163 Perlintasan Railbus Tanpa Palang Pintu
A
A
A
SOLO - Kasus tabrakan maut yang melibatkan railbus Bathara Kresna dengan pengendara sepeda motor di Sukoharjo Kota, tidak hanya dipicu ketidakhati- hatian pengendara.
Tidak adanya palang pintu pada setiap perlintasan, membuat jalur railbus rawan kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta, dari 173 perlintasan sebidang di sepanjang rel yang menghubungkan Solo-Wonogiri, hanya 10 yang dilengkapi palang pengaman. “Dari jumlah itu, baru 10 perlintasan yang dilengkapi dengan palang pintu. Sedangkan yang lain hanya perlintasan biasa yang tidak dilengkapi pengaman,” ucap pejabat Humas PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta Gatut Sutiyatmmoko kemarin.
Tidak hanya itu, dari jumlah tersebut ada sekitar 55 perlintasan liar yang berupa jalan setapak yang dibuat sendiri oleh warga sekitar untuk kepentingan masing-masing. Tidak hanya itu, di sejumlah titik banyak berdiri bangunan yang letaknya sangat dekat dengan rel kereta api. “Ini sangat membahayakan baik bagi warga maupun bagi keselamatan perjalanan railbus. Seharusnya ini segera ditertibkan instansi terkait,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Sabtu (11/3), railbus Batara Kresna meng hantamsepeda motor. Akibatnya, Anis, 54, warga Gajahan RT 1/1, Pasar Kliwon, Solo tewas karena mengalami luka parah. Satu orang lainnya, yakni Tiyem, 56, warga Gajahan RT 1/1, Pasar Kliwon, Solo hanya luka ringan. Kasus ini merupakan yang pertama pasca-railbus kembali dioperasikan Maret lalu.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo meminta masyarakat yang melintas di sepanjang jalur rel yang dilalui railbus meningkatkan kewaspadaan mereka. Terutama saat jam pengoperasian railbus pukul 07.00-14.00 WIB. “Kewaspadaan masyarakat cukup penting, apalagi banyak perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi dengan palang pintu,” ucap Kepala Dishubkominfo Solo Yosca Herman Soedrajad kemarin.
Terkait kecelakaan yang dialami railbus Bathara Kresna dan Batik Solo Trans, Dishubkominfo berencana melakukan doa bersama dalam waktu dekat ini. Acara tersebut akan dikemas secara sederhana namun penuh mak na dan melibatkan sejumlah elemen masyarakat Kota Solo dan sekitarnya.
“Kami cukup prihatin dengan kecelakaan yang menimpa railbus dan juga BST beberapa waktu lalu, harusnya itu bisa dihindari jika berbagai pihak tetap berhati-hati dalam berkendara,” kata pria yang akrab disapa Herman tersebut.
Dengan doa bersama tersebut, kejadian serupa diharapkan tidak akan terjadi di kemudian hari. Pengoperasian railbus maupun BST akan berjalan lancar tanpa adanya halangan sedikit pun.
Arief setiadi
Tidak adanya palang pintu pada setiap perlintasan, membuat jalur railbus rawan kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta, dari 173 perlintasan sebidang di sepanjang rel yang menghubungkan Solo-Wonogiri, hanya 10 yang dilengkapi palang pengaman. “Dari jumlah itu, baru 10 perlintasan yang dilengkapi dengan palang pintu. Sedangkan yang lain hanya perlintasan biasa yang tidak dilengkapi pengaman,” ucap pejabat Humas PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta Gatut Sutiyatmmoko kemarin.
Tidak hanya itu, dari jumlah tersebut ada sekitar 55 perlintasan liar yang berupa jalan setapak yang dibuat sendiri oleh warga sekitar untuk kepentingan masing-masing. Tidak hanya itu, di sejumlah titik banyak berdiri bangunan yang letaknya sangat dekat dengan rel kereta api. “Ini sangat membahayakan baik bagi warga maupun bagi keselamatan perjalanan railbus. Seharusnya ini segera ditertibkan instansi terkait,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Sabtu (11/3), railbus Batara Kresna meng hantamsepeda motor. Akibatnya, Anis, 54, warga Gajahan RT 1/1, Pasar Kliwon, Solo tewas karena mengalami luka parah. Satu orang lainnya, yakni Tiyem, 56, warga Gajahan RT 1/1, Pasar Kliwon, Solo hanya luka ringan. Kasus ini merupakan yang pertama pasca-railbus kembali dioperasikan Maret lalu.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo meminta masyarakat yang melintas di sepanjang jalur rel yang dilalui railbus meningkatkan kewaspadaan mereka. Terutama saat jam pengoperasian railbus pukul 07.00-14.00 WIB. “Kewaspadaan masyarakat cukup penting, apalagi banyak perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi dengan palang pintu,” ucap Kepala Dishubkominfo Solo Yosca Herman Soedrajad kemarin.
Terkait kecelakaan yang dialami railbus Bathara Kresna dan Batik Solo Trans, Dishubkominfo berencana melakukan doa bersama dalam waktu dekat ini. Acara tersebut akan dikemas secara sederhana namun penuh mak na dan melibatkan sejumlah elemen masyarakat Kota Solo dan sekitarnya.
“Kami cukup prihatin dengan kecelakaan yang menimpa railbus dan juga BST beberapa waktu lalu, harusnya itu bisa dihindari jika berbagai pihak tetap berhati-hati dalam berkendara,” kata pria yang akrab disapa Herman tersebut.
Dengan doa bersama tersebut, kejadian serupa diharapkan tidak akan terjadi di kemudian hari. Pengoperasian railbus maupun BST akan berjalan lancar tanpa adanya halangan sedikit pun.
Arief setiadi
(ftr)