Puluhan Desa di Klaten Tenggelam, Solo Waspada
A
A
A
KLATEN - Puluhan desa yang berada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terendam banjir. Banjir disebabkan meluapnya anak Sungai Bengawan Solo, yakni Sungai Bloro dan Dengkeng.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, banjir disebabkan karena hujan deras yang terjadi di Klaten pada Jumat malam hingga Sabtu dinihari.
Banyaknya air hujan yang turun tidak mampu tertampung sungai tersebut. Sehingga air meluap dan merendam pemukiman warga.
Sutopo menyebutkan, setidaknya ada sepuluh desa di tiga kecamatan, yakni Juwiring, Pedan, dan Karangdowo yang terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi, mulai puluhan sentimeter hingga dua meter.
"Warga yang terdampak sudah dievakuasi oleh Tim SAR dibantu oleh BPBD, TNI, dan Polri. Mereka sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” kata Sutopo, kepada wartawan, Sabtu (25/4/2015).
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Klaten Sri Winoto mengatakan, selain merendam rumah di puluhan desa, banjir juga merusak sejumlah fasilitas publik, seperti sekolah dan ratusan hektare tanaman padi milik warga.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut. Warga yang terdampak sudah dievakuasi ke sejumlah titik, di Kabupaten Klaten.
“Berbagai pihak telah membantu kami untuk penanganan banjir, sejumlah personel BPBD dari Kabupaten Magelang, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar juga terjun ke sini untuk memberikan bantuan tenaga serta logistik,” terangnya.
Tingginya curah hujan di wilayah ini juga membuat muka air Bengawan Solo terus meningkat. Petugas Pengawas Tinggi Muka Air Bengawan Solo Suharyanto menyebutkan, ketinggian air di Bengawan Solo sempat naik pada ketinggian 8,39 meter.
"Ketinggian tersebut berlangsung sekitar satu, jam dan kemudian turun pada level 7,7 meter. Warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan mereka," pungkasnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, banjir disebabkan karena hujan deras yang terjadi di Klaten pada Jumat malam hingga Sabtu dinihari.
Banyaknya air hujan yang turun tidak mampu tertampung sungai tersebut. Sehingga air meluap dan merendam pemukiman warga.
Sutopo menyebutkan, setidaknya ada sepuluh desa di tiga kecamatan, yakni Juwiring, Pedan, dan Karangdowo yang terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi, mulai puluhan sentimeter hingga dua meter.
"Warga yang terdampak sudah dievakuasi oleh Tim SAR dibantu oleh BPBD, TNI, dan Polri. Mereka sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” kata Sutopo, kepada wartawan, Sabtu (25/4/2015).
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Klaten Sri Winoto mengatakan, selain merendam rumah di puluhan desa, banjir juga merusak sejumlah fasilitas publik, seperti sekolah dan ratusan hektare tanaman padi milik warga.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut. Warga yang terdampak sudah dievakuasi ke sejumlah titik, di Kabupaten Klaten.
“Berbagai pihak telah membantu kami untuk penanganan banjir, sejumlah personel BPBD dari Kabupaten Magelang, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar juga terjun ke sini untuk memberikan bantuan tenaga serta logistik,” terangnya.
Tingginya curah hujan di wilayah ini juga membuat muka air Bengawan Solo terus meningkat. Petugas Pengawas Tinggi Muka Air Bengawan Solo Suharyanto menyebutkan, ketinggian air di Bengawan Solo sempat naik pada ketinggian 8,39 meter.
"Ketinggian tersebut berlangsung sekitar satu, jam dan kemudian turun pada level 7,7 meter. Warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan mereka," pungkasnya.
(san)