, akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah sentra bawang merah, kondisi tanaman bawang merah tahun ini lebih parah dibanding dengan tahun lalu. Kerusakan paling parah terjadi di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, dan Desa Srigading, Kecamatan Sanden.
Tanaman bawang merah di kedua desa tersebut tak bisa dipanen. Akibat hantaman banjir tersebut, stok bibit bawang merah juga sisa sedikit. Dia menghitung bibit bawang merah kini tinggal 40% atau sekitar 200 ton yang bisa diselamatkan war ga dari banjir akhir pekan lalu. Kendati demikian, ia tetap khawatir pasokan bawang merah dari kabupaten ini akan terancam.
“Ini lebih parah dibanding dengan tahun lalu, sangat ekstrem di luar perkiraan kita. Kalau seperti ini terus nanti Bantul bisa krisis bawang merah,” katanya. Karena itu, dia memprediksi harga bawang merah akan sangat timpang atau jauh berbeda. Untuk bawang merah dengan kualitas bagus alias yang bisa terselamatkan harganya akan melambung di pasaran.
Sementara bawang merah sisa-sisa banjir yang masih bisa dipungut oleh para petani harganya akan anjlok karena kualitasnya buruk. Sementara itu, akibat dari hujan deras yang melanda wilayah Bantul dan sekitarnya, diDesa Timbulharjo, masingma sing di Dusun Miri dan Dusun Sorogenen, puluhan petak kolam ikan dihantam banjir.
Di Dusun Miri, setidaknya 32 kolam berbagai jenis ikan siap panen, jebol dihantam banjir sungai Winongo. Sementara di Dusun Sorogenen, setidaknya ada 11 kolam ikan yang juga mengalami nasib serupa akibat terkena banjir Sungai Code. “Kami rugi ratusan juta rupiah, belum lagi untuk membangun kolamnya. Kami harap ada bantuan dari pemerintah un tuk kami petani ikan,” ujar Tris no Widodo, 62, anggota Ko perasi Mina Mitra Dusun Miri.
Erfanto linangkung
(bbg)