Wayang Jadi Media Belajar yang Efektif
Wayang Jadi Media Belajar yang Efektif
A
A
A
YOGYAKARTA - Hari Kartini yang jatuh pada Selasa (21/4) dimanfaatkan pelaku pendidikan sebagai momentum memperkenalkan sosok Ibu Kartini.
Seperti yang dilakukan oleh KBTK My Little World yang menggelar wayang Kartini. “Melalui media cerita dan budaya, kami ingin memperkenalkan sosok Ibu Kartini lebih dalam lagi bagi peserta didik kami. Tidak hanya sebagai pahlawan nasional, perjuangan beliau hingga emansipasi perempuan diakui juga kami tuturkan dalam pertunjukan wayang ini,” kata Kepala Sekolah KBTK My Little World Dian Mulyaningrum kemarin.
Metode bercerita dengan alat peraga wayang menjadi cara terefektifselamaini. Denganalat peraga, peserta didik lebih tertarik dan mudah mengingat apa yang disampaikan. “Di sini kami juga ingin menumbuhkan imajinasi anak-anak agar bisa membayangkan apa yang terjadi dan dialami oleh Ibu Kartini di masanya,” kata Dian.
Tak hanya menceritakan tentang Ibu Kartini, Dian juga memperkenalkan Kartini masa kini. Berbagai sosok perempuan dengan berbagai profesi diperkenalkan, termasuk para ibu mereka. Berdurasi 15 menit, pertunjukkan wayang Kartini itu ternyata juga ampuh sebagai ajang sosialisasi para peserta didik dengan teman lain kelas atau teman yang berbeda usia. “Ini agak berbeda saja. Biasanya alat peraga yang digunakan boneka, tapi kali ini wayang,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Tunas Dunia Trifosa Heny Christian menuturkan, dalam metode pembelajaran, semua guru terbiasa menggunakan segala macam cara agar anak bisa menangkap apa yang sedang diajarkan.
Ratih keswara
Seperti yang dilakukan oleh KBTK My Little World yang menggelar wayang Kartini. “Melalui media cerita dan budaya, kami ingin memperkenalkan sosok Ibu Kartini lebih dalam lagi bagi peserta didik kami. Tidak hanya sebagai pahlawan nasional, perjuangan beliau hingga emansipasi perempuan diakui juga kami tuturkan dalam pertunjukan wayang ini,” kata Kepala Sekolah KBTK My Little World Dian Mulyaningrum kemarin.
Metode bercerita dengan alat peraga wayang menjadi cara terefektifselamaini. Denganalat peraga, peserta didik lebih tertarik dan mudah mengingat apa yang disampaikan. “Di sini kami juga ingin menumbuhkan imajinasi anak-anak agar bisa membayangkan apa yang terjadi dan dialami oleh Ibu Kartini di masanya,” kata Dian.
Tak hanya menceritakan tentang Ibu Kartini, Dian juga memperkenalkan Kartini masa kini. Berbagai sosok perempuan dengan berbagai profesi diperkenalkan, termasuk para ibu mereka. Berdurasi 15 menit, pertunjukkan wayang Kartini itu ternyata juga ampuh sebagai ajang sosialisasi para peserta didik dengan teman lain kelas atau teman yang berbeda usia. “Ini agak berbeda saja. Biasanya alat peraga yang digunakan boneka, tapi kali ini wayang,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Tunas Dunia Trifosa Heny Christian menuturkan, dalam metode pembelajaran, semua guru terbiasa menggunakan segala macam cara agar anak bisa menangkap apa yang sedang diajarkan.
Ratih keswara
(ars)
Explore More