Hari Ini Batu Akik Souvenir KAA Dikirim ke Bandung
A
A
A
GARUT - Batu akik pancawarna dari Garut, Jawa Barat, yang akan diberikan sebagai souvenir Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dikirim ke Bandung, Rabu (22/4/2015) ini.
Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha mengatakan, batu akik tersebut berupa liontin sebanyak 120 keping.
"Insya Allah dikirim Rabu pagi. Rencananya akan dikawal langsung oleh Kapolres Garut," kata Yudi, Rabu (22/4/2015).
Ratusan keping batu mulia itu dibagikan gratis sebagai cenderamata bagi ibu negara peserta konferensi. Liontin tersebut berdiameter 3,5 cm dengan ketebalan 8 mm.
Masing-masing batu akik diikat oleh logam titanium berukir. Corak pancawarnanya bergambar mirip pemandangan di pantai, pegunungan dan awan, corak batang kayu, hingga lukisan abstrak.
"Selain itu juga, liontin batu akik ini dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu liontin," ujarnya.
Bahan yang dijadikan liontin berasal dari bongkahan batu seberat 60 kg. Batu tersebut merupakan hasil galian 2011 dari Gunung Kencana, Kecamatan Caringin.
Batu tersebut dibeli dari penggali sebesar Rp5 juta per kg atau totalnya sekitar Rp300 juta. Menurut Yudi, batu liontin ini diberikan dalam bentuk hibah.
"Kami ikhlas memberikannya. Tapi kalau dijual harganya Rp15 juta per keping," tandasnya.
Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha mengatakan, batu akik tersebut berupa liontin sebanyak 120 keping.
"Insya Allah dikirim Rabu pagi. Rencananya akan dikawal langsung oleh Kapolres Garut," kata Yudi, Rabu (22/4/2015).
Ratusan keping batu mulia itu dibagikan gratis sebagai cenderamata bagi ibu negara peserta konferensi. Liontin tersebut berdiameter 3,5 cm dengan ketebalan 8 mm.
Masing-masing batu akik diikat oleh logam titanium berukir. Corak pancawarnanya bergambar mirip pemandangan di pantai, pegunungan dan awan, corak batang kayu, hingga lukisan abstrak.
"Selain itu juga, liontin batu akik ini dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu liontin," ujarnya.
Bahan yang dijadikan liontin berasal dari bongkahan batu seberat 60 kg. Batu tersebut merupakan hasil galian 2011 dari Gunung Kencana, Kecamatan Caringin.
Batu tersebut dibeli dari penggali sebesar Rp5 juta per kg atau totalnya sekitar Rp300 juta. Menurut Yudi, batu liontin ini diberikan dalam bentuk hibah.
"Kami ikhlas memberikannya. Tapi kalau dijual harganya Rp15 juta per keping," tandasnya.
(zik)