Empat Pelajar Yogyakarta Ikuti UN di Lapas
A
A
A
YOGYAKARTA - Empat pelajar di Yogyakarta mengikuti Ujian Nasional di Lapas, karena berperkara dengan hukum.
Dua pelajar UN di Lapas Klas IIA Wirogunan Yogyakarta, berinisial MA dan WR. Keduanya, terkait kasus penganiayaan 'Hello Kitty' di wilayah Bantul.
Mereka mengikuti ujian Paper Based Test (PBT) yang dilakukan di ruang konseling lapas dengan pendampingan delapan sipir.
Kepala Lapas Wirogunan Yogyakarta, Zaenal Arifin mengatakan, kedua siswa tersebut dititipkan dari wilayah Bantul sebulan lalu. Sebab, di Lapas Bantul tidak terdapat tahanan khusus perempuan.
"Proses hukum masih berjalan, belum ada putusan tetap. Jadi, tahanan ini hanya titipan," katanya pada wartawan, Senin (13/4/2015).
Usai menerjakan soal Bahasa Indonesia, mereka kembali ke ruangan masing-masing. Begitu juga pelajar yang mengikuti UN di Lapas Cebongan, Sleman. Mereka terjerat kasus penyambretan di wilayah Sleman, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Baskoro Aji menyampaikan sudah ada koordinasi antara dinas dengan pihak lapas. Sehingga, pelaksanaan UN di Lapas tidak ada kendala berarti.
"Kita kirim tiga orang pelaksana. Satu orang guru membawa soal, dan dua lainnya pengawas pelaksanaan UN di lapas," katanya.
Aji menyebut UN tingkat SMA sederat di DIY diikuti oleh 48.612 siswa. Jumlah itu termasuk yang mengikuti paket C.
Rinciannya terdapat 206 SMA/MA, 176 SMK, 16 SMALB, 27 SMA inklusi, dan 70 PKBM penyelengara Paket C.
Dua pelajar UN di Lapas Klas IIA Wirogunan Yogyakarta, berinisial MA dan WR. Keduanya, terkait kasus penganiayaan 'Hello Kitty' di wilayah Bantul.
Mereka mengikuti ujian Paper Based Test (PBT) yang dilakukan di ruang konseling lapas dengan pendampingan delapan sipir.
Kepala Lapas Wirogunan Yogyakarta, Zaenal Arifin mengatakan, kedua siswa tersebut dititipkan dari wilayah Bantul sebulan lalu. Sebab, di Lapas Bantul tidak terdapat tahanan khusus perempuan.
"Proses hukum masih berjalan, belum ada putusan tetap. Jadi, tahanan ini hanya titipan," katanya pada wartawan, Senin (13/4/2015).
Usai menerjakan soal Bahasa Indonesia, mereka kembali ke ruangan masing-masing. Begitu juga pelajar yang mengikuti UN di Lapas Cebongan, Sleman. Mereka terjerat kasus penyambretan di wilayah Sleman, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Baskoro Aji menyampaikan sudah ada koordinasi antara dinas dengan pihak lapas. Sehingga, pelaksanaan UN di Lapas tidak ada kendala berarti.
"Kita kirim tiga orang pelaksana. Satu orang guru membawa soal, dan dua lainnya pengawas pelaksanaan UN di lapas," katanya.
Aji menyebut UN tingkat SMA sederat di DIY diikuti oleh 48.612 siswa. Jumlah itu termasuk yang mengikuti paket C.
Rinciannya terdapat 206 SMA/MA, 176 SMK, 16 SMALB, 27 SMA inklusi, dan 70 PKBM penyelengara Paket C.
(sms)