Anak Empat, Suroso Tetap Semangat Kerjakan Soal
Anak Empat, Suroso Tetap Semangat Kerjakan Soal
A
A
A
UNGARAN - Sebanyak 57 peserta ikut ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) tahun 2015 yang digelar di SMPN 3 Ungaran sejak Senin (13/4).
Mereka sangat antusias menggarap soal-soal yang ada, meski cukup lama tidak lagi memegang buku lantaran kesibukan mencari nafkah. Seperti yang terlihat di diri Suroso, 41, warga Desa Baturan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, kemarin. Bapak empat anak ini sangat serius menjawab satu per satu materi soal bahasa Inggris yang dipegangnya.
Beberapa kali dia mengerenyitkan dahi, berusaha keras memahami maksud pertanyaan- pertanyaan berbahasa Inggris. Jangankan arti, istilah maupun ejaan bacaannya banyak yang sudah lupa. Maklum, 20 tahun lebih situasi seperti ini tak pernah ditemuinya lagi, setelah pekerjaan sebagai kepala rumah tangga sudah sangat menyita waktunya.
Namun bagi Suroso, yang sehari-hari waktunya dihabiskan di ladang ini, kendala itu bukan lagi persoalan. “Sebisa mungkin tetap saya tuntaskan,” ujarnya usai pelaksanaan UNPK. Keinginan memberi contoh baik kepada anakanak akan arti penting pendidikan mampu memotivasinya untuk menyelesaikan materi ujian. “Saya memang sudah berumur tapi saya harus bisa memberikan contoh pentingnya semangat belajar dan pendidikan kepada anak- anak,” ujarnya.
Karena itu, meski pekerjaannya di ladang saat ini tak lagi membutuhkan tanda bukti kelulusan pendidikan setara SMA namun UNPK paket C sangat penting baginya. Terlebih, pendidikannya dulu terbentur oleh kondisi perekonomian keluarga yang pas- pasan sehingga hanya mampu mengenyam pendidikan hingga Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara SMP.
Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Taufiqurrahman menyatakan hingga hari ketiga pelaksanaan UNPK 2015, tingkat kehadiran peserta mencapai sekitar 90%.
Agus joko
Mereka sangat antusias menggarap soal-soal yang ada, meski cukup lama tidak lagi memegang buku lantaran kesibukan mencari nafkah. Seperti yang terlihat di diri Suroso, 41, warga Desa Baturan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, kemarin. Bapak empat anak ini sangat serius menjawab satu per satu materi soal bahasa Inggris yang dipegangnya.
Beberapa kali dia mengerenyitkan dahi, berusaha keras memahami maksud pertanyaan- pertanyaan berbahasa Inggris. Jangankan arti, istilah maupun ejaan bacaannya banyak yang sudah lupa. Maklum, 20 tahun lebih situasi seperti ini tak pernah ditemuinya lagi, setelah pekerjaan sebagai kepala rumah tangga sudah sangat menyita waktunya.
Namun bagi Suroso, yang sehari-hari waktunya dihabiskan di ladang ini, kendala itu bukan lagi persoalan. “Sebisa mungkin tetap saya tuntaskan,” ujarnya usai pelaksanaan UNPK. Keinginan memberi contoh baik kepada anakanak akan arti penting pendidikan mampu memotivasinya untuk menyelesaikan materi ujian. “Saya memang sudah berumur tapi saya harus bisa memberikan contoh pentingnya semangat belajar dan pendidikan kepada anak- anak,” ujarnya.
Karena itu, meski pekerjaannya di ladang saat ini tak lagi membutuhkan tanda bukti kelulusan pendidikan setara SMA namun UNPK paket C sangat penting baginya. Terlebih, pendidikannya dulu terbentur oleh kondisi perekonomian keluarga yang pas- pasan sehingga hanya mampu mengenyam pendidikan hingga Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara SMP.
Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Taufiqurrahman menyatakan hingga hari ketiga pelaksanaan UNPK 2015, tingkat kehadiran peserta mencapai sekitar 90%.
Agus joko
(ftr)
Explore More