Angka Kematian Ibu Masih Tinggi
A
A
A
KAJEN - Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Pekalongan menduduki peringkat lima di Jateng pada 2014.
Sepanjang 2014 lalu AKI mencapai 39 kasus, sedangkan hingga Maret 2015 sudahadalimakasusibumeninggal. Wakil Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengatakan pemerintah berusaha menekan tingginya angka tersebut. Salah satunya dengan sosialisasi keluarga berencana (KB). Jika terlalu banyak memiliki anak juga memiliki risiko kematian ibu yang tinggi.
“Selain itu, memiliki anak terlalu muda juga berisiko kematian, termasuk jika memiliki anak terlalu rapat, atau jaraknya terlalu dekat. Terlalu tua saat melahirkan juga berisiko tinggi,” ucapnya. Kasubid Fasilitas Pelayanan KB Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Sri Megawati menjelaskan, pemilihan jenis KB bervariasi sesuai keinginan dan kondisi ibu yang akan menjalaninya. Sejumlah jenis KB tersebut berupa pil, suntik, IUD (spiral), dan implan.
“Ini juga disesuaikan dengan kondisi akseptor, misalnya di atas 35 tahun sebaiknya menggunakan KB spiral (IUD). Sebab, spiral tidak menyebabkan gemuk, tidak mempengaruhi asi, dan jangka waktunya lebih panjang bisa 8 hingga 10 tahun,” paparnya. Kesadaran pria menggunakan alat KB saat ini masih rendah. Padahal ada berbagai pilihan bagi pria untuk melakukan KB, seperti penggunaan kondom atau vasektomi. “Dari 145.000 peserta KB aktif, hanya 3,5% di antaranya pria. Sehingga kami masih terus menggencarkan sosialisasi penggunaan alat KB ini,” ungkapnya.
Salah seorang peserta KB bernama Sandra, 26, mengaku mengikuti KB gratis tersebut karena kini anaknya sudah tiga. Selain itu, jarak antara ketiganya terbilang rapat. “Anak pertama usia 5 tahun, yang kedua usia 4 tahun, dan yang ketiga ini masih 2 bulan. Jadi, ini mulai kepikiran untuk ikut KB, mumpung gratis. Ini mau pasang KB yang implan,” ujarnya. Kasubid Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BP3AKB Propinsi Jateng M Zaenal Arief mengapresiasi kepala daerah yang serius menangani KB di daerahnya.
“Setiap tahun kami memberikan hadiah kepada kabupaten/kota yang terbanyak melakukan KB. Saat ini kami pilih enam daerah yang mewakili eks karesidenan masing-masing, yakni Kabupaten Pekalongan, Purbalingga, Jepara, Boyolali, Magelang, dan Brebes,” paparnya.
Prahayuda febrianto
Sepanjang 2014 lalu AKI mencapai 39 kasus, sedangkan hingga Maret 2015 sudahadalimakasusibumeninggal. Wakil Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengatakan pemerintah berusaha menekan tingginya angka tersebut. Salah satunya dengan sosialisasi keluarga berencana (KB). Jika terlalu banyak memiliki anak juga memiliki risiko kematian ibu yang tinggi.
“Selain itu, memiliki anak terlalu muda juga berisiko kematian, termasuk jika memiliki anak terlalu rapat, atau jaraknya terlalu dekat. Terlalu tua saat melahirkan juga berisiko tinggi,” ucapnya. Kasubid Fasilitas Pelayanan KB Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Sri Megawati menjelaskan, pemilihan jenis KB bervariasi sesuai keinginan dan kondisi ibu yang akan menjalaninya. Sejumlah jenis KB tersebut berupa pil, suntik, IUD (spiral), dan implan.
“Ini juga disesuaikan dengan kondisi akseptor, misalnya di atas 35 tahun sebaiknya menggunakan KB spiral (IUD). Sebab, spiral tidak menyebabkan gemuk, tidak mempengaruhi asi, dan jangka waktunya lebih panjang bisa 8 hingga 10 tahun,” paparnya. Kesadaran pria menggunakan alat KB saat ini masih rendah. Padahal ada berbagai pilihan bagi pria untuk melakukan KB, seperti penggunaan kondom atau vasektomi. “Dari 145.000 peserta KB aktif, hanya 3,5% di antaranya pria. Sehingga kami masih terus menggencarkan sosialisasi penggunaan alat KB ini,” ungkapnya.
Salah seorang peserta KB bernama Sandra, 26, mengaku mengikuti KB gratis tersebut karena kini anaknya sudah tiga. Selain itu, jarak antara ketiganya terbilang rapat. “Anak pertama usia 5 tahun, yang kedua usia 4 tahun, dan yang ketiga ini masih 2 bulan. Jadi, ini mulai kepikiran untuk ikut KB, mumpung gratis. Ini mau pasang KB yang implan,” ujarnya. Kasubid Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BP3AKB Propinsi Jateng M Zaenal Arief mengapresiasi kepala daerah yang serius menangani KB di daerahnya.
“Setiap tahun kami memberikan hadiah kepada kabupaten/kota yang terbanyak melakukan KB. Saat ini kami pilih enam daerah yang mewakili eks karesidenan masing-masing, yakni Kabupaten Pekalongan, Purbalingga, Jepara, Boyolali, Magelang, dan Brebes,” paparnya.
Prahayuda febrianto
(ars)