Jalur KA TPS Kembali Dihidupkan

Kamis, 09 April 2015 - 16:45 WIB
Jalur KA TPS Kembali Dihidupkan
Jalur KA TPS Kembali Dihidupkan
A A A
SURABAYA - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan kembali menghidupkan jalur Kereta Api (KA) Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS). Pembukaan jalur ini diharapkan mengurangi waktu tunggu pengeluaran barang (dwelling time) peti kemas internasional, di Pelabuhan Tanjung Perak di TPS.

Data PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menyebutkan, selama ini, rata-rata dwelling time peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak, mencapai lima hari.

Dengan pembukaan jalur kereta api itu, waktu pengeluaran barang lebih cepat. Apalagi, keberadaan kereta ini akan membuat efisiensi sebesar 10%.

"Ini akan mendorong sistem logistik dalam pengiriman barang," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan, di Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (9/4/2015).

Jonan menambahkan, selama ini proses penurunan barang yang terjadi menempuh waktu cukup lama. Dengan adanya kereta ini, maka prosesnya menjadi lebih cepat, termasuk proses pengiriman yang terjadi.

"Ini merupakan tonggak kembali angkutan multi moda peti kemas di pelabuhan. Semua harus sinergi, supaya bisa menghasilkan hasil yang positif," terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, salah satu faktor yang memicu tingginya dwelling time petikemas internasional di pelabuhan adalah masalah angkutan barang.

Selama ini, pihak ekspedisi dan pemilik barang masih mengandalkan truk sebagai sarana untuk mengangkut peti kemas keluar dari pelabuhan.

Kondisi kemacetan di jalan raya dan jumlah truk yang terbatas, menjadi salah satu penyebab barang tersebut belum dapat dikeluarkan dari area pelabuhan.

“Kalau sudah ada clearence dari bea dan cukai, tapi angkutan yang membawa keluar belum tersedia, ya mau tidak mau barang itu masih berada di pelabuhan,” jelasnya, saat mendampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Djarwo menerangkan, kereta api peti kemas dapat menjadi alternatif untuk membawa barang menuju, maupun keluar pelabuhan. Terlebih, arus peti kemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak sudah mencapai lebih dari 3,1 juta TEU’s.

Dari jumlah tersebut 1,2 juta TEU’s, di antaranya adalah peti kemas internasional. “Arus petikemas semakin tahun semakin meningkat. Kereta api peti kemas ini merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan," tegasnya.

Terpisah, Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto mengatakan, kereta api pengangkut peti kemas sudah beropersi sejak tahun 1994. Hanya saja, pada tahun 2004 kereta api tersebut berhenti beroperasi.

Kini, angkutan kereta api peti kemas akan dihidupkan kembali untuk melayani pengangkutan peti kemas dari Surabaya menuju Jakarta.

“Operator kereta api adalah PT Kereta Api Logistik, bentuknya kerjasama dengan anak perusahaan Pelindo III, yakni PT Terminal Petikemas Surabaya. Frekuensinya sehari 2 kali keberangkatan dari Surabaya,” terangnya.

Kereta api pengangkut peti kemas itu, sambungnya, akan dilengkapi dengan 15-30 gerbong untuk peti kemas berukuran 40 feet. Kapasitas yang dapat diangkut dalam satu tahun sebesar 43.800 TEU’s.

Pada tahap awal, angkutan kereta api peti kemas ini akan digunakan untuk melayani petikemas berpendingin (reefer) bermuatan produk holtikultura.

“Tahap awal diprioritaskan bagi angkutan holtikultura menuju Jakarta. Sejak aturan pembatasan oleh Menteri Pertanian, impor holtikultura banyak yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak,” bebernya.

Saat ini, pengangkutan petikemas dengan menggunakan kereta api baru dilakukan melalui Terminal Petikemas Surabaya.

Seiring berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan pengangkutan peti kemas dengan kereta api akan dilakukan di terminal-terminal lain di Pelabuhan Tanjung Perak.

"Kami hanya menjual jasa, kalau operasionalnya dari PT Kalog," sambung Kepala Humas PT TPS Sholeh.

Senada, Direktur PT Kereta Api Logistik (Kalog) Budi Noviantoro mengatakan, dalam pengembangan ini pihaknya akan berupaya melakukan inovasi.

Sebagai tahap awal, proses pengiriman dilakukan melalui container yard (CY) dengan harga Rp2,9 juta/Teus. "Kami akan menambah fasilitas secara perlahan," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3866 seconds (0.1#10.140)