Tak Lengkap Memulai Hari Tanpa Ngopi
A
A
A
SEMARANG - Ikut berperan dalam film Filosofi Kopi membuat Chicco Jerikho lebih mengenali kopi. Film itu telah memberikan pengalaman lain tentang menyeruput secangkir kopi.
“Saya menggemari kopi sudah lama namun melalui film ini menjadi lebih mengenali kopi,” kata Chicco saat nonton bareng di Citra 21 Semarang, kemarin. Pria kelahiran Jakarta, 3 Juli 1984 menilai memulai hari belum lengkap tanpa menikmati secangkir kopi. Film ini pun mendorongnya untuk lebih menghargai kopi.
Dalam film tersebut, Chicco berperan sebagai Ben seorang barista di kedai Filosofi Kopi. Kelihaian meracik kopi dapat dinikmati sepanjang alur cerita. Untuk menghidupkan karakter Ben, Chicco harus berlatih di sekolah barista Jakarta, daerah Pasar Santa. Di samping itu, Chicco juga melakukan riset di perkebunan dalam mendalami karakter sebagai anak petani kopi.
Biji kopi mengalami serangkaian proses yang tak singkat sebelum diseruput penggemar kopi. Teknik tepat mampu mengeluarkan flavour kopi yang nikmat dicium sekaligus dicicipi. Kopi memiliki cita rasa asam dan manis tersendiri yang sangat nikmati diminum tanpa gula.
Dalam satu adegan, Ben meracik dengan cara manual yaitu mencampur kopi dengan air panas yang dituang ke segala arah cangkir. “Penyeduhan kopi tidak memerlukan sendok untuk mengaduk dan kopi lebih enak dinikmati tanpa gula. Melalui film ini lebih menghargai dan mengenali kopi,” ujarnya.
Penikmat novel Dewi ‘Dee’ Lestari dapat menikmati gambar bergerak besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko. Chicco mengaku bermain di dalam tokoh dari novel tidak mudah. Hal inilah yang membuatnya tertantang memerankan Ben. “Pembaca novel sudah memiliki imajinasi tersendiri tentang tokoh Ben seperti apa. Saya juga sempat riset beberapa teman yang memiliki masalah dengan orang. Di sini Ben memiliki masalah dengan orangtua,” katanya.
Head Marketing Manager PT Taman Delta Indonesia Moelyono Soesilo sebagai salah satu pendukung film mengatakan, “Kualitas kopi dari Jateng tidak kalah dengan kualitas kopi mancanegara. Kopi Indonesia harus dikenal”.
Melalui film ini, katanya, edukasi terhadap kopi terus digaungkan termasuk kepada petani kopi. Petani kopi kecil seringkali terkendala lahan dan mengganggu produktivitas kopi.
Hendrati hapsari
“Saya menggemari kopi sudah lama namun melalui film ini menjadi lebih mengenali kopi,” kata Chicco saat nonton bareng di Citra 21 Semarang, kemarin. Pria kelahiran Jakarta, 3 Juli 1984 menilai memulai hari belum lengkap tanpa menikmati secangkir kopi. Film ini pun mendorongnya untuk lebih menghargai kopi.
Dalam film tersebut, Chicco berperan sebagai Ben seorang barista di kedai Filosofi Kopi. Kelihaian meracik kopi dapat dinikmati sepanjang alur cerita. Untuk menghidupkan karakter Ben, Chicco harus berlatih di sekolah barista Jakarta, daerah Pasar Santa. Di samping itu, Chicco juga melakukan riset di perkebunan dalam mendalami karakter sebagai anak petani kopi.
Biji kopi mengalami serangkaian proses yang tak singkat sebelum diseruput penggemar kopi. Teknik tepat mampu mengeluarkan flavour kopi yang nikmat dicium sekaligus dicicipi. Kopi memiliki cita rasa asam dan manis tersendiri yang sangat nikmati diminum tanpa gula.
Dalam satu adegan, Ben meracik dengan cara manual yaitu mencampur kopi dengan air panas yang dituang ke segala arah cangkir. “Penyeduhan kopi tidak memerlukan sendok untuk mengaduk dan kopi lebih enak dinikmati tanpa gula. Melalui film ini lebih menghargai dan mengenali kopi,” ujarnya.
Penikmat novel Dewi ‘Dee’ Lestari dapat menikmati gambar bergerak besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko. Chicco mengaku bermain di dalam tokoh dari novel tidak mudah. Hal inilah yang membuatnya tertantang memerankan Ben. “Pembaca novel sudah memiliki imajinasi tersendiri tentang tokoh Ben seperti apa. Saya juga sempat riset beberapa teman yang memiliki masalah dengan orang. Di sini Ben memiliki masalah dengan orangtua,” katanya.
Head Marketing Manager PT Taman Delta Indonesia Moelyono Soesilo sebagai salah satu pendukung film mengatakan, “Kualitas kopi dari Jateng tidak kalah dengan kualitas kopi mancanegara. Kopi Indonesia harus dikenal”.
Melalui film ini, katanya, edukasi terhadap kopi terus digaungkan termasuk kepada petani kopi. Petani kopi kecil seringkali terkendala lahan dan mengganggu produktivitas kopi.
Hendrati hapsari
(ftr)