Mendikbud Jamin UN CBT Lancar

Senin, 13 April 2015 - 11:02 WIB
Mendikbud Jamin UN CBT Lancar
Mendikbud Jamin UN CBT Lancar
A A A
BOGOR - Sebanyak 2,7 juta siswa SMA/SMK di Indonesia mulai hari ini serentak akan mengikuti ujian nasional (UN).

Ujian berbasis komputer atau computer based test (CBT) di 580 sekolah ini dijamin lancar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, persiapan UN sudah rampung. Semua naskah UN tulis atau paper based test (PBT) sudah sampai di kabupaten/kota dan terjaga aman. Kemendikbud juga memastikan 580 sekolah yang menggunakan CBT sudah siap dari segi komputer dan jaringan internetnya.

“Persiapan sudah rampung semua. Baik untuk UN PBT dan CBT sudah siap dan aman di hari pertama UN,” katanya usai mengunjungi Kampung Matematika di Desa Laladon, Bogor, kemarin. Anies mengatakan, banyak pihak yang mengkhawatirkan adanya kendala di UN CBT. Namun dia memastikan UN berbasis komputer yang baru pertama kali diadakan secara national tahun ini akan aman dan lancar.

Salah satu antisipasi yang dilakukan Kemendikbud adalah memastikan tidak ada pemadaman bergilir oleh PLN. Menurut Anies, Kemendikbud sudah berkoordinasi dengan PLN agar aliran Listrik di sekolah UN CBT tetap hidup. Pengagas Indonesia Mengajar ini menerangkan, data sekolah mana dan di daerah mana UN CBT dilaksanakan sudah diserahkan ke PLN.

Namun Kemendikbud juga meminta sekolah untuk menyediakan tenaga cadangan melalui genset jika Listrik terpaksa mati. “Teknis pelaksanaan jika listrik mati atau komputer hang, sudah diatur di software-nya,” tutur Anies. Mendikbud menjelaskan, perangkat lunak yang digunakan dalam komputer UN telah dilengkapi dengan sistem yang dapat menyimpan semua jawaban yang telah dikerjakan siswa.

Dengan demikian, meskipun terjadi hang ataupun listrik padam, siswa tidak dirugikan. Ketika sistem sudah bisa kembali digunakan siswa bisa mulai mengerjakan dari nomor terakhir yang sudah diisi. Begitu pula dengan waktu pengerjaan ujian. Waktu yang dihitung benar-benar waktu yang digunakan siswa dalam mengerjakan soal. Jika terjadi masalah di tengah-tengah pelaksanaan, maka sistem tidak akan menghitung waktu yang terbuang selama masalah terjadi.

Anies menekankan, Kemendikbud tidak meng khawatirkan adanya hacker yang bisa menggangu jalannya ujian. Sebab UN CBT tidak mengandalkan online Namun software yang dikendalikan sekolah. “Pemerintah sendiri sudah merencanakan adanya UN berbasis komputer sejak enam tahun lalu. Bahkan tahun lalu UN CBT sudah berhasil diimplementasikan bagi siswa yang mengikuti UN di Malaysia dan Singapura,” ujarnya.

Mendikbud berharap berbagai hal permasalahan yang ada di daerah terkait persiapan UN, pemerintah daerah dapat segera melaporkan ke Kemendikbud. Komunikasi antara pusat dan daerah, kata Mendikbud, harus terus intensif dilakukan. “Ini dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan UN. Berbagai hambatan harus cepat ditangani agar tidak terjadi hambatan dalam pelaksanaan nanti,” tegas Mendikbud.

Dalam kesempatan ini, Men dikbud juga menekankan mengenai komponen integritas dalam pelaksanaan UN. Kejujuran atau integritas merupakan komponen terpenting dalam pelaksanaan UN, dan perlu di sampaikan kepada setiap guru, siswa, dan orang tua. Jangan lakukan transaksi bocoran soal dan jangan percaya juga terhadap adanya bocoran soal UN. Integritas sekolah sebagai salah satu penilaian yang akan dilakukan dan juga akan diberikan kepada perguruan tinggi negeri (PTN).

Anies yakin praktik kecurangan di UN 2015 bakal berkurang secara signifikan. Alasannya, adanya indeks integritas yang diuji setiap sekolah. Nantinya Panitia Ujian UN 2015 akan mendapatkan dua laporan, yakni laporan nilai UN siswa dan laporan indeks integritas yang dinilai dari proses penyelanggaraan UN.

Penilaian indeks ini diyakini Anies bisa menghilangkan praktik menyontek dan kecurangan lainnya.Kepala Pusat Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam UN CBT bersifat semi online. Artinya, kapasitas terminal dilayani oleh server lokal yang disinkronisasi dengan server pusat. Nizam menjelaskan, semi online dipilih karena banyak sekolah yang mampu melaksanakannya.

Apalagi tidak hanya komputer namun laptop juga bisa dipakai di UN CBT ini. Diketahui, jumlah naskah UN 2015 yang dicetak sejumlah 35 juta eksemplar. Naskah ini didistribusikan pada 18.552 SMA/SMK dan 50.515 SMP. Sementara jumlah peserta UN sebanyak 7,3 juta siswa terdiri dari 3,7 juta siswa SMP, 1,6 juta siswa SMA, sebanyak 1,1 siswa SMK, dan 632.214 siswa pendidikan kesetaraan. UN untuk ting kat SMA/SMK diselenggarakan pada 13 April-15 April. Sementara untuk tingkat SMP pada 4 Mei - 7 Mei.

601.000 Siswa SMA Gelar UN di Jabar

Di Jabar, pelaksanaan UN di ikuti 601.000 siswa dari tingkat SMA/SMK/MA, hari ini. Dalam pelaksanaan UN tahun ini, hanya ada beberapa sekolah saja yang siap melakukan UN dengan sistem Computer Base Test (CBT).

Di Kota Bandung, seluruh SMA dan MA melaksanakan UN masih dengan sistem manual. Sedangkan untuk SMK yang melakukan UN dengan sistem Computer Base Test (CBT) hanya diikuti tiga sekolah yakni SMKN 1, SMKN 3, dan SMKN 13.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Disdik Jawa Barat Dodin Rusmin Nuryadin berharap, panitia UN bisa menjunjung tinggi nilai etika, moral dan kejujuran. Jangan sam pai ada praktik transaksi soal kunci jawaban atau lainnya. “Meski nilai UN kini bukan menjadi syarat kelulusan, tapi siswa tetap harus fokus me nger jakan soal. Karena hasil UN tetap menjadi standar mutu baik mutu sekolahnya maupun siswanya sendiri,” katanya saat dihubungi kemarin.

Terkait distribusi soal, Dodin mengaku, sudah dilakukan sejak Kamis (9/4) malam. 3 juta eksemplar soal telah dikirim menggunakan 30 truk ke- 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. Titik pertama pengambilan soal dilakukan dari PT Galia di Bogor. Kemudian, soal diserahterimakan ke Disdik Jawa Barat dan didistribusikan dengan pengawalan polisi. Tiga juta eksemplar soal itu diperuntukkan bagi 510.000 siswa SMA/SMK/MA dan 30.000 paket C. Soal-soal itu untuk enam mata pelajaran.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, persiapan dan pengamanan penyelenggaraan UN sudah dilaksanakan sejak lama. Pemerintah Kota Bandung telah bekerja sama dengan aparatur keamanan setempat terkait Penjagaan Naskah Soal UN. Selain itu ada 4.440 pengawas yang akan hadir mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan Ujian Nasional SMA, MA, dan SMK di Kota Bandung.

Untuk antisipasi kebocoran soal UN manual, pihaknya telah mengecek langsung bahwa soal berada di ruang khusus yang disegel di setiap sub rayon. Sedangkan untuk sekolah yang me lakukan UN dengan CBT, soalnya sudah dikirim langsung dari pusat ke server sekolah. Hanya untuk password membuka soal tersebut, baru akan dikirimkan 1 jam sebelum UN dimulai.

“Kita menjamin seluruh siswa mendapatkan haknya dalam pelaksanaan UN hari ini. Tidak ada alasan lagi bagi sekolah untuk melarang siswa ikut UN, apa lagi karena soal pembiayaan. Semua aduan soal ditahannya kartu UN sudah diselesaikan. Dan semua siswa sudah mendapatkan kartu ujiannya,” papar Elih.

Sementara itu, sekolah pun mengaku sudah siap dalam pelaksanaan UN baik sekolah yang masih manual ujiannya, maupun sekolah yang menggunakan sistem CBT. Kepala SMAN 22 Hatta Saputra mengungkapkan, untuk soal UN masih berada di sub rayon di SMAN 11 Bandung. Pihaknya baru akan memgambil soal setiap hari selama UN berlangsung pada pukul 05.00WIB.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebocoran soal. “Untuk hari pertama ujian mata pelajaran yang diujikan yakni bahasa Indonesia. Siswa yang ikut ujian sebanyak 420 orang,” katanya.

Salah satu sekolah yang pelaksanaan UN dengan sistem CBT, Kepala SMKN 13, Anne Sukmawati mengaku pihaknya sangat siap untuk UN kali ini.Sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk untuk piloting CBT, pihaknya sudah melakukan persiapan dalam berbagai hal, mulai dari sarana prasarana, server pendukung, genset, bahkan penambahan daya listrik yang tak terbatas.

“Untuk komputer kami menyediakan 100 unit yang terbagi di 4 ruangan khusus. Setiap ruangan maksimal akan diisi siswa saat ujian 23-28 siswa. Jumlah keseluruhan siswa yang ikut UN ini sebanyak 273 siswa dan akan dibagi dalam 3 shift. Shift pertama mulai pukul 07:30, selanjutnya 09:30, dan 14:00 WIB,” bebernya.

Ia menyebutkan, di setiap ruang UN nanti akan diawasi oleh 2 pengawas. Pihaknya juga menyediakan ruang dan teknisis khusus lengkap dengan gen set yang dekat dengan ruang server. Hal ini untuk mengantisipasi listrik yang errormaupun jaringan yang down.

“Kami bahkan memantau setiap ruangan dengan CCTV su paya jika ada yang mau melihat kondisi pelaksanaan UN tidak perlu langsung keruangannya. Ini untuk menjaga kenya manan dan ketenangan siswa dalam mengerjakan soal. Semua sudah kami perhitungkan dengan maksimal,” tandasnya.

Dari Kabupaten Subang, Kepala Dinas Pendidikan Subang Engkus Kusdinar menuturkan, 15.708 siswa siap mengikuti UN tahun ini. Dia memastikan, seluruh sekolah di Su bang menggelar UN secara ma nual. Hanya satu sekolah yang melaksanakan UN secara online, yakni SMKN 1 Subang. “UN online di SMKN 1 ini diikuti sekitar 360 siswa. Selain SMKN 1, semua sekolah lainnya UN manual,”ucapnya.

Dalam pelaksanaannya, kata dia, seluruh naskah UN sudah didistribusikan ke sekolah sejak Jumat (9/4), dengan titik bongkar di dua sekolah, yakni SMAN 1 Subang untuk naskah UN SMA/MA dan SMKN 1 Subang untuk naskah UN tingkat SMK. “Naskah tersebut selanjutnya disebar seluruh sub rayon dengan dikawal petugas kepolisian dari Polres Subang,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Karawaang Drs Nandang Mulyana mengungkapkan, sebanyak 23.780 siswa SMA sederajat diwilayahnya menjadi peserta UN tahun ini. Angka tersebut terdiri dari 9.875 siswa SMA, 12.589 SMK, dan 1.316 siswa MA.

Di temui terpisah, Kabid Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Disdikpora Karawang, Drs Amid Mulyana mengaku akan menindak tegas setiap pelaku perjokian dalam pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin (13/4) hingga Kamis (16/4) nanti.

“Jika diketahui terjadi perjokian, maka nama peserta yang dijokikan itu dipastikan tidak akan lulus dan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang menampungnya akan dikenai sanksi,” ujar Amid. Dia berharap, seluruh peserta UNPK Paket C dan PKBM dapat mengedepankan kejujuran dan kredibilitas dalam mengerjakan soal UNPK Paket C dengan tidak melakukan perjokian.

Amid menjelaskan, sedikitnya 1.884 peserta didik akan mengikuti UNPK program paket C. Dari jumlah peserta UNPK program paket C tersebut terdiri dari 1.298 peserta didik laki-laki dan 586 peserta didik perempuan yang tersebar di 42 PKBM dan 7 Pondok Pesantren selaku penyelenggara kegiatan pendidikan kesetaraan. “Tempat pelakasanaannya dibagi menjadi tiga lokasi, yakni di SMKN 2 Karawang, SMPN 3 Karawang dan SMPN 6 Karawang,” imbuhnya.

Siswa Dipungut Rp35.000

Sejumlah siswa SMK di Kabupaten Garut harus membayar Rp35.000 untuk bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) yang digelar serentak, hari ini. Sekjen Garut Governance Watch (G2W) Dedi Rosadi mengatakan, adanya pungutan terhadap para siswa peserta UN ini diketahui setelah pihaknya menerima laporan dari salah satu kepala SMK di Garut.

“Kami telah menerima laporan bahwa ada pungutan dalam penyelengaraan UN bagi para siswa SMK. Dasar hukumnya apa. Saya pikir pungutan ini tidak jelas, karena penyelenggaran ujian negara itu sepenuhnya telah ditanggung oleh negara. Lalu mengapa ada pungutan,” kata Dedi, kemarin.

Dari informasi yang dihimpun G2W, setiap sekolah mengalokasikan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membayar pungutan tersebut. Pungutan, tambah dia, di setorkan ke Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Garut.

“Kepala sekolah yang melapor kepada kami menuturkan, mereka semua dikumpulkan dalam rapat MKKS. Di rapat itu di paparkan bahwa setiap siswa peserta dikenakan biaya penyelenggaran UN sebesar Rp35.000, lalu biayanya disetorkan ke MKKS. Menurut mereka yang hadir dalam rapat, katanya biaya ini untuk operasional UN,” bebernya.

Dengan gamblang Dedi menyebutkan, pungutan tersebut sebagai sebuah pelanggaran. Dia menegaskan, para kepala sekolah SMK bisa menjadi korban di kemudian hari.

Neneng zubaidah/ Anne rufaidah/ Fani ferdiansyah/ Usep husaeni/ Nila kusuma
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6962 seconds (0.1#10.140)