UN Online Bermasalah
A
A
A
BANDUNG - Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMA sederajat dengan sistem computer based test (CBT) atau online di Kota Bandung masih bermasalah.
Sebanyak 52 siswa SMKN 1 Kota Bandung terlambat mengikuti UN online lantaran server sekolah sempat tidak bisa terhubung dengan serverpusat selama hampir 30 menit. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMKN 1, Dewi Anggrawati, membenarkan ada 52 siswanya yang belum mengikuti UN Bahasa Indonesia. “Kami masih menunggu informasi dari pusat. Kami telah langsung laporan ke operator yang ada di pusat. Tadi saat siswa membuka komputer ternyata soalnya tidak muncul,” kata Dewi kepada wartawan ke marin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, setelah menunggu kurang lebih setengah jam, Elih mengaku sudah mendapatkan kon fir masi dari pusat bahwa server sekolah sudah bisa terkoneksi dengan server pusat. “Siswa tadi tetap bisa melakukan UN hanya saja waktunya molor setengah jam dari jadwal yang sudah ditentukan,” kata Elih.
Padahal, menurut dia, sejak semalam pihak sekolah sudah memastikan bahwa server sekolah sudah tersambung dengan server pusat. Baru kemarin pagi, tidak terhubung. Mengenai penyebabnya, Elih mengaku tidak tahu persis. “Sejauh ini belum ada laporan permasalahan serupa dari SMKN 3 maupun SMKN 13. Semuanya lancar-lancar saja,” tutur Kadisdik.
Sementara itu, pelaksanaan UN 2015 online di SMKN 3 dan SMKN 13 berjalan lancar. Kepala SMKN 3 Iwa Liswara Syamsu mengatakan, ujian ke ma rin dibagi menjadi tiga sesi, mu lai pukul 07.30-09. 30, 11.00-12.30, dan 14.00-16.00 WIB.
Untuk sarana, pihaknya menggunakan 240 unit komputer dan 40 laptop, penyediaan 9 server ruangan termasuk 1 server utama. “Untuk listrik memang daya di sekolah kami sudah besar. Jadi kami tidak menggunakan genset. Hanya kami minta sama PLN agar tidak ada pemadaman listrik secara bergilir di daerah kami,” ungkap Iwa.
Kepala SMKN 3 mengklaim, bahwa pelaksanaan UN kali ini dengan jumlah siswa terbanyak di Indonesia karena mencapai 710 siswa. Selain itu, setiap ruang diawasi oleh dua pengawas dan satu teknisi. Karena jumlah siswa yang banyak, maka pihaknya menggunakan 9 ruang khusus untuk UN. “Setiap kelas diisi oleh 20- 40 siswa jadi untuk satu sesi men capai 240 siswa,” kata dia.
Iwa menuturkan, sebelum pelaksanaan UN CBT, SMKN 3 hanya memiliki satu server untuk itu pihaknya menggelontorkan ratusan juta untuk penambah server, dana tersebut diperoleh dari dana sharing, sebagian dari dana Bantuan Operational Sekolah (BOS), masyarakat, dan Komite Sekolah. Sekolah menerima password soal dari serverpusat pada pukul 07.00 WIB, yakni setengah jam sebelum UN dimulai. Sejauh ini siswa tidak ada kesulitan dalam log in ke sistem tersebut.
Sementara itu, siswa SMKN 3 mengaku sudah selesai mengerjakan soal setengah jam sebelum waktu habis. Akan tetapi mereka mengaku merasa tegang dikarenakan ada penunjuk waktu pada layar komputer. “Di layar terpampang timer ujian yang dihitung mundur. Jujur, kami merasa tegang dalam mengerjakan soal karena hal itu. Belum lagi, hari ini soal membahas Bahasa Indonesia yang notabene banyak paparannya, jadi harus benar-benar dibaca secara detail,” ungkap salah satu siswa Resy Yasinza dan Anisa, dari jurusan Multimedia.
Anisya Setiawati mengaku, gugup karena pelaksanaan uji an secara komputer baru per tama kali diadakan di sekolah tersebut. Meski diakui sudah melakukan simulasi dan try out beberapa kali, rasa gugul khawatir salah mengklik jawaban, ternyata tetap ada. “Kami juga khwatir, besok (hari ini) saat ujian mata pelajaran Bahasa Inggris. Pada sesi soal listening berjumlah 15 soal, berarti tidak aka nada pengulangan dan penambahan waktu. Apalagi besok (Rabu) saat mata pelajaran matematika, pasti akan lebih gugup karena harus menghitung dan waktunya pasti di batasi lebih ketat,” tutur Anisya.
Kepala SMKN 13 Anne Sukmawati menyebutkan, UN 2015 kemarin berjalan lancar. Sistem dan siswa tidak ada yang gagal log in. Bahkan sebagian besar siswa, satu jam sebelum waktu ujian habis, sudah banyak yang menyelesaikan soal. “Mungkin karena siswa kami terbiasa menggunakan ujian dengan komputer atau gadget, jadi tidak ada hambatan sejauh ini. semua lancar,” kata Anne.
Dia menyebutkan, jumlah siswa yang mengikuti ujian pada sesi pertama mencapai 100 orang dan semuanya hadir sesuai dengan data siswa. Meskipun telah menyediakan pengawasa dan teknisi di setiap ruang, pihaknya pun memantau setiap kelas dengan menggunakan CCTV.
Siswa Dijemput
Ujian onlinedi tiga sekolah di Kabupaten Bandung, yakni SMK Pasundan 1 Banjaran, SMKN 1 Katapang, dan SMK Bhakti Nusantara Cileunyi pun berjalan lancar. Agar seluruh siswa ikut UN, pihak sekolah melakukan penjemputan. Namun, sekolah pelaksana ujian dengan sistem baru itu sempat khawatir dengan kondisi cuaca yang da pat menyebabkan listrik mati sehingga menyiapkan genset sebagai langkah antisipasi.
Kepala SMK Pasundan 1 Banjaran Ade Sudrajat mengatakan, pada hari pertama pelaksanaan ujian pihaknya tidak mengalami kendala. Mulai dari koneksi, proses mengunduh naskah soal, hingga pengerjaan soal oleh siswa berjalan baik. “Mata pelajaran hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Sejauh ini terpantau lancar,” ujar Ade disela pelaksanaan UN, kemarin.
Menurut dia, sebanyak 398 siswa di sekolahnya juga tercatat hadir mengikuti ujian. Meski begitu, pihaknya bersama para siswa sempat khawatir seandainya listrik padam karena pengaruh cuaca buruk. Namun, pihaknya sudah menyiapkan dua genset sebagai langkah antisipasi dan telah meminta PLN setempat menjamin pasokan listrik.
Ade menilai jika pelaksanaan dengan sistem online meringankan beban sekolah dari segi anggaran. Selain praktis, UN berbasis komputer juga tak terlalu membuat repot petugas karena langsung terhubung dengan pusat. Terkait siswa yang tidak ikuti ujian, sekolah akan mendata dan langsung mengirimkan data itu ke pusat agar bisa mengikuti ujian susulan yang dilaksanakan 20 April-21 April nanti. “Untungnya di sini semua hadir. Kami juga ikut melakukan penjemputan agar siswa tidak terlambat,” kata Ade.
Pelaksanaan UN 2015 online hari pertama di SMA Negeri Cisarua, Kecamatan Cisarua, berjalan lancar tanpa ada kendala apapun. Kepala SMAN 1 Cisarua Lukman Hakim mengatakan, sebelum melaksanakan ujian, perangkat komputer dan server yang dimiliki sekolah telah dinyatakan layak dan lulus sesuai standar Kemendikbud.
Anne rufaidah/ Dila nashear/ Raden bagja mulyana
Sebanyak 52 siswa SMKN 1 Kota Bandung terlambat mengikuti UN online lantaran server sekolah sempat tidak bisa terhubung dengan serverpusat selama hampir 30 menit. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMKN 1, Dewi Anggrawati, membenarkan ada 52 siswanya yang belum mengikuti UN Bahasa Indonesia. “Kami masih menunggu informasi dari pusat. Kami telah langsung laporan ke operator yang ada di pusat. Tadi saat siswa membuka komputer ternyata soalnya tidak muncul,” kata Dewi kepada wartawan ke marin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, setelah menunggu kurang lebih setengah jam, Elih mengaku sudah mendapatkan kon fir masi dari pusat bahwa server sekolah sudah bisa terkoneksi dengan server pusat. “Siswa tadi tetap bisa melakukan UN hanya saja waktunya molor setengah jam dari jadwal yang sudah ditentukan,” kata Elih.
Padahal, menurut dia, sejak semalam pihak sekolah sudah memastikan bahwa server sekolah sudah tersambung dengan server pusat. Baru kemarin pagi, tidak terhubung. Mengenai penyebabnya, Elih mengaku tidak tahu persis. “Sejauh ini belum ada laporan permasalahan serupa dari SMKN 3 maupun SMKN 13. Semuanya lancar-lancar saja,” tutur Kadisdik.
Sementara itu, pelaksanaan UN 2015 online di SMKN 3 dan SMKN 13 berjalan lancar. Kepala SMKN 3 Iwa Liswara Syamsu mengatakan, ujian ke ma rin dibagi menjadi tiga sesi, mu lai pukul 07.30-09. 30, 11.00-12.30, dan 14.00-16.00 WIB.
Untuk sarana, pihaknya menggunakan 240 unit komputer dan 40 laptop, penyediaan 9 server ruangan termasuk 1 server utama. “Untuk listrik memang daya di sekolah kami sudah besar. Jadi kami tidak menggunakan genset. Hanya kami minta sama PLN agar tidak ada pemadaman listrik secara bergilir di daerah kami,” ungkap Iwa.
Kepala SMKN 3 mengklaim, bahwa pelaksanaan UN kali ini dengan jumlah siswa terbanyak di Indonesia karena mencapai 710 siswa. Selain itu, setiap ruang diawasi oleh dua pengawas dan satu teknisi. Karena jumlah siswa yang banyak, maka pihaknya menggunakan 9 ruang khusus untuk UN. “Setiap kelas diisi oleh 20- 40 siswa jadi untuk satu sesi men capai 240 siswa,” kata dia.
Iwa menuturkan, sebelum pelaksanaan UN CBT, SMKN 3 hanya memiliki satu server untuk itu pihaknya menggelontorkan ratusan juta untuk penambah server, dana tersebut diperoleh dari dana sharing, sebagian dari dana Bantuan Operational Sekolah (BOS), masyarakat, dan Komite Sekolah. Sekolah menerima password soal dari serverpusat pada pukul 07.00 WIB, yakni setengah jam sebelum UN dimulai. Sejauh ini siswa tidak ada kesulitan dalam log in ke sistem tersebut.
Sementara itu, siswa SMKN 3 mengaku sudah selesai mengerjakan soal setengah jam sebelum waktu habis. Akan tetapi mereka mengaku merasa tegang dikarenakan ada penunjuk waktu pada layar komputer. “Di layar terpampang timer ujian yang dihitung mundur. Jujur, kami merasa tegang dalam mengerjakan soal karena hal itu. Belum lagi, hari ini soal membahas Bahasa Indonesia yang notabene banyak paparannya, jadi harus benar-benar dibaca secara detail,” ungkap salah satu siswa Resy Yasinza dan Anisa, dari jurusan Multimedia.
Anisya Setiawati mengaku, gugup karena pelaksanaan uji an secara komputer baru per tama kali diadakan di sekolah tersebut. Meski diakui sudah melakukan simulasi dan try out beberapa kali, rasa gugul khawatir salah mengklik jawaban, ternyata tetap ada. “Kami juga khwatir, besok (hari ini) saat ujian mata pelajaran Bahasa Inggris. Pada sesi soal listening berjumlah 15 soal, berarti tidak aka nada pengulangan dan penambahan waktu. Apalagi besok (Rabu) saat mata pelajaran matematika, pasti akan lebih gugup karena harus menghitung dan waktunya pasti di batasi lebih ketat,” tutur Anisya.
Kepala SMKN 13 Anne Sukmawati menyebutkan, UN 2015 kemarin berjalan lancar. Sistem dan siswa tidak ada yang gagal log in. Bahkan sebagian besar siswa, satu jam sebelum waktu ujian habis, sudah banyak yang menyelesaikan soal. “Mungkin karena siswa kami terbiasa menggunakan ujian dengan komputer atau gadget, jadi tidak ada hambatan sejauh ini. semua lancar,” kata Anne.
Dia menyebutkan, jumlah siswa yang mengikuti ujian pada sesi pertama mencapai 100 orang dan semuanya hadir sesuai dengan data siswa. Meskipun telah menyediakan pengawasa dan teknisi di setiap ruang, pihaknya pun memantau setiap kelas dengan menggunakan CCTV.
Siswa Dijemput
Ujian onlinedi tiga sekolah di Kabupaten Bandung, yakni SMK Pasundan 1 Banjaran, SMKN 1 Katapang, dan SMK Bhakti Nusantara Cileunyi pun berjalan lancar. Agar seluruh siswa ikut UN, pihak sekolah melakukan penjemputan. Namun, sekolah pelaksana ujian dengan sistem baru itu sempat khawatir dengan kondisi cuaca yang da pat menyebabkan listrik mati sehingga menyiapkan genset sebagai langkah antisipasi.
Kepala SMK Pasundan 1 Banjaran Ade Sudrajat mengatakan, pada hari pertama pelaksanaan ujian pihaknya tidak mengalami kendala. Mulai dari koneksi, proses mengunduh naskah soal, hingga pengerjaan soal oleh siswa berjalan baik. “Mata pelajaran hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Sejauh ini terpantau lancar,” ujar Ade disela pelaksanaan UN, kemarin.
Menurut dia, sebanyak 398 siswa di sekolahnya juga tercatat hadir mengikuti ujian. Meski begitu, pihaknya bersama para siswa sempat khawatir seandainya listrik padam karena pengaruh cuaca buruk. Namun, pihaknya sudah menyiapkan dua genset sebagai langkah antisipasi dan telah meminta PLN setempat menjamin pasokan listrik.
Ade menilai jika pelaksanaan dengan sistem online meringankan beban sekolah dari segi anggaran. Selain praktis, UN berbasis komputer juga tak terlalu membuat repot petugas karena langsung terhubung dengan pusat. Terkait siswa yang tidak ikuti ujian, sekolah akan mendata dan langsung mengirimkan data itu ke pusat agar bisa mengikuti ujian susulan yang dilaksanakan 20 April-21 April nanti. “Untungnya di sini semua hadir. Kami juga ikut melakukan penjemputan agar siswa tidak terlambat,” kata Ade.
Pelaksanaan UN 2015 online hari pertama di SMA Negeri Cisarua, Kecamatan Cisarua, berjalan lancar tanpa ada kendala apapun. Kepala SMAN 1 Cisarua Lukman Hakim mengatakan, sebelum melaksanakan ujian, perangkat komputer dan server yang dimiliki sekolah telah dinyatakan layak dan lulus sesuai standar Kemendikbud.
Anne rufaidah/ Dila nashear/ Raden bagja mulyana
(ftr)