Janda Tua Penjaga Makam Ini Makan Nasi Aking Setiap Hari
A
A
A
NGANJUK - Karena tidak pernah mendapat beras raskin maupun dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Nenek Tukirah (56), seorang janda tua yang bekerja sebagai penjaga dan tukang bersih-bersih makam, bertahan hidup dengan makan nasi aking.
Nenek Tukirah, warga Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom ini merupakan salah satu dari sekian banyak warga miskin di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang tidak mendapat dana PSKS.
Meski sudah berkali-kali mendaftarkan diri ke RT tempatnya tinggal, tapi tetap saja setiap ada pembagian dana PSKS, Nenek Tukirah yang hidup sebatang kara tidak pernah mendapatkannya.
"Saya berharap pemerintah memberi dana PSKS, seperti warga miskin lainnya," kata Nenek Tukirah, Selasa (14/4/2015).
Kini, untuk menyambung hidup, Nenek Tukirah bekerja sebagai penjaga dan tukang bersih-bersih makam di desanya. Upah yang didapat juga tidak pasti. Kadang Rp2.000, Rp5.000, atau Rp10.000.
Karena penghasilannya yang minim itu pula, Nenek Tukirah terpaksa mengonsumsi nasi aking setiap hari.
Nenek Tukirah, warga Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom ini merupakan salah satu dari sekian banyak warga miskin di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang tidak mendapat dana PSKS.
Meski sudah berkali-kali mendaftarkan diri ke RT tempatnya tinggal, tapi tetap saja setiap ada pembagian dana PSKS, Nenek Tukirah yang hidup sebatang kara tidak pernah mendapatkannya.
"Saya berharap pemerintah memberi dana PSKS, seperti warga miskin lainnya," kata Nenek Tukirah, Selasa (14/4/2015).
Kini, untuk menyambung hidup, Nenek Tukirah bekerja sebagai penjaga dan tukang bersih-bersih makam di desanya. Upah yang didapat juga tidak pasti. Kadang Rp2.000, Rp5.000, atau Rp10.000.
Karena penghasilannya yang minim itu pula, Nenek Tukirah terpaksa mengonsumsi nasi aking setiap hari.
(zik)