Kesalahan Data LJUN Didominasi Daerah

Rabu, 15 April 2015 - 09:40 WIB
Kesalahan Data LJUN...
Kesalahan Data LJUN Didominasi Daerah
A A A
PALEMBANG - Hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional kemarin, panitia dari Unsri mulai melakukan labeling dan scanning ratusan ribu Lembar Jawaban (LJ) yang dikirimkan sekolah-sekolah di Sumsel.

Hingga pukul 16.00 WIB, diketahui masih adanya kesalahan pengisian data siswa dari sejumlah daerah. Koordinator Tim Pemindaian LJUN Saparudin mengatakan, kesalahan pengisian data siswa ini antara lain kurang sempurnanya pengisian dengan pensil pa da nomor peserta, tanggal lahir, bahkan pada lingkaran jawaban. Diperkirakan setiap daerah terdapat 2-3 lembar kesalahan pe ngisian data. “Bisa jadi ada sekitar 50 lembar sampai sore ini (kemarin),” jelasnya, kemarin.

Menurutnya, jika pengisian lingkaran tidak sempurna maka data ataupun jawaban siswa tidak akan terbaca mesin OMR scanner. Mesin akan berhenti sendiri dan itu menunjukkan adanya kesalahan. Bila sudah begitu, maka pihaknya turun tangan memperbaiki kesalahan data dengan menyempurnakan isian lingkaran secara manual.“Didominasi(kesalahan) siswa daerah yang mungkin jarang latihan pengisian soal sistem komputer,” tutur dia.

Saparudin menjelaskan, jika ada LJUN yang rusak karena cetakan, robek, ataupun terlipat, pihaknya akan menyisihkan untuk dilakukan prosesscanning dengan mesinberbedayakni imagescanner. Kalaupun image scanner tetap tidak bisa membaca data maka tim siap menyalin ke LJUN yang baru. “Untuk proses perbaikan yang parah seperti itu tentu di awasi pihak kepolisian dan Disdik dengan disertakan berita acaranya. Namun, saat ini belum ada,” jelasnya.

Sampai kemarin, kata dia, sudah hampir 90% panitia penyelenggara UN di 17 kabupaten/kota mengirimkan LJUN ke pihaknya. Hanya saja diberi kelonggaran untuk beberapa sekolah di daerah perairan untuk mengirimkan LJUN di hari terakhir ujian karena kondisi geografis.

Pihaknya juga membuka pelayanan 24 jam. Mengingat pengiriman bisa datang di waktu yang tidak pasti, seperti LJUN dari Lahat dan Empatlawang yang baru diterima pukul 04.00 WIB. “Kami targetkan 23 April proses scanning selesai untuk total 500.000 LJUN di Sumsel. Selanjutnya bisa masuk ke proses validasi selama dua hari, dan terakhir dikirim ke Puspendik pada 25 April,” terang Saparudin.

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menegaskan, UN merupakan pemetaan untuk menguji kejujuran sekolah. Dia berharap, setiap kepala dinas di Sumsel tidak menargetkan setiap sekolah di wilayahnya harus lulus 100%.

Selain UN bukan hal utama untuk menentukan kelulusan, pihak sekolah seharusnya yang justru lebih tahu kualitas peserta didik. “Kami harap Sumsel bisa men jadi wilayah putih. Artinya benar-benar menekankan kejujuran sekolah. Kalau pakai target, rasanya kurang bijak. Justru fungsi ujian itu kan mengevaluasi,” imbuh dia.

Sementara untuk UN berbasis komputer terpantau pihaknya masih lancar. Diketahui beberapa sekolah penyelenggara UN CBT sudah mempersiapkan maksimal fasilitasnya, meski harus menyewa genset seperti di SMK Swakarya Palembang.

Demi UN, Bermalam di sekolah

Demi pelaksanaan UN puluhan siswa SMK di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terpaksa bermalam di sekitar sekolah tempat pelaksanaan ujian yang dilaksanakan, kemarin. Sebanyak 13 siswa SMK 1 Mesuji Makmur, OKI , rela bermalam di SMK 1 Lempuing dan disekitar sekolah tempat ujian.

Karena sekolah tempat para siswa menempuh pendidikan belum bisa menyelenggarakan UN secara mandiri dan masih menginduk ke SMK 1 Lempuing Jaya. Kepala SMK 1 Mesuji Makmur, Wiryadi mengatakan, sebagian siswanya yang mengikuti ujian bermalam di rumah pendu duk di sekiitar sekolah.

Sebagian siswa lain bermalam di sekolah. “Sekolah kami belum cukup syarat untuk menyelenggarakan ujian,” katanya di SMK 1 Lempuing Jaya, kemarin. Meski masih menginduk, siswa tetap antusias mengikuti UN dan optimistis lulus ujian.

Wiryadi menuturkan, SMK 1 Mesuji Makmur merupakan sekolah lama dan saat ini belum memiliki gedung sekolah sehingga menumpang di SMP 2 Mesuji Makmur. Sebab itu, pihaknya meminta Pemkab OKI membantu pembangunan sekolah. “Lahanya sudah ada tapi belum dapat dibangun,” katanya.

Sementara Kepala SMK 1 Lempuing Jaya Sutrisno mengatakan, jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak 270 orang sedangkan yang menginduk berjumlah 97 orang. SMK Budi Utomo Lempuing Jaya berjumlah 31 siswa, SMK Darul Jamah Lempuing 7 siswa. Kemudian SMK 1 Mesuji 40 siswa, SMK Raden Fatah16 siswa. “Ada juga yang tidak hadir sebanyak 3 siswa dengan alasan mereka berhenti sekolah karena menikah,” jelas dia.

Ketua Dewan Pendidikan OKI Ir Turmudi didampingi anggota RM Berdikari, Ikhsan Hamidi dan Amrina Rosyada mengapresiasi perjuangan siswa yang harus mengikuti ujian meski harus bermalam di sekolah. “Kami patut bangga dengan semangat mereka. Kami berharap hasilnya maksimal,” tuturnya.

Yulia savitri/ M rohali
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7151 seconds (0.1#10.140)