Puluhan Kepala Desa Keracunan, Polisi Kumpulkan Barang Bukti
A
A
A
MALANG - Kepolisian Resor Malang Kota menyelidiki penyebab keracunan yang dialami puluhan kepala desa se-Jawa Timur. Para kepala desa itu sedang mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) kepemimpinan di Malang, Jawa Timur.
Polisi mengambil contoh makanan untuk diperiksa di laboratorium. Ruangan lokasi untuk menghidangkan makanan dipasang garis polisi untuk memudahkan penyelidikan.
"Kita juga kumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota Ajun Komisaris Adam Purbantoro.
Seperti diketahui, sekira 34 kepala desa keracunan makanan seusai makan malam dalam acara pelatihan pengembangan kepemimpinan kepemimpinan di Balai Diklat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang berada di Jalan Kawi, Kota Malang, Rabu (22/4/2015) malam.
Para peserta mengeluh kepala pusing dan mual, serta jantung berdebar, kulit gatal dan juga merasa panas seusai menyantap menu makan malam yang disediakan panitia.
Koordinator Balai Diklat Malang Ramlianto menjelaskan, ada 17 peserta yang dirawat di RS Hermina, dan 17 peserta lainnya di RSSA Malang. "Kata dokter keracunan makanan," ujarnya, Rabu (22/4/2015) malam.
Para peserta yang sudah membaik dan kondisinya stabil setelah ditangani petugas medis diperbolehkan kembali mengikuti pelatihan. Namun mereka yang kondisinya tidak memungkinkan tetap ditangani rumah sakit. Pelatihan yang dimulai 20 April 2015 itu, kata Ramlianto, tetap dilanjutkan hingga 25 April 2015.
Menurutnya, panitia mengevaluasi seluruh proses pelatihan termasuk menu makanan katering yang disediakan. Menunya selalu berganti dan makan malam tadi peserta diberi hidangan sayur urap-urap dengan ikan tongkol.
Satu jam setelah makan menu sayur urap-urap dan ikan tongkol, para peserta merasakan pusing dan tekanan darah ada yang sampai 190.
Salah satu peserta asal Blitar, Amir mengatakan, kondisi ikan tongkol yang dimakannya memang dirasa keras. "Usai makan kepala saya pusing," katanya.
Baca juga: Diklat Kepemimpinan, Ratusan Kades se-Jatim Keracunan.
Polisi mengambil contoh makanan untuk diperiksa di laboratorium. Ruangan lokasi untuk menghidangkan makanan dipasang garis polisi untuk memudahkan penyelidikan.
"Kita juga kumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota Ajun Komisaris Adam Purbantoro.
Seperti diketahui, sekira 34 kepala desa keracunan makanan seusai makan malam dalam acara pelatihan pengembangan kepemimpinan kepemimpinan di Balai Diklat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang berada di Jalan Kawi, Kota Malang, Rabu (22/4/2015) malam.
Para peserta mengeluh kepala pusing dan mual, serta jantung berdebar, kulit gatal dan juga merasa panas seusai menyantap menu makan malam yang disediakan panitia.
Koordinator Balai Diklat Malang Ramlianto menjelaskan, ada 17 peserta yang dirawat di RS Hermina, dan 17 peserta lainnya di RSSA Malang. "Kata dokter keracunan makanan," ujarnya, Rabu (22/4/2015) malam.
Para peserta yang sudah membaik dan kondisinya stabil setelah ditangani petugas medis diperbolehkan kembali mengikuti pelatihan. Namun mereka yang kondisinya tidak memungkinkan tetap ditangani rumah sakit. Pelatihan yang dimulai 20 April 2015 itu, kata Ramlianto, tetap dilanjutkan hingga 25 April 2015.
Menurutnya, panitia mengevaluasi seluruh proses pelatihan termasuk menu makanan katering yang disediakan. Menunya selalu berganti dan makan malam tadi peserta diberi hidangan sayur urap-urap dengan ikan tongkol.
Satu jam setelah makan menu sayur urap-urap dan ikan tongkol, para peserta merasakan pusing dan tekanan darah ada yang sampai 190.
Salah satu peserta asal Blitar, Amir mengatakan, kondisi ikan tongkol yang dimakannya memang dirasa keras. "Usai makan kepala saya pusing," katanya.
Baca juga: Diklat Kepemimpinan, Ratusan Kades se-Jatim Keracunan.
(zik)