Kirab Manten Tebu Awali Giling PG Tasikmadu
A
A
A
KARANGANYAR - Prosesi kirab temanten tebu mengawali proses giling tebu di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu, Karanganyar kemarin.
Sepasang temanten tebu yang diberi nama Bagus Iksuproboso dan Roro Sikartini Maduretno diarak layaknya proses kirab pernikahan. Prosesi diawali dengan mengarak pasangan temanten tebu dan di belakangnya diikuti 14 pasang tebu setinggi 2 meter. Kirab temanten tebu digelar setelah sehari sebelumnya dilaksanakan ritual sesaji tujuh kepala kerbau.
Mempelai tebu perempuan diambil dari ladang rebu di kawasan Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Sementara mempelai tebu pria diambilkan dari kebun tebu di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
Lingkungan PG Tasikmadu juga dihias seperti prosesi pernikahan sungguhan. Ribuan warga dari berbagai daerah datang berbondong bondong untuk melihat tradisi yang telah berusia lebih dari satu abad tersebut. “Saya setiap musim giling PG Tasikmadu selalu melihat prosesi kirab temanten tebu. Ini tradisi yang patut dipertahankan sebagai budaya warisan leluhur,” ungkap Suparto, 55, warga Kecamatan Karanganyar Kota, kemarin.
Setelah dilakukan doa bersama memohon agar kualitas giling bagus, sepasang pengantin tebu kemudian dimasukkan ke penggilingan sekaligus menandai giling tebu dimulai. Setiap prosesi manten tebu, warga memiliki kesempatan melihat kondisi pabrik dan mesin giling yang usianya telah ratusan tahun. Produktivitas tebu pada musim giling kali ini ditargetkan 649 kuintal per hektare.
Total luas ladang tebu yang akan dipanen mencapai 6.487 hektare. Ladang tersebar di Kabupaten Boyolali, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Sukoharjo dan Karanganyar. “Tahun lalu produktivitas sebanyak 642 kuintal per hektare,” kata staf Litbang PG Tasikmadu Mahfud. Produksi total tebu sebanyak 4.209.650 kuintal dengan rendemen 6,8%, diperkirakan akan menghasilkan kristal tebu seberat 286.428,46 kuintal. Sebelum digiling, tebu akan dipilih terlebih dahulu. Terlebih kandungan air di batang tebu cukup tinggi di musim penghujan.
Ary wahyu wibowo
Sepasang temanten tebu yang diberi nama Bagus Iksuproboso dan Roro Sikartini Maduretno diarak layaknya proses kirab pernikahan. Prosesi diawali dengan mengarak pasangan temanten tebu dan di belakangnya diikuti 14 pasang tebu setinggi 2 meter. Kirab temanten tebu digelar setelah sehari sebelumnya dilaksanakan ritual sesaji tujuh kepala kerbau.
Mempelai tebu perempuan diambil dari ladang rebu di kawasan Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Sementara mempelai tebu pria diambilkan dari kebun tebu di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.
Lingkungan PG Tasikmadu juga dihias seperti prosesi pernikahan sungguhan. Ribuan warga dari berbagai daerah datang berbondong bondong untuk melihat tradisi yang telah berusia lebih dari satu abad tersebut. “Saya setiap musim giling PG Tasikmadu selalu melihat prosesi kirab temanten tebu. Ini tradisi yang patut dipertahankan sebagai budaya warisan leluhur,” ungkap Suparto, 55, warga Kecamatan Karanganyar Kota, kemarin.
Setelah dilakukan doa bersama memohon agar kualitas giling bagus, sepasang pengantin tebu kemudian dimasukkan ke penggilingan sekaligus menandai giling tebu dimulai. Setiap prosesi manten tebu, warga memiliki kesempatan melihat kondisi pabrik dan mesin giling yang usianya telah ratusan tahun. Produktivitas tebu pada musim giling kali ini ditargetkan 649 kuintal per hektare.
Total luas ladang tebu yang akan dipanen mencapai 6.487 hektare. Ladang tersebar di Kabupaten Boyolali, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Sukoharjo dan Karanganyar. “Tahun lalu produktivitas sebanyak 642 kuintal per hektare,” kata staf Litbang PG Tasikmadu Mahfud. Produksi total tebu sebanyak 4.209.650 kuintal dengan rendemen 6,8%, diperkirakan akan menghasilkan kristal tebu seberat 286.428,46 kuintal. Sebelum digiling, tebu akan dipilih terlebih dahulu. Terlebih kandungan air di batang tebu cukup tinggi di musim penghujan.
Ary wahyu wibowo
(ftr)